VI

789 41 1
                                    

"Aksa!"
Panggil Valeron lirih, selirih mungkin. Namun yang di panggil tidak menyaut

"Woi, Aksa!"
Panggil Valeron kedua kalinya masih lirih, sambil menyenggol siku Aksa

"Manggil gue?"
Sahut Aksa juga lirih

"Iyalah!"
Balas Valeron

"Kenapa?"
Tanya Aksa

"Lo punya roti nggak?"
Tanya Valeron balik

"Hah?"

"Roti! Punya nggak?"
Ulang Valeron

"Nggak ada. Buat apa?"
Jawab Aksa berlanjut bertanya

"Laper, belum sarapan gue tadi"
Jawab Valeron jujur

"Gilak lo! Tahan dulu napa, ini kita lagi ulangan, ketauan Pak Ridi ntar!"
Ucap Aksa terkejut dengan jawaban Valeron

"Masalahnya otak gue nggak jalan kalo perut gue belum keisi"
Balas Valeron

"Ya gimana, gue ga ada makanan ini"
Lanjut Aksa

"Sstt! Liaa!"
Panggil Valeron berusaha selirih mungkin, melanjutkan aksinya

"Liaaa!!!"
Ulang Valeron. Namun bukan Cecylia, tapi malah Dafinda lah yang menengok ke arah Valeron

"Dafinda, punya roti nggak?"
Tanya Valeron masih dengan suara lirih

"Apa?"
Tanya Dafinda kurang jelas dengan ucapan Valeron

"ROTI, R-O-T-I, ROTI"
Ulang Valeron memperjelas ucapannya

"Roti?"
Tanya Dafinda

"Iya, punya nggak?"
Balas Valeron mengangguk cepat, sedangkan Dafinda menggeleng

"Ck. Lia punya nggak coba tanya"
Pinta Valeron menunjuk Cecylia

"Lia, kamu punya roti?"
Tanya Dafinda pada Cecylia

"Buat apa?"
Tanya Cecylia balik

"Nggak tau, Veron"
Jawab Dafinda seadanya. Lantas Cecylia pun menengok ke arah Valeron, dan di dapatilah Valeron yang juga melihat ke arahnya

"Punya roti nggak?"
Tanya Valeron pada Cecylia

"Nggak, buat apa"
Jawab Cecylia yang juga bertanya balik

"Belum sarapan"
Sahut Valeron

Merasa sudah tidak kuat dengan kondisi perutnya, Valeron segera berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah Pak Ridi

"Mau ngapain dah tu bocah satu"
Ucap Cecylia. Sontak semua pasang mata menuju ke arah Valeron yang terlihat mendekati Pak Ridi

"Maaf, Pak"
Panggil Valeron

"Ya Valeron, ada apa?"
Tanya Pak Ridi

"Izin ke kamar mandi"
Ucap Valeron membuat mata Aksa, Cecylia dan juga Dafinda yang mengerti persoalannya membulatkan matanya

"Nggak bawa contekan, kan?"
Selidik Pak Ridi

"Nggak pak, bapak bisa cek sendiri kalau nggak percaya"
Balas Valeron seraya merentangkan kedua tangannya

"Ya sudah, jangan lama-lama"

"Makasih, Pak"

Lantas Valeron melenggang keluar kelas. Sebelum mencapai pintu, ia sempat melirik ke arah Aksa, Cecylia dan Dafinda, kemudian mengedipkan sebelah matanya, membuat ke tiga temannya saling berpandangan tak menyangka

🐾🐾🐾

"Gilak aja lo, Ver! Lagi ulangan masih sempet-sempetnya beli roti dan lo makan di kelas"
Ucap Aksa membuka suara saat mereka tiba di kantin

ValeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang