Bab 2

769 80 8
                                    

"Minhee's Promise."
.

Kang Minhee adalah seseorang yang selalu memegang perkataannya. Jadi, jika Minhee sudah berjanji maka ia akan melakukannya. Tetapi, Alana tidak akan menyangka jika Minhee benar-benar bertekad menjadi pacar yang baik bagi Alana.

Di kelasnya, X. IPA 1, Minhee sudah menunggu kedatangannya di depan kelas. “Pagi, Alana.”

“Pagi, Minhee.”

Tak cukup sampai disitu, Minhee mengikuti Alana sampai ke tempat duduknya. Hal ini menjadi perhatian bagi teman-teman sekelas Alana. Bahkan beberapa ada yang mulai berbisik. Alana merasa tidak nyaman.

“Lo mau ngapain?” tanyanya pelan.

“Lo kenapa gak bales chat gue semalem?” Minhee balik bertanya dengan volume besar.

Alana berdecak. “Ngomongnya pelan-pelan dong. Semalem tuh gue ketiduran.”

Minhee ber-oh ria. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya dan menaruhnya di meja Alana.

Permen? Untuk apa? Alana bertanya-tanya di dalam hatinya.

“Biar mulut lo wangi," kata Minhee seolah tahu isi pikiran Alana. "Jadi gak perlu ngomong pelan-pelan.”

Alana ingin protes tidak terima tapi Minhee terlebih dahulu memotong. “Pulang bareng gue, jangan kabur lo.”

Merasa urusannya sudah selesai, Minhee pergi dari kelas Alana.

“Gi, kok tiba-tiba pacaran sama Minhee?” itu Jehan, temen sekelas Alana bertanya.

Alana diam saja. Karena sejujurnya ia juga belum terlalu kenal dengan Minhee. Pacaran mereka pun terjadi karena suatu hal yang tentunya tidak akan ia beberkan ke semua orang.

“Ya lo gak tau aja kali, Je. Mereka dari lama mainnya backstreet concept.” kata Sena mewakili Alana. Hanya Sena yang tahu alasan mengapa Alana dan Minhee bisa kena kasus pacaran.

***

Alana itu murid biasa. Sama kayak murid lainnya, Alana juga pernah tidur di kelas, nyalin buku tugas temannya, dan minta teathering kuota. Ia gak pernah tuh dapet title ‘famous’.

Tapi setelah kejadian di kantin kemarin, Alana jadi lebih dikenal. Sekarang orang-orang sadar akan keberadaan Alana. Mereka tahu Alana adalah perempuan yang di tembak di kantin. Bangga? Boro-boro yang ada Alana malah malu. Banget.

“Males deh gue jalan sama lo,” kata Sena. “Kenapa sih orang-orang liatin lo sambil bisik-bisik.”

“Lo aja risih apalagi gue," imbuh Alana.

Kalau aja Alana gak traktir Sena lumpia basah, mana mau perempuan penyuka frozen itu mengantarnya jajan di luar sekolah.

Alana mengecek kembali ponselnya. Sudah lewat dua puluh menit Minhee bilang akan menunggunya di depan sekolah. Tapi masih belum muncul juga anaknya.

“Gue pulang duluan, ya.” ujar Sena. Ia sudah menerka kenapa Alana minta ditemenin jajan. Padahal biasanya kalau udah pulang sekolah gini, mana pernah Alana mau jajan.

Pasti nungguin Minhee, pikir Sena dalam hati.

“Yah, lo udah dijajanin masa kabur.”

Sena memutar mata. “Tuh, Minhee nungguin depan gerbang daritadi.”

“Eh, iya.”

Alana memegang tangan Sena. “Muka gue gimana? Gak berminyak kan? Atau ada apanya gitu?”

Wajah Sena terlihat shock. “Hih! Itu ada apaan Lan!”

Alana jadi ikutan panik. “Hah? Kenapa ada apa dengan muka gue?!”

“Udahlah, kentang mah kentang aja.”

Alana mencubit lengan Sena. Ngeselin. Kentang juga ada yang cantik kali. Cuma ini belum saatnya aja bagi kentang Alana menunjukkan pesonanya.

Daripada dengerin Sena yang bukannya bikin semangat malah bikin ngedrop, Alana menghampiri Minhee yang duduk di atas motornya.

.
.
.
.
Note:
Salah masukin username di covernya dong. Itu malah uname twt but lanjuuuut ::)

 Itu malah uname twt but lanjuuuut ::)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
it's kang minheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang