Setelah perseteruan antara Hansung dan Baekhyun kemarin, lalu sesudahnya Jimin serta Yoongi ikut membujuk Hansung, akhinya hari ini Hansung bersedia kembali melanjutkan drama yang di bintanginya bersama Jimin.Bersyukurlah karena drama yang di bintanginya bukan drama kejar tayang. Jika tidak, mungkin sudah sejak jauh-jauh hari sang sutradara mencari pengganti Hansung.
Namun, tetap saja. Akibat penundaan selama tiga hari, sekarang Jimin dan Hansung harus extra dalam bekerja. Sejak pukul tujuh pagi, hingga sekarang jam menunjukkan pukul empat kurang lima belas menit, Jimin serta Hansung masih sibuk dengan syutingnya. Dan, ya. Mereka hanya diberi waktu istirahat kurang lebih selama lima belas menit.
Lelah? Jangan tanya lagi. Karena peran utama yang diterima keduanya, membuat mereka menjadi lebih banyak menerima scine dalam berakting. Jimin bahkan sampai meminta Yoongi membatalkan seluruh jadwal konsernya karena ini. Namun, beruntung keduanya sama-sama mempunyai bakat akting yang bagus, jadi tidak perlu ada pengulangan dan langsung selesai dalam sekali take.
*****
Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam, proses syuting pun telah berakhir sekarang. Para kru serta staf-staf lainnya pun sudah mulai meninggalkan lokasi syuting. Namun, bukannya pulang bersama Yoongi, Jimin justru menolak ajakannya kemudian menarik paksa Hansung untuk mengikutinya.Entah apa yang ada dalam pikiran Jimin saat ini, anak itu memaksa Hansung menaiki motor ninjanya yang sudah lama tak terpakai. Pemuda itu berhenti di sebuah tempat yang sering ia datangi bersama Taehyung.
Danau ....
Jimin melepaskan tautan tangannya pada Hansung, lantas merebahkan tubuhnya di atas rerumputan hijau. Setelahnya, Jimin kembali menarik paksa pergelangan tangan Hansung dan memaksanya untuk berbaring di sebelahnya.
"Apa kau sudah gila, hah?!" pekik Hansung tak terima.
Tentu saja, pertama Jimin sudah memaksanya untuk ikut bersamanya. Dan sekarang? Ia malah disuruh tiduran di pinggir danau seperti orang yang tidak punya rumah. Yang benar saja!
Jimin hanya tersenyum simpul menanggapi omongan Hansung dan hanya sibuk menatap langit malam.
"Apa kau masih marah?" tanya Jimin tanpa mengalihkan pandangannya.
"Maaf, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu padamu," lanjutnya.
Hansung hanya terdiam, melakukan hal yang sama seperti Jimin.
Menatap langit.
"Tapi, aku punya alasan sendiri kenapa aku bersikap seperti orang gila waktu itu. Kau tidak mau tahu, apa alasannya?"
Sepertinya ucapan Jimin kali ini berhasil menarik perhatian Hansung. Pemuda itu mulai mengubah posisi tidurnya, lalu menoleh ke arah Jimin.
"Apa?" singkat, padat, dan jelas.
Jimin sedikit menyunggingkan senyumnya mendengar jawaban Hansung. Dengan pandangan matanya tidak pernah ia alihkan dari langit, pada akhirnya ia mulai menceritakan kisahnya dengan Taehyung.
"Wajahmu, mengingatkanku pada seseorang," ujarnya.
"Siapa?"
"Sahabatku ... Kim Taehyung."
Jimin kembali mengulas senyumnya saat menyebut nama Taehyung. Entahlah, perasaannya selalu saja menghangat setiap ia berbicara atau mengingat apa pun yang berhubungan dengan Taehyung.
Sementara Hansung? Pemuda itu hanya terdiam, memilih untuk membiarkan Jimin melanjutkan ceritanya.
"Kau tahu, Hansung-ah? Taehyung itu sangat berharga untukku. Dia bukan hanya sekedar sahabat, melainkan seorang yang benar-benar penting dalam hidupku."
"Seberapa penting, Tae ... Taehyung untukmu?" balas Hansung.
"Taehyung adalah sebagian dari hidupku. Mungkin terkesan berlebihan. Tapi ... itulah faktanya," lirih Jimin.
"Taehyung bagaikan warna di hidupku. Dia mengajariku bagaimana tertawa tanpa beban. Taehyung mengajariku arti dari sebuah kesabaran, ia juga mengajariku untuk selalu berusaha tersenyum di setiap keadaan. Dan, ya. Yang paling kuingat darinya ialah, bagaimana cara memberi tanpa meminta imbalan," kata Jimin panjang lebar.
Pemuda itu tersenyum, kemudian menghapus air mata yang entah sejak kapan sudah berhasil menetes dan membasahi pipi mulusnya.
"Maaf, apa aku terlalu banyak bicara?"
"Ah, tidak. Seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Tidak seharusnya aku bersikap berlebihan waktu itu," sesal Hansung.
"Maaf untuk sikapku waktu itu ... Jimin," lanjutnya, membuat Jimin tersenyum simpul setelahnya.
"Gwaenchana, itu bukan salahmu."
"Ya, tapi ... itu, di mana ... di mana Taehyung sekarang?" tanya Hansung.
Jimin kembali tersenyum, semakin menatap lekat indahnya langit malam sebelum akhirnya berkata,
"Dia ... sudah menjadi bintang."
Dan, itulah yang menjadi akhir dari perbincangannya dengan Hansung malam ini. Namun, siapa yang tahu, mungkin saja ini adalah awal dari persahabatannya dengan Hansung.
Ya, mungkin ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kajima ll✅
AcakKelanjutan dari Kajima Pt 1 Dipublikasikan : 26 Agustus, 2019 - 21 September 2019. _____________________ Story By : @LaelatulHafidah