33 (menuju akhir)

502 37 2
                                        

Hari ini Linda gak sekolah karena keadaanya yang belum sehat betul. Entah karena gue keturunan orang yang punya kekuatan atau entah karena apa gue bisa langsung sembuh. Ya emang sih gak langsung kaya misalkan gue jatuh dari jurang terus sedetik kemudian gue bisa joget 'entah apa yang merasukimu', gak gue gak bisa gitu.

Gue kasih perbandingan aja antara gue dan Linda, emang sih dari awal luka-luka Linda lebih parah dari gue, tapi kan gue juga banyak luka dan sekarang luka gue udah sembuh bahkan hampir menghilang. Sedangkan Linda dia yang bisa dibilang gak punya gen kekuatan di keluarganya, masih terbaring lemah di rumah.

Ini semua gara-gara si Rangga dan Mustopa sialan itu, jatuhin gue sama Linda, kaya buang sampah aja.

"Harusnya cewek-cewek cantik kaya lo sama adek gue gak seharusnya dibuang kaya gitu, ya kan?" Ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di samping gue.
Gue berbalik melihat suara yang sangat dikenal ini

"Gue gak sabar pengen liat si Rangga itu ngemis-ngemis minta maaf ke gue di penjara Daerah Invisible. Terus gue ulek ulek dia pake ulekan raksasa yang dibuat dari batu yang paling keras." ucap gue masih kesal.

"Ihh ke pacar kok kaya gitu. Gak jadi ah minta di jadiin pacarnya. Takutt "

Ni orang pengennya di tabok kali ya? Sumpah bikin kesel mulu kalo ketemu.

"Tuhh kan belum jadi pacar aja udah mau di tabok." kata Raka yang mendengar suara batin gue, "Udah ah mau ke Rere aja."

"SERAH LO YA RAKA. TER.SE.RAH.LO!"

"Loh Ra, jadi bener gosip lo yang udah jadian sama Kak Raka itu?" tanya Lea yang baru aja keluar dari kelas dan nyamperin kita.

"Dih siapa yang jadian? Gue gak paca--" ucapan gue terhenti karena kalimat yang bikin semua orang otomatis lirik ke arah kita bertiga

"Yaudah sekarang kita jadian. Lo mau kan?"

Haha

Gitu.

Sialan.

Raka itu ya.

"CIEEEE... TERIMA..TERIMA..TERIMA." kata murid-murid yang melihat kejadian super duper memalukan itu.

"Raka lo gak tau jabatan lo di sekolah apa? Lo gak malu?" tanya gue. Jujur masih shock

"Jawab aja Ra. Lo juga punya perasaan yang sama ke gue kan?"

Kata-kata Raka barusan bikin anak-anak malah lebih heboh dari tadi. Tatapan mereka ke gue seakan mengancam kalo gue gak terima Raka, gue bakal dibunuh sama mereka. Akhirnya gue mengangguk. Sambil tertunduk malu. Ah Raka sialan ya!

Hehehe.

***

"Heh pacar, turun udah nyampe." tegur Raka ke gue yang dari tadi terus aja deg-degan dan senyum-senyum sendiri di motor Raka.

"Ahh udah ya? Emm gue masuk dulu ya Ka. Hehe." ucap gue turun dari motor

Gue maju satu langkah, namun terhenti ketika sadar kalau didepan gue bukan rumah gue.

"Lah kok kesini?" tanya gue bingung

"Hmm pantes aja tadi gak ada respon, jadi lo gak denger gue ngajak lo makan dulu di sini?" katanya balik nanya

"Ehe. Ya sorry Ka, gue kan tadi menikmati perjalanan gitu loh."

"Alaahh paling lo dari tadi mikirin gue mulu. Gue kan ganteng."

Raka tetaplah Raka. Manusia tersableng yang pernah ada.

"Serah. Ayo deh makan." kata gue akhirnya

Super Rara•[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang