CHAPTER 3

1.1K 100 50
                                    


Jessica menangis hebat begitu Sehun meninggalkannya bersama JaeHoon yang ikut menangis bersamanya. Dia memang jahat pada Sehun tetapi bukan alasan bagi namja itu untuk bisa merendahkannya seperti ini. Asal Sehun tahu, tanpa bantuan namja itu dan keluarganya dia pasti bisa membiayai JaeHoon seorang diri. Jessica juga masih manusia biasa yang terluka jika harga dirinya di injak injak seperti tadi.

" Maaf JaeHoon-ah " ucap Jessica ketika anaknya menangis lebih keras dari sebelumnya.

" Eomma harus kuat dan tidak bolehh menangis lagi " Jessica menghapus air matanya yang seolah tidak berhenti berjatuhan.

Sementara dalam perjalanan, Sehun memikirkan kembali kata kata tadi kepada Jessica sampai membuatnya menangis. Apakah kata katanya sangat kasar tadi? Dia hanya marah karena foto mereka bisa membuat orang lain berpikir JaeHoon bukanlah anak kandungnya, padahal selama ini Sehun tidak pernah mau mengakui anaknya kecuali ada yang bertanya.

Kalau dia harus mengakui kesalahannya, mungkin perkataan terakhirlah yang paling menyakitkan mengatakan kalau Jessica tidak akan mampu mengurus JaeHoon sendiri. Selama ini sebagai seorang ibu Jessica sudah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik, seorang ibu pasti akan melakukan apa saja untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. Jadi kesalahan besar kalau dia berpikir Jessica tidak akan bisa mengurus anaknya tanpa bantuannya.

----------------

Setiba di kantor, Sehun langsung dipanggil ke ruangan ayahnya. Sang ayah melemparkan sebuah lembaran kertas berisikan semua tagihan pengeluaran kartu kredit perusahaan yang Sehun pegang selama satu bulan terakhir yang sangat tidak terkontrol.

" Apa kau sudah gila?! " marah Tuan Oh melemparkan kertas kepada Sehun.

Sehun mengambil kertas itu dan membacanya, sekarang dia mengerti kenapa ayahnya langsung marah tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Itu adalah catatan pengeluaran yang dia pakai selama satu bulan terakhir yang hampir mencampai dua puluh juta won atau sekitar dua ratus lima puluh juta rupiah. Sehun sendiri ikut terkejut masalahnya dia membiarkan Irene mengambil kartu kredit miliknya tanpa tahu apa saja yang dia beli dengan kartu itu.

" Kau ini seorang ayah! Bagaimana kau bisa tidak berubah lebih dewasa sedikitpun?! Mulai sekarang, kembalikan semua kartu kredit yang kau miliki dan kau hanya akan menerima gaji setiap bulannya "

" Appa " Sehun merajuk

" Jangan membantah! Kau seharusnya malu pada dirimu, bisa bisanya kau belanja dan menghabiskan uang tanpa memikirkan anakmu sama sekali. memalukan! "

" Aku baca semua tagihanmu dan kau banyak menghabiskan uang di toko baju wanita. Untuk siapa sebenarnya itu semua? Kau menghabiskan uang karena wanita tapi tidak sekalipun memikirkan kebutuhan anakmu sendiri. Kau sangat memalukan! " lanjut Tuan Oh berbicara lebih keras

Sehun terdiam, mana mungkin dia menjawab kalau itu semua untuk Irene mantan kekasihnya. Ayahnya akan semakin murka jika sampai tahu.

Sehun bahkan tidak bisa marah atau melawan karena menyadari kesalahannya, ia mengeluarkan dompet untuk mengembalikan semua kartu kredit yang dia punya. Ayahnya pantas marah dan dia juga akan marah kepada Irene bisa meghabiskan uang sebanyak itu tanpa berpikir.

" Bayar semua tagihanmu sendiri, kalau ini bukan untuk JaeHoon atau Jessica aku tidak mau mengeluarkan uang sepersen pun " ujar Tuan Oh sebelum anaknya keluar.

Keluar dari ruangan Tuan Oh, Sehun mengirim pesan kepada Irene untuk mengajaknya bertemu dan mengambil kartu kreditnya yang dipegang Irene. Bagaimana tidak boros, semenjak Sehun berubah menjadi royal, Irene tidak mau melewatkan kesempatan setiap hari dengan belanja barang barang mewah dan makan di restoran berkelas setiap hari. Kapan lagi dia bisa belanja sepuasnya tanpa perlu melihat harga dan mendapatkan apapun yang dia inginkan. Sehun tahu kebaikannya dimanfaatkan tetapi dia sudah menjadi budak dari rasa bersalahnya sampai tidak bisa berpikir lagi kalau Irene sudah melewati batas.

SUDDENLY DADDY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang