F A L L - 20. Lelaki dalam mimpi

57 11 1
                                    

Edward sedang berada di taman ketika Garrick menghampirinya. Garrick yang baru saja datang mengamati beberapa luka di tubuh Edward

"Ada apa dengan tatapanmu itu?" Edward yang melihat Garrick yang mengamatinya akhirnya bertanya

"Aku tahu kau semalam mengikutiku, tapi kenapa kau bisa terluka?" Garrick lalu duduk di samping Edward dan menatapnya untuk menunggu penjelasannya

Edward terdiam memikirkan apakah ia harus jujur dengan Garrick tentang apa yang ia ketahui semalam. Garrick sudah tahu sedikit tentang Sagherta dan tanaman Baypalae, ia masih menimbang-nimbang apakah ia harus menceritakan masalah ini kepada Garrick

"Apakah ini tentang wanita sihir itu lagi?" tanya Garrick tiba-tiba, yang membuat Edward menatapnya dengan serius. "Tebakanku benar kan?" tanya Garrick begitu melihat ekspresi wajah Edward ketika ia mengatakan itu

"Bagaimana kau tahu Sagherta ada di sana?" tanya Edward langsung, Garrick lalu mengeluarkan sesuatu, sesuatu yang Edward yakini sebagai jimat milik Thomas

"Ketika kau bercerita tentang tanaman Baypalae dan penyihir aku sempat membaca beberapa referensi tentang penyihir, dan aku tahu ini adalah jimat yang digunakan untuk melawan mereka, aku menemukan jimat ini terjatuh di hutan," jelas Garrick, Edward masih terdiam ia masih berpikir apa tanggapan yang tepat untuk perkataan Garrick barusan

"Aku hanya punya dua dugaan, dia mengincarmu karena tempo hari kau menganggunya, atau ia punya sesuatu yang lain untuk dicari, tapi jika dipikir-pikir ia pasti akan langsung membunuhmu jika dugaan pertama benar, tapi aku tak menemukan jejak darah ataupun mayat, itu berarti kalian berdua masih hidup dan aku benar kau masih hidup"

"Hal itu menguatkan dugaan kedua, apa ia bekerja sama denganmu?" Edward terkejut mendengar penjelasan Garrick, walaupun ada beberapa yang salah, dugaan Garrick sangatlah mendekati fakta yang ia alami. Edward lalu menghela napas, ia tak bisa lagi menyembunyikan rahasia ini

"Dia menginginkan sesuatu yang berada di asrama ini," Garrick mengerutkan keningnya

"Apa yang dia inginkan?"

"Aku tak tahu, lebih tepatnya aku belum tahu," gumam Edward yang masih mencari tahu apa yang diinginkan oleh Sagherta

"Kau ingin mencari sesuatu yang ia cari?"

"Sepertinya begitu,"

"Baiklah jika kita rangkai fakta yang terjadi selama ini sepertinya dia mencari Elisa," gumam Garrick, lagi-lagi Edward terkesan dengan pemikiran Garrick, ia tak pernah sampai berpikiran sampai seperti itu. Bahkan Garrick belum mengetahui fakta jika tanaman Baypalae dapat tumbuh di kebun rumah Elisa

"Bagaimana bisa?" tanya Edward, Garrick menghela napasnya

"Awalnya aku mengira hal yang terjadi di bukit Costwold itu adalah hal yang biasa, hingga kau menanyakan tentang hal itu dan menceritakan tentang tanaman Baypalae, aku melihat Elisa mengambil bibit tanaman Baypalae, dan sepertinya kau sudah tahu jika tanaman itu tumbuh subur di kebun rumah Elisa," Edward merasa ia tak bisa meremehkan Garrick, dengan sedikit fakta yang ia ketahui ia bisa mengetahui banyak hal dari fakta itu

"Dan juga Elisa tinggal bersama kita di asrama ini, hal itu cocok dengan dugaanmu bahwa dia mengincar seseorang dari asrama ini," Edward menghela napas ketika Garrick mengakhiri penjelasannya

