Hujan udah berhenti beberapa menit yang lalu. Dan gue udah sampe di lokasi yang Raka share ke gue tadi. Tapi sampe di sana gue gak ketemu sama Raka. Gue makin panik.
Gue cari-cari Raka di sekitar itu dan tak lupa gue terus telpon dia.
Kenapa ada yang nyerang Raka?
Kenapa orang itu sampe berani mengeluarkan kekuatannya di depan manusia normal?
Atau jangan-jangan orang itu tahu kalo Raka udah tahu tentang kekuatan gue?
Apa dia suruhan ketua OBKS?
Atau apa???
Otak gue gak berenti terus mikir penyebab Raka diserang. Sampe gue lihat di depan mata gue ada orang tiduran di tanah.
Oke gue rasa gue kenal orang yang tiduran itu.
Gue mendekat dan...
"RAKAA!"
Bagian tulang pipi Raka lebam, bibirnya berdarah. Oke ini mungkin gara-gara tadi dia berkelahi sama Kak Rangga. Tapi luka bakar di kedua tangan dengan darah mengalir ke baju seragamnya bikin gue makin panik. Jelas banget luka ini yang masih baru.
"RAKA?! RAKA BANGUN KA! LO MAU TIDUR JANGAN DISINI ELAH. KA?!"
Dia masih belum bangun dan kemudian gue tepuk-tepukin pipi Raka berharap dia cepet sadar.
"Raka, kalo lo gak mau bangun gue banting ya kepala elo." Ucap gue yang masih menepuk pipinya
Dan akhirnya mata Raka terbuka. Lalu ia berdiri.
"Ra? Lo dateng?"
Lah si monyet, terus yang ada di depan lo apa? Orang-orangan sawah?
"Iya sorry gue telat. Kita kerumah sakit aja ya?"
***
Raka udah bangun beberapa saat setelah dokter beres ngobatin Raka tadi. Sekarang gue lagi duduk di kursi sambil nunduk. Dan Raka lagi nunggu Alinda yang katanya kejebak macet pas mau ke rumah sakit."Kak Raka, Kak Raka gak papa kan?" Tanya Linda yang masih ngos-ngosan di pintu.
"Gak papa Alinda." Ucap Raka tenang.
Sedangkan gue menunduk lesu ngerasa bersalah. Walaupun gue bukan si pelaku yang buat Raka jadi berdarah gitu, tetep aja ini semua pasti ada hubungannya sama gue. Karena mungkin ini gara-gara Raka yang tau tentang kekuatan gue. Dan Raka tau kekuatan gue itu karena gue ceroboh. Semua ini salah gue.
"Tenang aja Ra ini bukan salah lo." kata Raka liat wajah gue
"Gue minta maaf sekali lagi,"
"Gak papa Ra." Jawab Raka
"Gak papa gimana Ka, wajah lo bonyok gitu trus tangan lo sampe di per--"
"Sstt. Udah diem berisik" Kata Raka buat gue jadi mingkem
"Raka, gue penasaran emang kejadiannya gimana?"
"Jadi gini. Pas perkelahian tadi, gue di telfon Pak Mustopa buat ke sekolah katanya ada perlu sama gue. Jadi gue balik lagi ke sekolah. Pas di tengah jalan, tiba-tiba ada orang pake baju serba item otomatis gue rem motor gue. Pas gue berhentiin motor orang itu malah bawa gue, gue lari tapi anehnya lari gue cepet banget Ra," katanya lalu melanjutkan
"Gue tiba di gang yang tempatnya deket di lokasi yang tadi gue share ke lo. Di gang itu dia gak ngomong apapun, dia langsung hajar gue. Ya gue balas dia sampe dia jatuh ke belakang. Kemudian gue lari keluar dari gang sempit itu. Tapi setelah itu badan gue serasa di tarik ke belakang. Gue mulai sadar orang itu punya kekuatan kaya lo. Gue tendang perut dia dan gue kabur lagi. Gue sembunyi dari dia ke tempat yang tadi lo temuin gue Ra, dan gue langsung nelfon lo. Tiba-tiba.."
Oke ini buat gue deg-degan. Gue dan Linda masih nunggu ucapan Raka selanjutnya.
"Tiba-tiba dia di depan mata gue, lalu hujan. Dan yang bikin gue aneh itu... Kok dia kaya BoBoiBoy di tv ya Ra?"
Ck, Raka masih aja ya lo bercanda!
Gue mendelik kesal
"Gue gak lagi bercanda, gue beneran Ra. Ditangan dia ada petir, petir itu langsung dia lempar ke arah gue. Dan ini akhirnya, tangan gue kena petir."
"Jadi yang nyerang ini punya kekuatan thunder?" Ucap gue pelan
"Gue yakin itu kak Rangga Ra." kata Raka melanjutkan.
"Gak mungkin Kak Rangga kaya gitu Ka." kata gue sedikit ketawa
"Buktinya tadi dia mukul gue Ra. Emang dia siapa sih kok lo belain dia?" Tanya Raka
"Kak Rangga pacar Rara Kak." Jawab Linda
Heh so tau banget sih elo Lindaaa, Kak Rangga belum nembak gue kali. Bingung juga, ko Kak Rangga gak ada pergerakan mulu. Jangan-jangan cinta gue bertepuk sebelah tangan. Eh tapi kalo emang gitu, kenapa tadi dia sampe mukul Raka? Kenapa juga marah waktu tau gue pulang bareng Raka?
"Gue telpon Kak Rangga aja deh biar jelas." Ucap gue lalu menelpon Kak Rangga
"Halo Kak, Kak Rangga... lagi apa?" Tanya gue basa-basi
"Lagi main PS." Jawabnya disebrang sana
"Kak Rangga udah gak marah lagi sama aku?" Tanya gue seneng, sedangkan Raka mendelik sebal ke gue lalu mulutnya bergerak mengucapkan 'cepetan tanya' tanpa mengeluarkan suara.
"Gak bisa lah marah ke kamu lama-lama. Maaf ya tadi udah mukul temen kamu. Aku ngerasa... kesel aja sama dia."
"Ah..oh iya Kak, gapapa. Kakak lagi main PS dimana?"
"Dirumah. Ini temen kamu, Zaki sama Hansel lagi main ke sini. Kamu mau kesini juga?"
"Tuh kannn," ucap gue ke Raka
"Tuhkan apa Ra?" Jawab suara di telpon, gue lupa lagi ngomong sama Kak Rangga
"Ah engga Kak, itu aku lagi ngomong sama adek aku kok hehe"
"Oh gitu"
"Emang main PS nya dari tadi Kak?"
"Iya dari pulang sekolah mereka langsung ke sini. Ngabisin makanan dirumah. Temen kamu pada gila ya hahaha." Jawabnya yang lagi-lagi gue menoleh ke Raka juga Linda dan bilang 'tuh kan' tanpa suara.
"Hehe emang gitu Kak, kalo mau kasih minum tambahin racun aja Kak."
Oke berarti Kak Rangga dari sore dirumah sama Zaki juga Hansel. Dan berarti bukan Kak Rangga yang nyerang Raka. Udah gue bilang kan, Kak Rangga tuh gak mungkin kaya gitu.
"Eh udah dulu ya Kak, aku disuruh sama mamah nih bye Kak," Ucap gue mengakhiri telpon
"Tuh kan Rakaaa gue bilang apa?"
"Hmm iya-iya gue salah sangka"
"Oh iya Ka, pernah sih dulu ada juga yang nyerang gue pake baju item, pake topeng. Jangan-jangan dia orang yang nyerang lo juga?"
"Oh lo juga pernah di serang Ra? Siapa yang nyerang? Tapi lo gak kenapa-napa kan?"
"Cie Kak Raka, segitu perhatiannya sama Rara, kejadiannya udah lalu kali Kak hihihi." Kata Linda mencolek lengan Kakaknya
"Kalo gue tau ya udah gue serahin ke daerah inv--" gue berhenti. Raka gak boleh tahu daerah invisible. "Eh gajadi" Ralat gue
Huuuhh hampir aja keceplosan, ni mulut tolong ya meski Raka dan Linda tau tentang gue, tapi mereka gak boleh tau tentang semua isi dunia gue.
"Daerah apa sih Ra, jawab gue penasaran."
"Gak jadi, gue bilang gak jadi ya gak jadi ih napa sih" ucap gue jadi ngegas.
"Hmm iya deh sorry. Ngegas mulu" katanya
"Kak Raka, Rara," ucap Linda memanggil
"Gimana kalo sebenarnya Zaki sama Hansel gak ada di rumahnya Kak Rangga. Bisa jadi itu cuma alasan Kak Rangga, supaya kamu gak curiga."
Eh?
***
Maaf baru update. Happy weekend.
Next
14 juli 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Super Rara•[END]
Fantezie___----___ Jika waktu masuk kelas tinggal 5 menit lagi tetapi dia masih di rumah, maka cara terbaiknya adalah mengeluarkan kekuatan supernya yaitu 'run fast'. Jika dia dalam mode jail, maka tak segan segan mengeluarkan kekuatan 'controller'nya untuk...