"Welcome to Minhee's Crazy Plan."
.Kalau ngomongin tentang Minhee, kayaknya gak bakal jauh-jauh sama kata kantin. Sebelum ke kelas? Ke kantin. Pelajaran kosong? Kantin. Bilangnya ke toilet eh malah ke kantin.
Kata Eunsang sih, Minhee gak suka cewek, sukanya kantin.
Nah, apalagi kalau istirahat gini. Minhee jadi orang pertama yang duduk di depan tempatnya Pakde yang jual bakso.
Beberapa menit kemudian, teman sekelasnya menyusul dan duduk di sekelilingnya.
“Minhee, lo jadi mau nembak si Alana?” tanya Junho yang duduk di hadapan Minhee. Laki-laki itu dengan tenang menyantap semangkuk bakso di depannya.
“Jadi,” katanya mantap.
Eunsang, Junho, Hyeongjun, dan Dongpyo menatap Minhee kagum. Masalahnya kok Minhee gak keliatan ada rasa gugup gitu takut ditolak cintanya? Iya, tau sih wajah Minhee cakep tapi emang masih ada ya yang mau diduain sama kantin? KANTIN loh ini. Cantik engga, bau makanan iya.
Hyeongjun menyenggol bahu Minhee. “Tuh, Alana-nya ada.”
Minhee menengokkan kepalanya. Alana, perempuan dengan rambut sebahu itu terlihat sedang mencari tempat duduk yang kosong di kantin. Tentu saja sekarang sudah dipenuhi murid-murid yang kelaparan setelah menahan kantuk tadi di kelas.
Minhee bertepuk tangan. “Bangun lo semua. Makan di kelas aja.” Minhee mengusir Eunsang dengan siomaynya, Junho dan Dongpyo dengan mie gorengnya, dan Hyeongjun dengan nasi gorengnya.
“Apaan-apaan nih?”
"Main ngusir aja bocah ya."
“Minhee lo mau ngapain sih?”
“Anjir! Udah pewe nih gue.”
Tentu saja keributan yang diciptakan mereka berempat menyita perhatian penghuni kantin. Tidak terkecuali Alana dan temannya.
Setelah memastikan keempat temannya terusir, Minhee menghampiri Alana.
“Lan, duduk disitu aja. Kosong," kata Minhee sembari menunjuk tempat duduknya tadi.
Alana hanya tersenyum dan menuruti saran Minhee. Dan entah darimana ada suara ‘cie cie’ timbul ketika Minhee duduk dihadapan Alana sambil memberikan sepiring nasi goreng. Lebih tepatnya nasi goreng hasil curian milik Hyeongjun.
Anaknya lagi kesel setengah mati, udah diusir, makanan yang belom sedikit pun dicicipi dirampas pula oleh si Minhee.
Teman Alana, Sena namanya, berdiri. Ia tidak mau jadi nyamuk antara Minhee dan Alana. “Lan, gue beli minuman dulu deh,” katanya beralasan.
Ketika Sena sedang mengantri untuk membeli minuman, banyak murid-murid yang berkumpul di tempat Alana tadi.
"TERIMA!"
"TERIMA!"
"TERIMA!"
Ketika Sena membelah kerumunan, di hadapannya sudah ada adegan dimana Minhee duduk berlutut dan mengangkat nasi goreng tadi layaknya sebuah bunga.
Semua yang menyaksikan itu tertawa, tidak terkecuali keempat teman Minhee, bahkan mereka sudah merekam menggunakan ponsel masing-masing. Minhee… Minhee…
“Gimana, Lan? Diterima gak?” celetuk salah satu orang di kerumunan.
Momen dimana Alana mengangguk, seluruh murid ikut berteriak senang. Sedangkan Minhee? Ia duduk di samping Alana seolah ia tidak pernah melakukan hal memalukan tadi.
“Lo semua bubar kek," kata Minhee. “Udahan acara nembaknya.”
“Gue nungguin adegan suap-suapan nasi goreng!” itu Dongpyo. Emang ngaco anaknya, suap-suapan itu adanya di drama bukan di kantin.
“GAK ADA," sungut Minhee. "Lo pikir gue buka request apa!”
Diiringi sorakan kecil kerumunan pun berangsur-angsur menghilang, menyisakan Minhee dan Alana.
Ah, jangan tanya semalu apa Alana. Wajah dan telinganya sampai memerah menahan malu.
Minhee menjulurkan tangannya, mengajak Alana bersalaman. “Tenang aja, Lan. Gue bakal jadi pacar yang baik buat lo.”
.
Note:
Mau absen, bucin Minhee angkat kakinyaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
it's kang minhee
FanfictionKang Minhee (n.) a boy who is never afraid of tomorrow. annoying and so loud but at the same time being the person you expect to be in your life