F A L L - 24. Ancaman Sagherta

63 9 0
                                    

ELISA melihat buah apel segar yang ada di depannya. Ia bersama Bertha sedang berada di pasar. Ini adalah kali pertama Bertha menemaninya berbelanja di pasar. Elisa lebih sering sendiri, jika berdua yang menemaninya bukanlah Bertha melainkan Ernie

"Ketika sedang memilih apel samar-samar ia melihat Sagherta yang memandanginya, ketika ia melihatnya dengan baik-baik Sagherta menghilang dari pandangannya

"Elisa," Tak jauh darinya, Edward datang menghampiri Elisa

"Ed, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Elisa yang takjub menemukan Edward di pasar

"Hanya ingin jalan-jalan saja sebelum besok kembali ke asrama," jelas Edward, "kau keberatan jika aku menemanimu?"

"Tidak,"

"Nona aku sudah memilihkan beberapa apel untukmu nona," kata Bertha yang dijawab dengan anggukan oleh Elisa. Elisa kemudian berjalan ke toko aksesoris, ketika ia sedang melihat aksesoris saat itulah ia melihat Sagherta yang begitu dekat dengannya

"Kau baik-baik saja?" tanya Edward yang menyadari sesuatu

"Sepertinya aku harus pergi dari sini," gumam Elisa, "Bertha ayo kita pulang," ajak Elisa, tapi lagi-lagi Elisa melihat bayangan Sagherta di jalan pulangnya. Melihat itu ia langsung berhenti dan menoleh mencari jalan lain, lagi-lagi ia melihat Sagherta di jalannya

"Hei kau baik-baik saja?" tanya Edward yang melihat Elisa seperti linglung

"Sagherta," Elisa tak tahu apa Edward mengerti perkataannya tapi satu kata itu mampu membuat Edward mengerti

"Ikut aku," Elisa ditarik oleh Edward sedangkan Bertha berlari dan memanggil-manggil nonanya yang dibawa lari oleh Edward

Edward membawanya ke sebuah toko yang berisi barang-barang antik. "Kita aman di sini, kenapa Sagherta menghalangi jalanmu?" tanya Edward

"Kau tahu siapa Sagherta?" gumam Elisa tak percaya

"Ya aku tumbuh dan besar di negeri yang sama dengan keluarga Balfardrim, katakan padaku apa yang diinginkan Sagherta?" Edward sekali lagi bertanya kepadanya

"Ini sangat rumit," Elisa tak tahu darimana ia harus menjawab pertanyaan Edward, "sepertinya dia menginginkanku, untuk semacam ritual," Edward mengerutkan kening, tak biasanya Keluarga Balfardrim menginginkan seseorang yang jauh dari asal mereka kecuali memang orang itu sangat berharga

Edward melihat sekeliling, ia melihat sebuah kalung yang antik dan langsung membelinya, ia juga kemudian meminjam jarum kepada penjual barang antik itu. "Ulurkan tanganmu," Elisa melakukan apa permintaan Edward. Dengan jarum itu Edward melukai tangan Elisa dan dengan darah itu ia menuliskan sebuah simbol di belakang bandul kalung itu

"Aku sempat mempelajari hal-hal penangkal sihir seperti ini dari Ronnie, putra tertua keluarga Balfardrim," jelas Edward yang lalu memakaikan kalung itu kepada Elisa

"Kau mengenal Ronald Balfardrim?" tanya Elisa

"Ya, ia sangat baik, dia juga yang membantu rakyat di asalnya untuk melawan para penyihir yang suka menindas, dan darah adalah senjata terkuat untuk melawan mereka apalagi jika itu darah dari seorang keturunan penyihir," Elisa langsung menutup mulut Edward dan berbisik kepadanya

"Darimana kau tahu jika aku keturunan penyihir?" Elisa berbisik dengan lirih

"Jadi itu benar ya? Kau masih ingat tanaman Baypalae yang kau ambil dari lembah bukit Costwold?" Edward mencoba memancing ingatan Elisa tentang lembah bukit Coswold dimana ia mendapatkan tanaman Baypalae yang sangat berguna untuknya

"Memangnya ada apa tanaman itu?" Elisa sedikit terkejut, Edward tahu sekali dengan hal-hal seperti itu. Bahkan ia tahu tentang tanaman Baypalae yang Elisa tak tahu hubungannya dengan semua ini

"Di tempatku dibesarkan Baypalae bisa tumbuh subur, hingga suatu saat tanaman itu sedikit demi sedikit berkurang dan tak bisa hidup di situ lagi, kau tahu kenapa alasannya?" tanya Edward, Elisa menjawab pertanyaan Edward dengan gelengan ringan

"Baypalae adalah tanaman obat, ia mendapat kekuatan untuk tumbuh dari penyihir yang ada di sekitar tanaman itu, singkatnya tanaman itu tumbuh dimana penyihir berada," Elisa terdiam dan terkejut mendengar penjelasan Edward. Itu sebabnya Garrick Wood bilang jika tanaman itu langka dan hanya tumbuh di tempat tertentu

Elisa teringat dengan tanaman Baypalae yang tumbuh subur di kebunnya, "Edward, aku mohon.."

"Ya aku akan merahasiakannya, tapi kenapa dia bisa mengincarmu? Maksudku kau penyihir dari garis keturunan mana?" tanya Edward, Elisa terdiam ia sudah mengira dugaan Edward

"Ragherta, saudara kembar Sagherta adalah ibuku," Edward terdiam, dugaannya benar ini semua berhubungan dengan Ragherta

"Tapi Edward perkataanmu tentang tanaman Baypalae, jika yang kau bilang itu benar lalu bukit Costwold?"

"Aku tak tahu," kata Edward yang lalu menarik tangan Elisa dan meninggalkan toko barang antik itu

"Aku melihat Sagherta yang terus memandangimu, kau pasti jatuh dalam sihirnya ketika melihat Sagherta menghalangi jalanmu, dengan kalung itu kupastikan kau akan aman," jelas Edward begitu mereka sudah berada di jalanan pasar

"Nona darimana saja nona, aku mencari-cari nona, hampir saja aku memanggil tuan Robert untuk mencari nona," Bertha yang terlihat kelelahan menghampirinya

"Maafkan aku, aku hanya sedang ingin memberikan Elizabeth kalung indah ini," Edward menjawab sebelum Elisa menjawab pertanyaan Bertha

"Saya hanya menjalankan tugas saya tuan, berada di samping Nona muda ketika berbelanja. Nona sudah saatnya kita pulang," pinta Bertha agak ketus kepada Edward

"Terima kasih Edward, sampai jumpa besok," pamit Elisa

"Sampai jumpa besok," balas Edward

❄❄❄

"Kenapa Edward memberikan kalung itu kepadamu Elisa?" tanya Ayahnya ketika mereka sedang berada di meja makan untuk makan malam

"Darimana ayah tahu?" gumam Elisa sambil memegangi kalungnya

"Bertha yang memberitahuku, boleh ayah melihat kalungnya?" tanya Ayahnya, Elisa lalu melepas kalungnya dan menyerahkannya kepada ayahnya. Begitu menerimanya ayah Elisa mengamati bandul dari kalung itu dan memberikannya lagi kepada Elisa

"Ini kalung yang indah," Elisa menerima itu dengan senyuman dan melanjutkan makan malamnya

***

Kimie | 04 Sep' 2020

Fall CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang