Ini akan berakhir, pikir Gya.
Papanya marah besar, tapi itu wajar. Mamanya malah cuma meluk dia, nangis di pundaknya.
Masih bagus Sheo masih boleh nemuin Gya lagi. Mamanya nggak izinin, tapi Papanya yakinin ini pertemuan terakhir mereka untuk saat ini. Gya memohon pada Papanya. Papanya harus mengerti setidaknya, Gya dan bayinya butuh Sheo. Sheo tidak hanya jadi sosok Ayah, tapi Sheo akan jadi pendampingnya, yang menyayangi dan melindugi dia.
"Kak, kamu janji apa tadi sama aku?"Sheo natap dia, lembut sekali. Lalu pipinya di tangkup.
Papa liatin lewat teras.
"Janji nggak ninggalin kamu kan? Aku juga butuh kalian Gy, Kamu dan anak kita. Tapi biarkan sementara seperti ini."
"Seperti ini maksud kamu?"
"Ya, sementara kita nggak bisa bertemu. Akan ada waktunya yang tepat buat kita bersatu. Kamu mau nunggu aku dan orangtuaku lamar resmi kamu kan?"
"Kak, tapi--
"Hey, aku nggak ingin liat kamu sedih. Ini gak akan lama, sayang."
Di bawah sana, tangan mereka saling menggenggam sedikit di goyangkan lalu genggamannya mengerat.
"Kita bisa videocall. Papamu baik niatnya, biar aku tau kesalahanku dan jadi yang lebih baik lagi buat kamu nanti."
"Berapa lama Kak?"
"Ini nggak akan lama, aku janji. Percaya sama aku ya?"
"I trust you."
"Terimakasih. Aku akan kangen kamu. Kamu sehat-sehat sama anak kita, its just enough for me."
"Aku juga akan rindu kamu Kak. Kamu jangan ketemu mantanmu ya."
"Kamu cemburu?"
"Nggak. Udah jangan bahas itu."
"Kamu duluan, Gya Amora."
"Bukan aku."
"Kamu kan tadi."
"Kamu Kak bahas mantan in our first date. Nyebelin."
"Iya udah, salah aku."
"Emang kamu."
"Sayang kamu." ini Sheo yang bicara.
"Kak, peluk." Ucap Gya gamblang.
"Gak bisa Gy, ada Papamu. Nggak sopan kalau beliau lihat."
"Sopan. Sayang sama aku nggak Kak? Kalau sayang peluk."
"Aku sayang sama kalian berdua. Nanti kalau ke dokter kandungan harus sama aku ya."
"Kalau nggak boleh sama Papa gimana ?"
"Aku Ayahnya, Gya. Jangan membuat aku tersiksa untuk itu. Ya?"
"Oke Kak, kamu yang temenin ya."
Setelah itu mereka saling mengisi kekosongan lewat pelukan. Gya mendapati dirinya sadar mencintai lelaki yang akan jadi Ayah anaknya ini kelak. Somedays it will really happen. Dan Gya akan bahagia, bertubi-tubi.
Papanya jelas melihat kejadian itu. Lagi nahan emosi disana. Tapi Gya mencoba nggak peduli. Dia butuh merasakan hadirnya Sheo sebelum sulit bertemu nanti.
"Kak, aku nggak tau sejak kapan, yang jelas aku cinta kamu. Hebat ya kamu."
Papa jadi saksi, pagar putih dan Pajero juga ikutan jadi saksi bahagianya Sheo mendengar Gya mencintainya, malam ini. Frasa terlalu miskin untuk mengungkap sebuah rasa yang menggebu indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage Mommy
RomanceAttention 18+ Please be wise🖤 Sheo tidak bertekad membuat Gya jatuh cinta padanya selama belasan tahun padahal dia mencintai gadis itu. Tapi...kenapa Sheo nggak pernah memberitahu Gya dan buat Gya cinta juga sama dia?