XX

679 55 5
                                    

"Mau langsung balik ke sekolah atau gimana?"
Tanya Valeron sambil memegang helmnya. Mereka baru saja selesai makan bersama

"Ke sekolah aja"

"Oke"

Helm pun keduanya pakai. Setelah bersiap di motornya, motor Valeron pun melaju meninggalkan cafe itu dengan Dafinda yang memegang sedikit baju Valeron karena Valeron menarik kencang gas motornya

Tak perlu berlama-lama, motor Valeron kembali tiba di sekolah. Setelah memarkirkan motor dan melepas helm, keduanya berjalan beriringan menuju kelas. Dan keadaan kelas masih sama saja. Sepi. Bahkan koridorpun yang biasanya sangat ramai dengan siswa-siswi terlihat sunyi senyap. Nampaknya semua sangat antusias dengan pertandingan bulu tangkis kali ini

"Mau liat badminton, Daf?"
Tawar Valeron pada Dafinda setibanya di kelas

"Nggak. Kamu aja"
Balas Dafinda mendudukkan diri

"Nggak deh"
Sahut Valeron ikut duduk di bangku yang biasa Cecylia tempati, di samping Dafinda

"Kenapa?"
Beo Dafinda tanpa menatap Valeron. Bahkan ia kembali membuka buku Fisikanya

"Kalo lo enggak, gue juga enggak"
Balas Valeron menatap Dafinda

"Kok gitu?"
Tanya Dafinda. Tangannya mulai sibuk dengan rumus-rumus Fisika

"Suka aja"
Balas Valeron ringan

"Eh, Daf"

"Hm"

"Kenapa lo nggak bikin usaha sendiri aja?"
Tanya Valeron tiba-tiba

"Maksudnya?"
Tanya balik Dafinda tanpa melepas pulpen di tangannya

"Elo kan udah punya skill bikin cappuccino cincau, dan menurut gue sih rasanya enak banget ga boong deh. Nah, kenapa lo nggak bikin gerai cappuccino cincau lo sendiri aja? Lo bisa bikin cafe kecil-kecilan kayak cafe tadi. Nggak usah besar-besar banget, yang penting tempatnya nyaman, bisa buat santai-santai, dan yang penting di jaman ini, instagramable"
Jelas Valeron panjang lebar mengenai pemikirannya

Mendengar penjelasan Valeron itu tiba-tiba membuka secercah harapan bagi Dafinda. Membuka bisnisnya sendiri. Namun, sedikit ia merasa ragu. Ia menatap Valeron
"Tapi kalau nggak jalan gimana?"

Bukannya apa-apa. Membuka bisnis itu uangnya tidaklah sedikit. Ia hanya merasa sayang semisal usahanya tidak berjalan, dan hanya membuang-buang uang saja. Valeron terlihat sedikit berpikir. Sejenak kemudian, ia menjentikkan jarinya

"Gini aja kalo gitu, elo promo aja di instagram dulu. Lo bikin akun khusus buat produk lo. Terus lo bikin sistem PO dulu aja. Paling nggak h-1 pembelian. Saran gue sih kasih harga murah dulu. Walaupun labanya sedikit, seenggaknya kalo gitu kan lo nggak bakal rugi. Nanti kan mereka bakal tau rasanya, kalo enak, pasti mereka balik lagi"
Jelas Valeron lagi

Dafinda mendengarkan dengan seksama. Ia rasa, ide Valeron itu patut di coba. Siapa tau bukan, usahanya ini bisa berkembang

"Gimana, Daf? Kalo lo masih takut urusan modal, gue bakal bantuin kok! Nanti gue buat promo juga di instagram gue. Ya walaupun followers gue nggak banyak, tapi lumayanlah. Nanti gue minta tolong juga sama Aksa, Alfaro, dan tim sepakbola gue. Mereka pasti mau bantuin!"
Papar Valeron berniat baik. Dafinda yang mendengar itu merasa tersentuh. Ternyata Valeron benar-benar baik

"Boleh!"
Setuju Dafinda akhirnya. Senyum tipis terukir dari bibirnya. Valeron yang melihat itu mengembangkan senyumnya lebar

Tiba-tiba, koridor terdengar mulai rame. Terlihat pula anak-anak yang melewati kelas Dafinda dan Valeron. Nampaknya pertandingan telah usai. Valeron melirik jam di tangan kirinya. Sudah pukul empat rupanya

ValeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang