Jimin pikir, kehadiran Hansung akan membuatnya semakin bahagia. Membuatnya bisa sedikit melupakan kehilangan mendiang sahabatnya. Jimin juga berpikir, dengan adanya Hansung akan membuatnya bisa jauh lebih dekat dengan Kim bersaudara.Namun, semua itu hanyalah pikiran Jimin semata. Karena nyatanya, kehadiran Hansung lebih banyak membuatnya kecewa dibandingkan bahagia.
Ya, Jimin kecewa karena Kim bersaudara telah mengingkari janjinya. Apa sesulit itu memenuhi satu keinginannya? Ia hanya menginginkan Kim bersaudara hadir di hari pentingnya. Namun, tidak, mereka semua mengingkari janjinya dan membuat Jimin kembali kecewa.
Namun, Jimin bisa apa? Toh semuanya juga sudah terjadi, kan? Jimin hanya bisa memendam rasa kecewanya sendiri dan segera pulang setelah menghadiri acaranya. Jimin sadar, ia bukanlah anak kecil yang akan kabur dari rumah hanya karna hal sepele.
Tunggu, apa ini masih bisa disebut sebagai hal yang sepele? Entahlah, yang pasti saat ini Jimin hanya ingin pulang untuk mengetahui apa alasan Kim bersaudara sampai mengingkari janjinya. Jimin yakin, mereka semua punya alasan yang kuat untuk itu. Ia masih percaya dengan kasih sayang Kim bersaudara untuknya. Dan Jimin harap, mereka semua tidak akan menghancurkan kepercayaannya.
*****
[Jimin pov]Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di perjalanan, saat ini aku sudah sampai di Mansion Kim. Sebenarnya aku berniat langsung masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Namun, langkahku terhenti melihat pemandangan di hadapanku.
Entah kenapa, air mata yang baru saja kering kini tanpa sadar kembali menetes mengenai pipi mulusku. Tidak bisa dipungkiri, ada rasa iri ketika aku melihat Hyungdeul dan Kookie tengah bercanda tawa dengan Hansung. Mereka semua mungkin tidak menyadari, jika ada aku yang selama berjam-jam lalu tengah menunggu kehadiran mereka.
"Eoh, Jimin. Kau dari mana saja? Dari tadi Hyung mencarimu. Kau tahu? Kami baru saja menghadiri acara peresmian drama baru Hansung tadi."
Itu Jin Hyung yang berbicara. Ah, mungkin sekarang aku tahu, apa alasan mereka mengingkari janjinya padaku.
"Aku baru saja menghadiri acara penghargaanku, Hyung," jawabku. Terlihat jelas, perubahan air muka Hyungdeul dan Kookie setelahnya.
"Astaga, maaf, Jim. Hyung--"
"Lupa, kan?" potongku.
"Tidak, Jim. Kita--"
"Baiklah, aku permisi ke kamar dulu, Hyung. Ah, ya. Selamat ... Hansung-ah, aku ikut bahagia untukmu," sanggahku cepat, lalu berlalu pergi ke kamarku.
[Jimin pov end]
*****
Setelah kepergian Jimin, terlihat jelas raut penyesalan di wajah Hansung. Pemuda itu menundukkan kepalany, lalu dengan lirih berkata,"Maaf, ini semua salahku."
Belum sempat Kim bersaudara menyahuti perkataan Hansung, tiba-tiba saja Yoongi yang entah datang dari mana berlari menghampiri mereka dan mencela pembicaraannya.
"D-di mana Jimin, Hyung?" tanyanya dengan napas yang tersenggal-senggal.
"Dia ada di kamarnya, Yoon. Sepertinya Jimin marah karena tidak satupun dari kita yang hadir di acara penghargaannya," jawab Seokjin. Ayolah, Jimin tidak marah, Seokjin. Dia hanya kecewa, kau dengar? Kecewa!
"Shit!" umpat Yoongi, kemudian menyusul Jimin ke kamarnya.
Ya, sebenarnya Yoongi tidaklah lupa dengan janjinya pada Jimin. Namun, karena suatu alasan ia terlambat dan berakhir membuat Jimin kecewa seperti yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kajima ll✅
RandomKelanjutan dari Kajima Pt 1 Dipublikasikan : 26 Agustus, 2019 - 21 September 2019. _____________________ Story By : @LaelatulHafidah