DALAM perjalanan pulang ke rumahnya Edward memikirkan sesuatu. Pikirannya jauh kebelakang, mengingat-ingat jika ayahnya pernah menyebutkan Johnathan Barmount, tapi tak menyebutkan bahwa John Barmount adalah sahabatnya bersama Hendrick Butler
Sesampainya di rumahnya Thomas sudah menunggunya. Begitu kereta kudanya berhenti Thomas langsung membuka pintu dan Edward langsung keluar dari kereta kuda
"Bagaimana pertemuan anda dengan pangeran Louis Ed?" tanya Thomas sambil mengikuti Edward di belakangnya
"Baik, ada satu hal yang mengganjal pikiranku." kata Edward sambil berhenti, kemudian ia menoleh kearah Thomas. Thomas masih menunggu penjelasan Edward. "Jonathan Barmount, apa hubunganya dengan Albertus dan Hendrick?" tanya Edward
"Aku hanya mendengar sedikit cerita dari ayahku Ed. Jika mereka bertiga adalah sahabat di masa muda," jelas Thomas, Edward kemudian kembali berjalan menuju ke dalam rumahnya
"Aku sangat penasaran sekali dengan keluarga mereka. Kudengar John akan dijadikan kepala pelatih pasukan muda Raja Alexander, putranya tentu saja akan menjadi salah satu pasukan itu, sedangkan putrinya akan menjadi salah satu pengawas pasukan muda, apakah ini hanya kebetulan atau memang disengaja?" gumam Edward yang sudah duduk di ruang tengah
Mendengar penjelasan itu Thomas menghela nafas panjang. Mereka berdua sudah memutuskan untuk kembali, itu artinya mereka berdua telah memutuskan untuk ikut campur dalam masalah kerajaan. "Sepertinya gadis itu adalah kuncinya, kita bisa mendapat informasi darinya," jelas Thomas
"Ya kau benar, aku baru saja mengunjungi rumahnya atas permintaannya. Aku juga berfikir jika gadis itu adalah kuncinya. Bersiaplah Thomas, lusa kita akan mengunjungi kediaman Barmount," jelas Edward
"Tuan maaf menganggu, tuan Winston Wood datang untuk mengunjungi anda," jelas salah satu pelanyannya. Edward langsung menoleh kedepan kediamannya. Ia mengerutkan keningnya, seingatnya Winston Wood adalah seorang pejabat istana
"Eddie?" kata Thomas menyampaikan kekhawatirannya
"Tenang Thomas, persiapkan teh untuk menyambut kedatangan Winston Wood," jelas Edward yang lalu berdiri dan menuju ke ruang tamu. Sementara Thomas menyuruh pelayan untuk mempersiapkan teh untuk tamunya. Setelah itu Thomas menyusul Edward menemui tuan Winston Wood
"Selamat datang tuan di kediaman Priestown," kata Edward ramah, sementara Thomas mengamati Winston Wood yang berperawakan gemuk dan agak sedikit botak, tipikal pejabat istana yang busuk
"Oh, Inikah putra dari Albertus Priestown? Senang melihatmu tuan Edward Priestown," sapa Winston Wood sambil berdiri dan kemudian berjabat tangan dengan Edward
"Terima kasih tuan Wood, tak biasanya pejabat istana mengunjungi kami," gumam Edward tanpa basa-basi, setelah mempersilahlan Winston Wood duduk
"Ah saya hanya melihat-lihat saja tuan. Kediaman Priestown adalah milik istana setelah Albertus meninggalkan Chesterfield, jadi saya memastikan jika yang tinggal di sini adalah keturunan Priestown." jelas Winston, Edward tersenyum
"Ya saya mengerti kekhawatiran anda tuanku, saya sudah meminta ijin secara langsung kepada pangeran Louis tuan, dan pangeran Louis mengijinkan saya untuk tinggal di kediaman ayah saya ini," jelas Edward dengan tenang. Winston Wood tersenyum mendengar penjelasan Edward
"Sepertinya, pangeran Louis menginginkan kau mengikuti jejak ayahmu. Kau dipersiapkan untuk menjadi penasehat Raja Alexander." Edward terdiam, memikirkan sesuatu. Jelas Winston Wood adalah orang yang sangat cerdas, jika analisisnya bisa sedetail itu dan ia harus berhati-hati dengan orang ini
"Tidak tuan, saya hanya ingin kembali ke tanah kelahiran saya," gumam Edward, "Saya tak akan menjadi pejabat istana jika bukan rakyat sendiri yang membutuhkan saya." jelas Edward
"Baiklah-baiklah tuan, lalu bagaimana dengan bergabung dengan pasukan muda raja Alexander?"
"Ya saya akan bergabung dengan pasukan itu karena itu sebagai bayaran atas permintaan saya kepada pangeran Louis tuan," jelas Edward
"Menarik sekali, putraku juga akan bergabung dengan pasukan itu tuan, mungkin kau bisa akrab dengannya, namanya adalah Garrick Wood," jelas Winston Wood
"Saya akan senang berteman dengan putra anda tuan,"
"Dan satu lagi ku peringankan kepadamu tuan, berhati-hatilah dengan Robert Barmount." Edward terpaku, ini adalah informasi yang ia tunggu-tunggu, dimana ia bisa mendapatkan informasi tentang keluarga Barmount dari orang lain, "Meskipun kedua ayah kalian bersahabat, Barmount sangatlah tak bisa dipercaya, kau harus berhati-hati dengannya tuan," jelas Winston Wood
"Ya aku sangat tahu itu tuan, keluarga Barmount aku sedang menyelidikinya," jelas Edward terang-terangan
"Kenapa kau menyelidiki keluarga Barmount tuan?" Winston penasaran dengan perkataan Edward
"Perkataan Jonathan Barmount tak sesuai dengan apa yang dikatakan ayahku," jelas Edward dengan tenang. Sekilas Edward bisa melihat senyum di wajah Winston Wood, namun laki-laki tua itu menutupinya
"Itulah yang saya ucapkan tuan, berhati-hatilah dengan keluarga Barmount." jelas Winston
"Terima kasih tuan peringatannya, saya akan selalu berhati-hati," jelas Edward
"Baiklah tuan, sepertinya saya harus pergi, sampai berjumpa lagi tuan." kata Winston Wood berpamitan dengan Edward. Edward lalu mengantar Winston Wood ke depan rumahnya. Kereta yang mengangkut Winston Wood pun mulai menjauh dari pekarangan rumah Edward
"Terlihat sekali aura penjilat dari penampilannya," gumam Thomas
"Ya, dia salah satu orang yang harus kita waspadai, aku juga belum mengenal putranya, dan mendengar ceritanya pasti Garrick Wood akan sangat berpengaruh di pasukan muda," jelas Edward yang masih memperhatikan kereta kuda Winston Wood menjauh
"Aku akan mengumpuklan informasi tentang Garrick Wood, Ed," tawar Thomas kepada Edward
"Bagus Thomas, tapi jangan terburu-buru, kita belum tahu siapa teman dan siapa musuh," jelas Edward yang kemudian masuk ke dalam rumahnya
Kimie | 16 Jan '19
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Crown
DragosteElisa adalah gadis muda yang suka berpetualang, ia tinggal di kerajaan Ashmore bersama Ayah dan kakak laki-lakinya. Namun Ayahnya dan kakaknya dipanggil untuk urusan kerajaan yakni menjadi pasukan Raja Alexander meninggalkan Elisa sendirian. Tanpa d...