Kepercayaan memanglah selalu menjadi dasar dari sebuah hubungan. Entah itu hubungan percintaan, persahabatan, ataupun dalam hubungan persaudaraan. Dengan adanya kepercayaan, maka hubungan apa pun pasti akan berjalan lancar tanpa adanya hambatan.
Namun, benar, mendapatkan kepercayaan seseorang memanglah bukan hal yang gampang. Karena, untuk bisa membuat orang mempercayai kita sepenuhnya, memang membutuhkan waktu yang lama.
Seperti halnya Yoongi. Selama ini mungkin ia terlihat biasa-biasa saja melihat keluarganya dengan cepat mempercayai Hansung. Namun, siapa yang tahu, di balik diamnya itu ternyata Yoongi belum bisa sepenuhnya mempercayai Hansung.
Seperti yang kita tahu, Yoongi memang tidak pernah mengandalkan perasaan untuk mengambil sebuah keputusan. Yoongi selalu bertindak menurut logikanya, tanpa mau peduli apa yang diinginkan oleh hatinya.
"Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan, Hyung. Terserah kalian mau menerimanya atau tidak," ucap Yoongi.
"Tapi, Yoon. Apa yang membuatmu menolak Hansung untuk tinggal di rumah kita? Tidak kah kau lihat, jika Hansung sangat membutuhkan kita sekarang?"
Ya, beberapa saat lalu dengan tegas Yoongi menentang keputusan Kim bersaudara juga Jimin, untuk membawa Hansung ke rumahnya. Tidak ada alasan khusus, Yoongi hanya berpikir jika mereka belum lama mengenal Hansung. Dan membuatnya menjadi bagian dari keluarga Kim, adalah keputusan yang menurutnya kurang tepat. Ingat, Yoongi memang selalu bertindak menurut logikanya.
"Tolong, jangan pisahkan aku dengan sahabatku lagi ... Hyung."
"Jimin ...."
"Kenapa, Hyung? Kenapa kau tidak mempercayai Hansung?" tanya Jimin.
"Hyung tidak pernah mengatakan itu, Jim. Hyung hanya mengatakan apa yang menurut Hyung benar. Belum genap satu bulan kita mengenal Hansung, dan kita akan membuatnya menjadi bagian dari keluarga Kim dengan semudah ini? Ayolah, hanya karena wajah Hansung mirip dengan mendiang Taehyung, bukan berarti kita bisa membiarkan orang asing memasuki keluarga kita dengan seenaknya," jelas Yoongi panjang lebar.
Semua yang dikatakan Yoongi memang ada benarnya. Tapi ayolah, apa menurut kalian pemuda polos seperti Hansung adalah seorang penipu?
"Aku paham dengan apa yang coba kau jelaskan, Hyung. Tapi, cobalah pahami aku juga. Setelah sekian lama aku kembali memiliki seorang sahabat. Aku seakan bisa melihat sosok Taehyung dalam diri Hansung, Hyung. Aku ... aku tidak bisa jika harus berpisah dengan sahabatku lagi."
Jimin terus mencoba memberi pengertian pada Yoongi, membuat Yoongi bingung sendiri melihat Jimin yang begitu menyayangi Hansung.
"Biarkan Hansung tinggal bersama kita, Hyung," ujar Hoseok ikut menimpali.
"Kurasa tidak ada alasan yang membuat kita harus mencurigai Hansung, Hyung," tambah Namjoon.
"Tolong, ijinkan Hansung Hyung tinggal bersama kita, Yoongi Hyung. Kookie mohon."
"Tapi--"
"Anggap saja ini sebagai penebusan dosa kita pada Taehyung, Yoon. Semua yang terjadi tidak mungkin hanya sebuah kebetulan, mungkin kedatangan Hansung di kehidupan kita memang sudah menjadi takdir Tuhan."
"Yoongi Hyung, aku-"
"Diamlah, Jimin! Kenapa kalian semua bersikap seakan-akan aku ini penjahat, eoh? Aku hanya tidak mau kita mengambil keputusan yang salah, itu saja," potong Yoongi.
Pemuda itu kembali terdiam, sebelum akhirnya menatap Jungkook dan tanpa diduga berkata, "Hey, Jung. Kapan kita bisa membawa Hyung barumu ke rumah kita, huh?"
"Yoongi/Hyung, kau--"
"Aku setuju," jawab Yoongi, sontak membuat Jimin langsung memeluknya.
"Gomawo, Hyung! Kau memang yang terbaik!"
"Hem, tapi tentang Baek--"
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu, Hyung. Hansung bilang Baekhyun Hyung sendiri yang telah mengusirnya."
"Apa?"
"Iya. Jadi, untuk ke depannya tidak akan ada masalah jika Hansung tinggal bersama kita," balas Jimin. Sedangkan Yoongi hanya mengangguk tanda mengerti.
"Ekhem. Jadi, kapan kita bisa membawa Hansung pulang. Kim Jungkook Uisa?" goda Seokjin.
"Sepertinya besok saudara Hansung sudah bisa pulang, Kim Seokjin-Ssi," jawab Jungkook, membuat semua orang gemas pada kelinci jadi-jadian itu.
*****
[Jimin pov]Seperti biasa, saat aku sedang senang ataupun sedih. Orang pertama yang akan aku temui pastilah sahabatku, Kim Taehyung.
Malam ini langit sangat indah, begitu banyak bintang yang berkelap-kelip di atas sana. Dan aku yakin, bintang yang paling bersinar itu pasti adalah Taehyung.
Kubaringkan tubuhku di tanah taman rumah sakit, lalu beralih menatap indahnya langit malam.
"Semuanya sudah seperti keinginanmu, Tae. Apa kau bahagia sekarang? Jangan khawatir, meskipun sekarang sudah ada Hansung, tapi kau tetaplah satu-satunya sahabat terbaikku, Taehyung-ie. Percayalah, tidak ada yang bisa menggantikan posisimu di hidupku, kawan."
Untunglah di sini sudah sepi, kalau tidak aku pasti dikira orang gila karena berbicara sendiri.
"Aku tahu jika kau tidak suka aku terus menangisi kepergianmu, kan? Aku juga tahu jika kau ingin melihatku tersenyum bahagia meskipun tidak ada kau di sampingku. Sekarang lihatlah, aku tersenyum, Tae. Aku bahagia, dan itu semua karena Hansung."
Aku tidak bohong, aku benar-benar sedang tersenyum sekarang.
"Eh, kenapa aku jadi berpikir jika kau yang meminta Tuhan untuk mengirim Hansung padaku, ya? Apa itu benar, Tae? Haha, entahlah. Benar atau tidak, yang jelas aku akan menjaganya. Aku tidak akan membiarkannya pergi, seperti yang kau lakukan padaku, Kim Alien Taehyung."
Haha, sepertinya kebiasaanku memanggilmu Alien tidak akan pernah bisa hilang, Taehyung-ie.
"Hansung-ah, aku harap kita akan bisa berteman dengan baik. Tidurlah yang nyenyak, lalu bangunlah besok untuk menyambut hari yang baru dalam hidupmu," lirihku, sebelum akhirnya rasa kantuk menyerang dan merenggut seluruh kesadaranku.
Ah, kurasa aku akan tidur di sini malam ini.
[Jimin pov end]
Alur cerita ini bisa dibilang cepet. Jadi, jangan kaget kalau next part bakal di luar dugaan kalian, ya. Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kajima ll✅
RandomKelanjutan dari Kajima Pt 1 Dipublikasikan : 26 Agustus, 2019 - 21 September 2019. _____________________ Story By : @LaelatulHafidah