Jaemin kagum pada Jaehyun.
Ayolah, siapa yang akan menolak pesona seorang Jung Jaehyun yang kelewat tampan dan gagah ketika sedang berlatih perang, apalagi ditambah kecerdikannya? Oh tentu tidak ada.
Mungkin jika Jaemin ketahuan mengagumi sosok pangeran negeri seberang, ia bisa dikatakan sebagai pengkhianat. Jaemin benci fakta bahwa negerinya dan negeri seberang, Kerajaan Kegelapan, harus terjadi konflik sengit yang mengakibat kedua kerajaan tersebut bermusuhan.
Jaemin tidak bisa mengemukakan kekagumannya pada sosok gagah Jung Jaehyun secara sembarangan. Tentu di negerinya itu termasuk terlarang.
Tidak pernah didapatinya seseorang membicarakan Kerajaan Kegelapan bahkan bangsa Kegelapan, sebelum ia mencuri dengar obrolan Tuan Putri Kim Chaewon pada kawan karibnya, Lee Felix. Dengan sangat kasual, gadis terhormat itu membicarakan petualangan hebat kakaknya, Putri Mahkota Kim Jiho, di wilayah perbatasan.
"Kak Jiho bilang tempat itu gelap. Pepohonan tumbuh rapat, menghalau cahaya matahari masuk. Aku penasaran seperti apa kehidupan di sana."
"Jadi kamu berencana pergi ke hutan bagian selatan?" tanya Felix yang dibalas anggukkan semangat oleh Chaewon tanpa melepas senyum manisnya.
"Dasar gila," ujar Felix sebelum terlarut lagi pada tulisannya.
Jaemin harus mengamini perkataan Felix. Untuk gadis seukuran Chaewon yang menurutnya gadis itu lumrah senang terlarut pada hal-hal yang disukai gadis pada umumnya; bersolek, berkebun dan pesta. Ternyata sang tuan putri sedikit berbeda dari bayangannya. Pemikirannya liar layaknya laki-laki. Sama seperti kakaknya.
Kakaknya, Jiho, jauh dari bayangan seorang Tuan Putri. Tingkah lakunya yang nakal dan keras kepala membuat para bangsawan geleng-geleng keheranan. Seringkali Jaemin melihat Jiho memakai baju zirah dan kasut berwarna coklat yang terbuat dari serat hewan serta memegang pedang tajam mengkilapーbiasa dipakai untuk berlatih perang. Bahkan tidak jarang Jaemin berlatih memanah bersama Jiho.
Bisa dipastikan Chaewon menuruni sifat kakaknya. Aneh, sebelumnya, Jaemin tidak pernah mendapati Chaewon seperti itu. Chaewon anggun sebagaimana mestinya seorang putri kerajaan. Gadis itu menyukai bungaーia tahu hal ini karena sering melihatnya berada di sekitaran kebun milik Sujeong di sebelah timur wilayah kerajaan. Chaewon juga menyukai gaun, Ibu Jaemin sering menghadiahinya gaun dengan banyak manik indah. Jaemin tidak ingin munafik, Chaewon cantik. Ada pesona yang berbeda pada dirinya tapi ia tidak bisa menjelaskannya. Sayang sekali Chaewon dikelilingi oleh orang-orang seperti Jiho yang jantan serta Felix yang perkataannya kelewatan tidak sopan. Pemikirannya terkontaminasi.
Chaewon lebih pantas bergaul dengan Jeon Heejin dan Wang Yiren yang senang bersolek atau Im Nayeon, kakak sepupu gadis itu, yang kepandaiannya macam professor.
"Pssst, Felix, mau dengar sesuatu yang lebih gila?" tanya Chaewon dengan berbisik, tentu masih terdengar oleh Jaemin. Mereka sedang di perpustakan yang sangat sepi, frekuensi suara yang diucapkan Chaewon tidak terlalu kecil untuk di dengar telinga manusia.
"Apa?"
"Coba tebak siapa yang ditemui oleh Kak Jiho ketika ia tiba di sungai?"
Dahi Felix mengernyit, penasaran. "Siapa? Jangan katakan kakakmu bertemu salah satu dari bangsa kegelapan itu?"
Chaewon tersenyum tipis. "Exactly, tapi ini jauh lebih hebat." Chaewon menjeda ucapannya lalu merapatkan tubuhnya pada Felix yang tidak sabar mendengar perkataan gadis itu.
"Pangeran Kegelapan, Jung Jaehyun."
Sial, Jaemin jadi tertarik pada pernyataan Chaewon.