Bagian 15 (part 2 Mikoto&Sakura Flashback End)

8.8K 457 28
                                    

Flasback part 2

Hari ini, aku sedang sibuk di dapur bersama para maid yang bekerja di mansion Uchiha ini. Walaupun sudah ada koki yang bekerja di dapurku tapi tetap saja aku tidak ingin terlihat bermalas-malasan dan juga ada banyak alasan kenapa aku ikut membantu mereka, putra bungsuku adalah orang yang pemilih dalam hal makanan, terkadang jika rasanya tidak sesuai dengan yang ia inginkan, putra bungsuku itu terkadang akan melayangkan ucapan pedas pada koki yang memasak di dapur. Tidak--Tidak bukannya makanan yang di buat para koki yang bekerja di dapur kami tidak lezat. Hanya saja jika kelebihan manis sedikit saja, maka putra bungsuku tidak akan segan-segan mengkoreksi para koki yang bekerja di mansion Uchiha.

Aku menggelengkan kepala terkadang aku tidak mengerti apa yang ada dalam pemikiran putra bungsuku itu. Raut stoicknya seolah-olah tidak bisa ku tebak, Harus ada seseorang yang mampu mencairkan Suasana Hati putraku. Aku menghela napasku, Seorang kepala pengawal wanita datang ke dapur dan membisikkan sesuatu di telingaku, aku mengangguk dan memberikan kode kepada para maid dan pada koki di dapurku untuk meneruskan pekerjaan mereka.

"Ada apa aiko?" Aku menatapa aiko kepala pengawal wanita yang sudah 4 Tahun belakangan ini bekerja untuk kami.

"Ada kiriman dari Tuan besar Uchiha, Nyonya." Ia menjawab pertanyaanku dengan sopan. Lalu memberikan kiriman yang di maksud.

"Baiklah, terimakasih Aiko, kau boleh kembali bekerja." Aku menoleh sebentar, memastikan aiko benar-benar sudah meninggalkan ruang tamu. Aku membuka amplop coklat berisi data diri seseorang. Oh Tuhan! Terimakasih. Aku berucap syukur dalam hati. Ini adalah data diri yang kuminta. Data diri keluarga Haruno. Keluarga Sederhana yang berasal dari Okinawa. Aku bersyukur, setidaknya suamiku berhasil mendapatkan data-data ini. Kemudian ku baca pelan-pelan data diri Milik keluarga Haruno ini. Saking seriusnya membaca, aku sampai tidak sadar jika ada seseorang yang berdiri di depanku dengan raut penasaran.

"Ibu." Suara bariton itu.

"Ah, kau membuat ibu kaget sasuke-kun." Aku mengangkat kepalaku, aku menatap anakku itu.

"Apa yang sedang ibu baca?" Oh Tuhan. Segera saja ku sembunyikan dokumen ini di belakang punggungku. Lalu ku lengkungkan Senyuman manis di bibirku.

"Bukan Sesuatu yang penting nak." Namun sepertinya putra bungsuku penasaran dengan dokumen yang ada di belakang punggungku ini. Terlihat jelas sekali dari raut wajahnya itu.

"Hn, baiklah jika itu bukan sesuatu yang penting."

"Eh, Tentu saja bukan sesuatu yang penting.Entah mengapa nada suaraku terdengar begitu bahagia.

"Sepertinya ibuku sedang bahagia."

"Salahkah Jika ibumu ini bahagia,hm?" Aku bertanya dengan nada main-main di hadapan putraku. Putra bungsuku itu terlihat mengangkat kedua bahunya acuh.

"Terserah ibu saja." Ucapannya terdengar datar sekali.

"Kau, sudah pulang dari kantor?"

"Sebenarnya, kepalaku sedikit pusing bu. Sepertinya aku butuh istirahat. Jadi aku memutuskan pulang lebih awal."

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku mendengar jawabannya. "Sudah berapa kali ibu mengatakannya Sasuke-kun. Kau tidak harus memulai segalanya dari nol, sekarang lihat dirimu."

"Tidak ibu, aku tidak ingin di cap sebagai seorang anak yang hanya bisa menerima yang sudah jadi."

"Ibu mengerti Sasuke-kun, hanya saja tolong jaga kesehatanmu ya?

INSTAGRAM SPECIAL SASUKE DAN SAKURA ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang