F A L L - 23. Ragherta

73 9 0
                                    

SEJAK apa yang terjadi tadi pagi, yang membuat Elisa terkejut. Robert langsung meminta Barton dan menyuruh ayahnya untuk segera pulang. Robert telah menenangkan Elisa, kini Elisa sedang tidur di kamarnya

Selama ini apa yang di takutkan Robert dan ayahnya memang terjadi. Elisa memang belum siap mendengar kenyataan tentang ibu mereka. Itu sebabnya ayahnya selalu menyingkirkan hal-hal yang bisa membuatnya mengingat ibunya, karena hal itu akan membuat Elisa bertanya dan ketika Elisa menemukan kenyataan tentang ibunya akan membuatnya sedih

Robert mendengar suara kereta kuda, ia langsung menuju ke teras untuk menyambut ayahnya. Begitu ayahnya turun ia langsung menuju ke dalam rumahnya

"Bagaimana keadaannya?" tanya ayahnya yang berjalan menuju ke kamar Elisa

"Baik ayah, ia sudah tenang," begitu mendengar itu ayahnya mengubah tujuannya ke ruangan kerjanya. Begitu mereka berdua di ruang kerja, ayah Robert langsung menutup rapat-rapat pintunya

"Apa yang terjadi?" tuntut ayahnya

"Sagertha, ia datang untuk melihat Elisa, apakah Elisa memiliki sihir seperti ibu?" tanya Elisa

"Ya bisa saja, dalam darahnya mengalir darah Ragherta dan ia seperti Ronnie, ini yang aku takutkan jika ia berada di lingkungan pasukan Xanders, aku takut jika ia tak sengaja mengeluarkan sihir, kamu harus mengawasinya Robert, kita tidak tahu apakah memang ia bisa melakukan sihir atau tidak," kata ayahnya waspada

"Lalu apa yang diinginkan Sagertha?" tanya ayahnya

"Sepertinya ia ingin membangkitkan Ronnie," jawab Robert

"Aku tidak tahu cara kerja sihir di keluarga ibumu tapi mereka membutuhkan seorang laki-laki untuk menyempurnakan sebuah rencana yang besar karena kekuatan seorang penyihir laki-laki lebih besar daripada wanita, kita harus menghentiknnya, sejak kematian ibumu mereka mulai mengincar Elisa," jelas ayahnya

"Aku akan menjaga Elisa ayah," kata Robert berjanji

❄❄❄

Elisa menuju halaman belakang dimana ia menemukan ayahnya sedang bersantai sambil membaca beberapa dokumen. Ketika ayahnya merasakan kehadiran Elisa, ia meletakan dokumen itu di meja depannya

"Ayah, bukannya ayah pulang besok?" tanya Elisa yang kemudian duduk di kursi sebelah ayahnya

"Ada yang ingin kau ketahui nak?" tanya ayahnya langsung, enggan menjawab pertanyaan Elisa

"Ibu." satu kata yang mungkin sudah diwanti-wanti ayahnya untuk ditanyakan kepada dirinya. Elisa memang tak mengerti mengapa ayahnya tak sekalipun pernah menceritakan tentang ibunya, yang ia tahu ibunya meninggal karena kekacauan yang terjadi di Ashmore yang baru saja Elisa tahu sebabnya beberapa minggu lalu, begitupun juga Ronnie. Ayahnya dulu masih bisa mengenali mayat ibunya, tapi ayahnya sama sekali tak bisa mengenali mayat Ronnie, saat itu banyak mayat tergeletak di jalan-jalan menuju Chesterfield. Sejak kekacauan itu Ronnie pun tak pernah kembali, dan ayahnya menyimpulkan jika Ronnie termasuk salah satu korban kekacauan yang melanda Ashmore

Ayahnya tersenyum seperti sudah mengetahui apa yang akan ditanyakan putri satu-satunya ini. "Ragherta Balfardrim, sebuah nama yang asing untukku, dulu ketika ayah sering berlayar ke negri sebrang ayah sering bertemu dengannya, ibumu adalah orang yang bebas seperti Ronnie dan kau tentunya, ayah sering bertemu dengannya hingga ayah jatuh cinta kepadanya, ayah melamarnya tentu saja, tapi ibumu ingin mengenal Ashmore terlebih dahulu, maka dari itu ayah membawanya ke Ashmore," ayahnya berhenti bercerita untuk meminum tehnya

Setelah meletakan kembali tehnya di meja ia melanjutkan ceritanya, "Setibanya di Ashmore tentu saja ibumu sangat tertarik, Ashmore sangat berbeda dengan tempat asalnya, ketika sudah waktunya ia kembali ke asalnya ia mengatakan sesuatu kepadaku, sesuatu yang membuat ayah mungkin tak jadi menikahinya, ia mengatakan pada ayah jika ia bisa sihir dia adalah penyihir utama di keluarganya setelah Ronald kakaknya, di tempat asal ibumu kekacauan sudah terjadi karena sihir, sedangkan di Ashmore belum terjadi, aku tak menyangka jika itu akan menjadi bumerang bagi keluarga kita, Ragherta dan Ronnie jadi korbannya," Elisa bisa melihat raut kesedihan diujung penjelasan ayahnya

"Lalu keluarga ibu?" mimik muka ayahnya sudah tak lagi seperti tadi, sekarang lebih serius lagi

"Ibumu, tak memiliki hubungan baik dengan keluarganya, sihir dilarang di tempat asal ibumu, Ragherta mempunyai dua saudara, Sagherta saudara kembarnya dan Ronald yang sudah meninggal, Sagherta dikutuk tak akan bisa mempunyai keturunan. Keluarganya menginginkan keturunan laki-laki untuk memperkokoh status keluarganya di sana, satu-satunya orang yang bisa menghasilkan keturunan laki-laki adalah Ragherta," Elisa terdiam tak percaya dengan penjelasan ayahnya itu

"Robbie?" gumam Elisa

"Ya, berkat yang ada pada Robbie hilang karena Ronnie, dan berpindah kepadamu,"

"Itu sebabnya mereka ingin Ronnie kembali, the only one son?"

"Ayah ingin kau berada di asrama pasukan Xanders, mereka tak akan tahu kau di sana," gumam ayahnya

Elisa menghela nafas beratnya, ini terlalu berat untuknya. Ia tak menyangka bahwa ia akan terlibat dalam pusaran sihir keluarga ibunya. Ia lalu berdiri dan kembali ke kamarnya untuk menenangkan dirinya

Ayahnya lalu membereskan beberapa dokumen, Robert datang menemui ayahnya. "Untuk saat ini aku tak bisa membiarkan dia pergi sendirian harus ada kau yang menemaninya," jelas ayahnya. Sejak kematian Ragherta dan Ronnie tak ada lagi yang melindungi mereka. Salah satunya yang bisa melindungi mereka adalah benda-benda penangkal sihir. Robert, ayahnya dan beberapa pelayan terpercaya di rumahnya diajari untuk menggunakan benda itu

"Aku mengerti ayah," Robert menangguk menjawab permintaan ayahnya

***

Kimie | 16 Agt' 2020

Fall CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang