F A L L - 22. Day Off

84 9 0
                                    

SUDAH hampir sebulan ini Elisa menjalankan tugasnya sebagai asisten tuan Madley. Pasukan Xanders pun juga telah menerima pelajaran selama sebulan ini, dan kini saatnya mereka mendapatkan libur 5 hari mereka, banyak dari mereka yang kembali ke rumah. Tak terkecuali Elisa yang juga ingin kembali kerumahnya, maka di sinilah dia sedang berada di halaman rumahnya. Ia melihat Robert yang sudah kembali dari hari kemarin duduk di halaman depan rumahnya.

"Dimana ayah Elisa?" tanya Robert yang melihat hanya Elisa sendirian yang pulang

"Ayah akan pulang besok masih ada pekerjaan yang harus ia kerjakan." jawab Elisa yang lalu duduk di kursi depan rumahnya

"Nona Elisa, kapan anda datang?" Bertha salah satu pelayannya menghampiri Elisa yang sedang duduk di halaman depan

"Aku baru saja datang," jawab Elisa dengan senyumnya

"Oh Nona apakah anda ingin sesuatu?" tanya Bertha

"Tidak aku tidak ingin merepotkanmu Bertha,"

"Tidak nona, semenjak Nona, tuan Barmount, dan tuan muda Barmount tak di sini lagi kami jadi sering menganggur nona," Bertha tak bisa menyembunyikan kesepiannya ketika keluarga Barmount mendapat perintah dari kerajaan

Dulu sebelum Bertha dan pelayan lainnya tahu jika Elisa menjadi salah satu asisten pengajar di pasukan Xanders, tuan Barmount sudah mewanti-wanti Bertha dan Julius untuk menjaga Nona mudanya itu. Ketika mendengar nona mudanya juga harus pergi mereka sedih karena tak ada yang mereka layani lagi di rumah itu

Elisa menghela napas, "Bukankah paman dan bibi sering kesini?" tanya Elisa

"Ya nona, tapi kami tetap merindukan nona, nona adalah sumber keceriaan di rumah ini," Elisa tersenyum

"Aku akan sering mengunjungi rumah Bertha,"

"Bawakan dia teh kesukaannya Bertha, dia pasti akan senang," potong Robert sambil meminum tehnya. Ia ingin berbicara dengan Elisa

"Baik tuan," Bertha lalu undur diri

"Kau baik-baik saja? Aku sering melihatmu dengan Edward? Dan Garrick, aku jarang melihatmu dengannya, bisa-bisanya dia mengajakmu untuk menemaninya?" tanya Robert yang lalu meletakkan cangkir tehnya di meja

"Aku baik-baik saja, soal Garrick ketika kami mencari tanaman Baypalae hanya ada aku dan dia, lalu tentang Edward memang kenapa dengan Edward?" Elisa heran dan tak mengerti arah perkataan Robert

"Aku tahu kalian sedang merencanakan sesuatu Elisa, tell me," kata Edward sambil memakan camilan yang ada di meja

Elisa menghela napas, sudah berkali-kali ia berdebat dengan Robert tentang sesuatu yang mereka sembunyikan satu lain, dan karena saat ini ia sedang tidak ingin berdebat dengan Robert ia berniat akan menjawab pertanyaan Robert tanpa menyangkalnya, "Kami mencari tahu keberadaan Raja Alexander," jawab Elisa pasrah

"Kau harus berhati-hati Elisa, kau tahu pangeran Lou.."

"I know Rob," bahkan pangeran Louis sudah memperingatkanku, batin Elisa, "Edward selalu memperingatkanku, bahkan ia selalu menariku mundur jika itu berhubungan dengan pangeran Louis," Robert mengangguk mengerti, ia kemudian berdiri

"Baiklah aku percaya kepadamu," katanya yang lalu meninggalkan Elisa

Tak berapa lama kemudian samar-samar Elisa melihat sebuah kereta kuda berhenti di depan rumahnya. Sedikit tersembunyi tapi masih bisa Elisa lihat. Elisa lalu berdiri untuk melihat lebih jelas kereta kuda itu. Tanpa terasa Elisa sudah berjalan menuju kereta kuda itu begitu kereta kuda itu tak menyembunyikan dirinya lagi. Ia bisa melihat dengan jelas seorang wanita yang menatapnya dari dalam kereta kuda itu

"Nona ada yang bisa saya bantu?" tanya Elisa, pintu kereta terbuka, perempuan itu mendekat ke arah Elisa tapi tak turun dari kereta kudanya. Ia mengamati Elisa, dan lalu ia menyentuh wajah Elisa

"Aku bisa merasakan darah Ragherta, dan Ronnie, darah yang sama," bisiknya membuat Elisa agak sedikit bingung

"Apa yang anda inginkan nona?"

"Cahayamu, cahayamu yang akan menuntun keberadaan Ronnie," bisik wanita itu lagi yang membuat otak Elisa meneriakan peringatan kepadanya bahwa ini tidak benar

❄❄❄

Robert sedang mengelus kepala kuda kesayangannya yang sudah lama tak ia jumpai. Selama di asrama pasukan Xanders ia lebih sering menggunakan kuda lain dan meninggalkan kuda kesayangannya di rumah

Tiba-tiba saja kuda kesayangan Robert itu melompat-lompat dan memekik seperti tidak nyaman. Robert mengerutkan keningnya dan berusaha menenangkan kudanya. Tanpa disengaja ia melihat ke arah teras rumahnya dan tak menemukan Elisa di sana. Kudanya terus memekik dan melompat-lompat. Robert melihat pandangan kudanya yang menunjuk ke teras rumahnya

Robert segera menuju ke teras rumahnya, ia juga merasakan ada sesuatu yang aneh. Ia tak menemukan Elisa di teras rumahnya. Ketika pandangannya menyapu kesekeliling ia menemukan Elisa sedang berada di dekat sebuah kereta kuda. Robert langsung nenghampiri kereta kuda itu, penasaran apakah itu ayahnya. Namun begitu ia melihat siapa yang berada di dalam kereta kuda itu Robert langsung mengeluarkan pisau kecilnya dan melemparkannya ke arah kereta kuda itu. Begitu pisau kecilnya menancap di permukaan kayu kereta kuda itu, Elisa langsung terjatuh dan kereta itu langsung pergi

Robert berlari untuk melihat keadaan Elisa, "Kau baik-baik saja?" tanya Robert begitu ia sudah di samping Elisa

Elisa hanya menangguk dan berusaha bangkit dengan di bantu Robert. Setelah itu ia berdiri dan merapikan gaunnya, "Kau mengenalnya Rob?" tanya Elisa

"Apa yang dia katakan?" Robert enggan menjawab pertanyaan Elisa, alih-alih menjawab pertanyaan Elisa ia melempar pertanyaan lain kepada Elisa

"Katakan siapa dia Rob? Jawab pertanyaanku, apa yang dia katakan mungkin penting untukmu," pinta Elisa. Robert terdiam lalu meninggalkan Elisa dan menuju ke teras rumahnya. Elisa yang belum menyerah mencari jawaban dari Robert mengikutinya dari belakang

"Ronnie," Elisa terdiam, karena Robert mengabaikannya maka ia memancingnya dengan satu kata yang mungkin akan membuka mulut Robert, "Katakan kepadaku siapa dia dan aku akan mengatakan padamu apa yang ia rencanakan tentang Ronnie," Robert menghela napas, ia melihat kuda kesayangannya tadi sudah tenang, kemudian ia duduk di kursi yang ada di teras tadi. Elisa mengikutinya, duduk di kursinya yang tadi

"Sagherta, saudara ibu," tiga kata yang diucapkan Robert mempu membuat Elisa terdiam dan membuat pikiran yang ada di otaknya jadi semakin rumit

"Kenapa aku tak mengenalnya?" tanya Elisa heran

"Sejak ayah menikahi ibu 22 tahun yang lalu ayah memutuskan hubungan dengan keluarga ibu," jawab Robert tenang

"Kenapa?" tanya Elisa heran, semuanya tambah rumit di kepalanya. Fakta yang mungkin selama ini disembunyikan Robert dan ayahnya

"Karena sihir, Ibu, Sagherta, dan Ronnie bisa sihir," Elisa terdiam dengan fakta yang baru saja ia ketahui. Ia teringat perkataan Charlotte beberapa minggu yang lalu tentang orang yang bisa sihir. Ia juga teringat dengan Einor, apa Einor menemuinya untuk ini?

"Apakah mungkin jika aku juga bisa? Dia bilang aku memiliki darah Ragherta, dan Ronnie," gumam Elisa

"Apa yang dia katakan kepadamu?"

"Aku..aku.. Dia bilang jika aku bisa menuntunnya, sepertinya ia ingin membangkitkan Ronnie," Elisa terdiam, tangannya sudah bergetar. Sejak ketika wanita tadi menyebut keberadaan Ronnie ia sudah merasakan aura yang aneh. Dan benar saja ketika Robert menceritakan tentangnya siapa wanita itu

***

Kimie | 03 Agt '20

Fall CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang