XIV

669 48 2
                                    

"BRUKK! AWWWW!"

"DAFINDAAA!!!"

Valeron segera menghampiri Dafinda yang berada beberapa langkah di depannya

"Kok bisa jatuh?"
Valeron berjongkok lalu segera mengecek keadaan Dafinda. Sedangkan Dafinda meringis menahan sakit sambil menyoroti jalanan yang baru saja ia lewati

"Kulit pisang"
Ucap Dafinda membuat Valeron sedikit bingung. Ia pun mengikuti arah pandangan mata Dafinda

"Ya ampun, buang kulit pisang kok sembarangan, kan bahaya. Bentar, Daf"
Valeron berdiri lalu segera memungut kulit pisang tersebut. Ia langsung membuangnya ke tempat sampah yang berada tak jauh dari lokasinya

Setelah itu, Valeron kembali menuju ke Dafinda, "Mana yang sakit"

"Pergelangan kaki kanan"
Sahut Dafinda meringis. Valeron mengeceknya sebentar, sedangkan Dafinda berusaha menahan sakit

"Tadi waktu jatuh telapak kaki lo nekuk?"
Tanya Valeron. Dafinda mengangguk

"Salah tumpuan. Ayo balik ke rumah, gue obatin"
Ucap Valeron. Dafinda segera berusaha berdiri namun Valeron menahannya

Valeron segera berjongkok lalu membelakangi Dafinda. Ia kemudian menepuk-nepuk pundaknya, "Naik"

"Saya berat"
Tolak Dafinda tak enak, namun Valeron justru tergelak

"Santai, Daf. Yang jelas masih beratan si Siti daripada elo"
Siti adalah teman sekelas Valeron dan Dafinda yang berbobot lebih dari rata-rata. Dafinda tertawa kecil sebentar, membuat Valeron menyesal tak dapat melihatnya wajahnya yang sedang tertawa karena posisinya berjongkok membelakangi Dafinda

"Udah ayo naik"
Ucap Valeron. Akhirnya Dafinda naik ke atas punggung Valeron dengan hati-hati

Setelah siap, Valeron segera berdiri lalu berjalan sambil menggendong Dafinda menuju rumahnya. Untungnya jarak mereka belum terlalu jauh dari rumah

"Saya berat, ya"
Ucap Dafinda dengan nada rendah

"Nggak tuh"
Sahut Valeron tidak menyetujui ucapan Dafinda

"Jangan bohong"
Balas Dafinda

"Nggak berat, Dafinda. Kan gue udah bilang lebih berat Siti daripada elo"
Tutur Valeron

"Emang kamu pernah gendong Siti?"
Tanya Dafinda menanggapi ucapan Valeron. Sedangkan Valeron sedikit di buat bingung dengan pertanyaan Dafinda

"Nggak sih"

"Kalo belum pernah, jangan bilang lebih beratan Siti daripada saya"

"Kan keliatan, Dafinda"
Dafinda terkekeh kecil

Tak terasa Valeron dan Dafinda sudah sampai di rumah. Ia segera menuju sofa agar Dafinda bisa duduk. Namun baru saja memasuki ruang tengah, suara Rita mengejutkan mereka

"YA AMPUNNN!! ITU DAFINDA KAMU APAIN, VER?!"
Teriak Rita terkejut melihat Dafinda yang berada di punggung Valeron

"Jatuh, ma"
Balas Valeron kemudian melanjutkan langkahnya. Rita segera menyusul mereka

"Kok bisa jatuh? Gimana ceritanya?"
Tanya Rita setelah Dafinda sudah duduk dengan benar di sofa

"Tadi aku nginjek kulit pisang, tan"
Jawab Dafinda. Tangan kanannya sibuk mengurut pergelangan kakinya yang terasa sakit

"Dimana?"
Tanya Rita lagi

"Di depan rumahnya Pak Agil, ma"
Jawab Valeron

"Ya udah, kamu cepet ambil P3K"
Titah Rita pada Valeron. Valeron pun segera beranjak lalu mengambil obat P3K yang di perlukan

ValeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang