30

419 35 1
                                    

"Idih mentang-mentang dah punya pacar, jadi bucin everytime, jijiqq." kata Reno ke Mamih sama Papih

"Iya, ini udah pelajaran Pak Mustopa lho Zak, panggil bapak sana." tambah Nisa

"Lagi males ah, lo aja sana." Balas Zaki

Dan perdebatan pun di mulai, gue sih anteng-anteng aja, lagi liatin si Lea, Reyhan, Tea juga Bobi main kartu Uno. Dan gue gak peduli mau Pak Mus di panggil atau enggak juga.

"Ra anter aku ke koperasi yu, sekalian mau manggil Pak Mus." ajak Linda yang nyamper ke bangku gue

Hansel yang lagi tiduran di belakang dengan cara menyatukan tiga kursi pun jadi langsung berdiri dan agak sedikit oleng, "Sama aa aja yu Lin."

"Gak, aku mau sama Rara aja." tolak Alinda halus dengan senyumnya yang buat Hansel jadi duduk di kursi dengan lemas lalu berdiri lagi dan locat-loncat gak jelas.

"KAU BIDADARI JATUH DARI SURGA DIHADAPANKU EAAA"

Gue mendelik melihat lebaynya temen gue yang satu ini. Maklum baru diputusin ade kelas, "Ih norak lu," kata gue ke Hansel. "Ayo Lin."

"Si Hansel kenapa sih, gak jelas banget ya." komentar Linda

"Habis diputusin, otaknya jadi agak miring." balas gue

Setelah Linda beli penghapus di koperasi, kita langsung ke Ruang guru, nyari Pak Mus. Namun ketika di sana ternyata Ruang guru sepi. Gue sama Linda mutusin buat balik lagi ke kelas.

Sampai ada suara barang berjatuhan terdengar, refleks gue sama Alinda balik lagi ke ruang guru dan yang kita lihat disana adalah Pak Mus lagi beresin barang yang berjatuhan itu...

"Eh Alinda Rara, sekarang pelajarang Bapak ya? Lima menit lagi bapak ke kelas. Tunggu ya?"

...dengan arahan jari tangannya.

***

Sejak Pak Mus datang ke kelas gue tadi, gue sama Alinda saling pandang terus. Yang gue denger dari suara batinnya Linda itu tentang kejadian yang tadi. Kejadian ketika awalnya kita gak liat ada siapapun di ruang guru tapi pas kedua kalinya kita lihat Pak Mus yang mengarahkan jari ke benda yang jatuh untuk disimpan kembali.

Ya! Ini pasti karena Pak Mus punya kekuatan!

Tapi kenapa tidak ada raut tegang atau apapun di wajahnya, dia tetep santai dan tenang. Apa mungkin Pak Mus tau kalau ternyata gue juga punya kekuatan?

Ahh iya, apa mungkin dia salah satu anggota OBKS new generation temen papah kali ya? Dia punya misi khusus mungkin?

Atau dia orang yang harus dimasukkan ke Daerah Invisible?

Tau ah pusing gue! Yang harus gue lakuin sekarang adalah diem dan tenang lalu dengerin Pak Mus lagi bicara di depan. Gue harus pura-pura gak tau tentang ini. Nanti aja gue tanya ke papah masalah ini.

"Rara, tolong ambil buku-buku ini ya ke ruang guru. Pelajaran Bapak udah beres." ucapnya mengakhiri pelajaran

"Oh iya sama Alinda aja, bukunya banyak kan?" tambahnya

Gue denger suara Alinda yang bilang, "Rara gimana ini? Pak Mus gak bakalan marah kan?"

Gue menggelengkan kepala, mencoba buat Alinda tenang, supaya Pak Mus gak curiga.

"Ayo Rara, Linda. Bapak duluan ya?"

"Iya pak kita nyusul, mau beresin alat tulis dulu. Takut ada yang nyuri hehehe," kata gue mencoba tetep santai walau entah kenapa perasaan gue jadi gak enak

Gue berjalan ke bangku Linda yang ada di barisan pertama, "Lin ayo."

"Ra. Entah kenapa perasaan aku gak enak ya?"

Super Rara•[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang