"Aku nggak tau kamu cinta aku apa engga." Ucap Sheo. Nada yang di terselip dalam ucapannya mengandung nada yang polos. Gya seperti mendengar teman SDnya tengah menyatakan cinta padanya.
"Terus kamu kenapa berani lamar aku ?"
"If you love me because i'm a daddy of your baby, itu terjadi secara alamiah menurutku. Wajar saja, Gya. Tapi sekarang aku nggak tau isi hatimu. You want to tell me? Apapun itu hasilnya, aku terima. Aku nggak bisa memaksa kamu untuk mencintai aku meski aku memang mencintai kamu."
Gya mengangguk.
(Kasih satu cowok kayak Sheo di dunia nyata, please God)
"Kak, aku cari tahu kemarin. Tanda orang yang mencintai secara murni.""Wait, disini dingin. Mobil atau teras rumahmu?"
"Teras rumah. Takut di gebrek warga dikira macam-macam."
"Kan kamu calonku. Tapi purpose belum di jawab."
"10 menit dan aku akan menjawabnya."
Mereka duduk di teras rumah Gya, di bangku rajut rotan.
Meja kecil di tengah sedikit jadi penghalang, di atasnya di letakkan kotak beludru isinya cincin.
"Aku cuma ingat bagian ini. Karena artikelnya lumayan panjang."
"Kamu nggak pernah suka membaca."
"Kamu...tau ?" Gya membola matanya.
"Selama kamu tetap bisa nyaman jalanin kehidupan remajamu, bukankah itu nggak papa?"
"Spy kamu Kak."
"Anak buahku, bukan aku. Aku hanya nikmatin hasilnya." Sheo tersenyum.
"Cinta yang murni Kak, tulus datangnya dari hati. Tanpa ada paksaan mencintai. Bisa saja karena terbiasa, tapi cinta yang murni bisa hadir dan tumbuh walau tanpa terbiasa. Hebat ya."
"Aku kayak gitu ke kamu."
"Masa?"
"Iya, beneran. Mau bedah hatiku? Emangnya kita sering ketemu ?"
Gya tersenyum. Dia kali ini natap Sheo duluan. Beberapa menit yang lalu, dia cemburu. Ya dia mendapati dirinya cemburu saat Sheo menyebutkan perempuan lain pas lagi sama dia. Dan penjelasan cemburu ada di artikel itu.
Cemburu itu sebuah emosi paling rendah, dan biasanya perasaan itu kita dapati pada orang yang kita cintai. Karena terkadang cinta membuat kita lemah, kita jadi orang yang tidak rasional, kita lebih memakai hati daripada pikiran.
"Waktu di Majalengka kemarin aku mendapati diriku kayak gitu Kak terhadap seseorang."
"Siapa?"
"Jam 10. Saatnya aku jawab ke orang itu. Bentar lagi kamu kan harus ketemu Papaku."
"Berarti orangnya aku?"
Gya tersadar, nutup mulutnya. Iya juga sih, dari kalimatnya.
"Gya, aku kan orangnya?"
"Iya, kamu orangnya Kak. Langkah kedua dari mencintai kamu adalah karena kamu ayahnya anak kita. Tapi cinta nggak butuh alasan. Aku cinta kamu karena dirimu sendiri.""Kak aku takut habis ini kita nggak bisa ketemu." Lanjut Gya. Wajahnya langsung berubah khawatir dan cemas.
"Maksud kamu? Kenapa kita nggak bisa ketemu." Sheo menatapnya hangat, tapi ada kesan serius dalam ucapannya.
"Mungkin Papa bakal marah sama kamu Kak. Paitnya nggak biarin kamu liat aku lagi."
Itu resiko yang memang harus di tanggung oleh Sheo. Bisa memilih nggak mengakui kebejatannya pada Papanya Gya. Meskipun dia nggak niat nyakitin putrinya, secara tidak sengaja terjadi. Namun Sheo akan tetap mengatakan yang sejujurnya. Sheo milih untuk mengakuinya, agar setelahnya bisa meminta menikahi Gya dengan restu yang full dari Papanya.
"Its oke Gy, cuma butuh waktu buat Papa maafin aku. He must be hated me, tapi itu nggak akan lama. Karena anaknya mencintai orang itu. And you know, i really love you."
"Kak, nggak usah sekarang ya? Besok besok aja deh ngomong ke Papanya."
"Kamu harus percaya aku bisa hadapin Papamu."
Gya wajahnya khawatir, dia nahan lengan Sheo, dipegangin tangannya..
"Aku nggak tau cara nenangin kamu, supaya kamu nggak kepikiran. Aku akan nemuin Papa kalau kamu sudah tenang."
"Kamu bilang aja mau aku ngapain. Aku udah naik wahana Gy, kamu mau aku mendaki puncak Everest juga? Please, kenapa anak kita pengen aku ngelakuin yang aneh-aneh."
"Yaudah kalau kamu nggak mau."
"You're not serious, are you Gy?" Sheo mukanya selidik, sedikit panik kata-katanya akan jadi boomerang buat dia sendiri.
"Bukan! Yang ada kamu nanti kenapa-napa disana. Aku cuma minta Kak kamu janji, jangan menghilang dari aku. Aku bakal sangat kangen. Aku dan anak kita butuh kamu. Vero nggak ninggalin aku, tapi aku yang minta dia pergi. Saat ini aku cuma minta jangan buat karma berbalik sama aku Kak. Aku nggak ingin kehilangan lagi. Aku sudah salah meminta orang yang aku cintai pergi dari hidup aku. Boleh saat ini aku egois minta kamu jangan pergi?"
"Kamu tahu satu hal, aku nggak pernah ingin pergi sejengkal pun dari kamu." Sheo meraih tangannya untuk di bawa mendekat ke bibir tebalnya, lalu di kecup dalam dan lembut. "I love you, Gya."
"I love you too, Kak. With my genuine feeling."
Bersambung....
Dikit ya part ini, maaf yaaa aku lagi kuliah soalnya. Ayo vote sama comment mau lanjut tidak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage Mommy
RomanceAttention 18+ Please be wise🖤 Sheo tidak bertekad membuat Gya jatuh cinta padanya selama belasan tahun padahal dia mencintai gadis itu. Tapi...kenapa Sheo nggak pernah memberitahu Gya dan buat Gya cinta juga sama dia?