Tepat setelah Minhee keluar dari ruang guru—menyelesaikan remed- ia dihadiahi dengan keberadaan Alana. Hadiah? Minhee meralatnya. Wajah Alana sangat tidak bersahabat ketika itu.
Minhee akhirnya jujur sejujurnya dihadapan Alana. Apa alasan dia bohong, apa alasan dibalik semua perhatian Minhee selama tujuh hari ke Alana.
“Ya itu, Lan. Gue tahu gue bodoh banget hal kayak gini dimainin. Tapi gue niat, Lan. Lo tahu kan gue nembak lo di kantin itu— ah pokoknya gue tadinya pengen bikin itu berkesan karena waktu kita cuma sebentar.
"Gue mikirnya walaupun nanti gue gak berhasil bikin lo suka sama gue, setidaknya ada hal tentang gue yang nempel dipikiran lo. Gue awalnya cuma suka sama lo.
"Tapi, gue sekarang malah nambah suka sama lo. Ini bakal kurang ajar, tapi gue gak mau cuma tujuh hari doang. Boleh dilanjutin gak?”
Alana menahan senyum. Gak. Gak boleh. Alana harusnya marah karena udah dibohongin sama Kang Minhee.
Tapi, otak dan badan Alana tidak sejalan. Perlahan Alana menganggukkan kepalanya membuat Minhee kebingungan.
“Ngangguk tuh maksudnya apa?”
“Lanjutin.”
“Apanya?” tanya Minhee sembari tersenyum jail.
“Apa kek.”
“Lan,”
“Min,”
“Pacaran beneran nih?”
“Hm.”
"Tujuh bulan yuk targetnya."
“Tujuh bulan doang?”
"OH! mau tujuh puluh tahun? Ayok deh."
"Apasih."
"Apa? Mau nikah sekarang?"
"KANG MINHEE!"
🌻
Yes, everyone, it's kang minhee story and you're already reached the last chapter so thank you vvvvvvery much for reading this and please give love to this work and the one and only kang minhee imnidaa!
Have a great daaay!
KAMU SEDANG MEMBACA
it's kang minhee
FanfictionKang Minhee (n.) a boy who is never afraid of tomorrow. annoying and so loud but at the same time being the person you expect to be in your life