"Kau memang sesuatu Garrick, kau mengetahui segalanya hanya dari satu fakta kecil saja," gumam Edward sambil tertawa

❄❄❄

Elisa berada di pinggir sungai yang berada di belakang asrama pasukan Xanders. Ia sedang menggunakan waktu luangnya untuk berlatih. Elisa menarik anak panahnya dan memanah sesuatu yang bergerak di air

Begitu melesatkan tiga panahnya Elisa langsung turun kesungai dan mengambil dua ikan yang terkena panahannya. "Tangkapan yang bagus Lizzy," Elisa langsung menoleh dan menemukan sosok laki-laki yang memakai tudung hitam. Dari suaranya Elisa yakin laki-laki itu masih muda

"Siapa kau?" tanya Elisa sambil menarik anak panahnya dan mengarahkannya ke laki-laki itu. Laki-laki itu lalu membuka penutup kepalanya dan menampakkan wajahnya yang tersenyum. Wajah laki-laki itu penuh luka, sepanjang pipi kirinya hingga dagu bagian kanannya terdapat garis bekas luka sayatan, bahkan bibir atas dan bawahnya hampir terbelah menjadi dua, selain itu dahi dan pipi kanannya terdapat luka bakar

Elisa mengalami deja vu, ia seperti pernah melihat laki-laki itu, "Kita akan berkenalan jika waktunya sudah tepat Lizzy," Elisa lalu naik ke daratan dengan dibantu laki-laki itu

"Kenapa kau membantuku, apa yang akan terjadi?" tanya Elisa, laki-laki itu hanya tersenyum

"Aku tidak bisa menceritakan sekarang Lizzy, yang jelas kau harus memperkuat dirimu sendiri," jelas pemuda itu, pemuda itu lalu membuat api unggun dan menunjukan tiga ekor ikan yang ia tangkap, "Mari kita bicarakan ini sambil menikmati ikan bakar tangkapanku dan tangkapanmu,"

Walau sedikit ragu, Elisa tetap menuruti perkataan pemuda itu untuk menyiapkan ikan bakar, ia lalu membersihkan ikan tangkapannya di sungai. "Aku harus memanggilmu apa?" tanya Elisa

"Cukup panggil aku Einor," gumam laki-laki itu

"Aku akan menjelaskan semuanya nanti Lizzy, aku tidak ingin membahas hal berat pada pertemuan pertama kita, jadi bagaimana kebarmu selama ini?" Elisa lalu mendekati Einor  yang duduk di depan api unggun yang ia buat

"Aku baik-baik saja," jawab Elisa sambil menusuk ikan yang ia tangkap dengan ranting yang dibawa oleh Einor, "Kenapa kau memanggilku Lizzy?" tanya Elisa sedikit ragu

"Itu memang namamu kan? Elisabeth 'Lizzy' Barmount," jawabnya yang membuat Elisa mengerutkan keningnya

"Tak ada yang memanggilku Lizzy kecuali ibuku dan Ronnie, keduanya sudah meninggal, dan simbol itu, simbol yang berada di pedang yang kau tunjukan kepadaku adalah simbol milik ibuku," Einor tersenyum lalu mengambil ikan yang sudah ditusuk oleh Elisa dari tangannya

"Simbol apa yang kau maksud?" tanya Einor yang mulai membakar ikan tangkapan mereka

"Simbol naga, itu adalah simbol milik ibuku," jelas Elisa

"Ya kau benar, itu adalah simbol milik ibumu, tapi jangan lupakan fakta banyak orang dari Marefield yang memiliki simbol itu," Elisa mengerutkan keningnya

"Jadi kau berasal dari Marefield?"

"Bisa dibilang begitu," Einor lalu memberi Elisa ikan tangkapannya yang sudah ia bakar sejak tadi

***

Kimie | 04 Juli 2020

Fall CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang