KJS2-14

5.6K 581 64
                                    

Breaking news ....

Setelah tiga hari menghilang tanpa kabar, Idol tampan yang kini tengah naik daun-- Park Jimin-- hari ini akhirnya ia ditemukan dalam keadaan tidak sadar. Sesuai berita yang kami ketahui, Jimin ditemukan oleh salah seorang Kakaknya, atau bisa disebut juga sebagai manajernya-- Kim Yoongi.

"Tolong, katakan apa yang sebenarnya terjadi?"

"Bagaimana keadaan Jimin sekarang?"

"Tolong kerja samanya, Kim Yoongi-Ssi. Kami hanya ingin tahu bagaimana keadaan Park Jimin," ujar salah seorang wartawan.

Berita Jimin ditemukan memang dengan cepat terdengar oleh media. Yoongi benar-benar kesal, ia tahu jika para wartawan ini sama sekali tidak mencemaskan keadaan Jimin. Mereka hanya ingin tahu kabar terbaru dari seorang Idol, Park Jimin.

"Jimin baik-baik saja, dia hanya butuh istirahat untuk sekarang ini. Jadi tolong, pergilah dan biarkan Jimin beristirahat dengan tenang," jawab Yoongi, sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam rumah sakit.

*****
"Apa Jimin Hyung baik-baik saja?" tanya Jungkook entah pada siapa.

Ya, Kim bersaudara baru saja menonton berita tadi. Mereka semua hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing tanpa mau mengatakan sepatah kata pun.

"H-hyungdeul, apa kita perlu menjenguk Jimin Hyung?" Jungkook kembali bertanya seraya menatap satu persatu Kakaknya. Namun, lagi-lagi semuanya hanya terdiam membuat Jungkook kesal dan berakhir memilih masuk ke dalam kamarnya.

'Semoga kau baik-baik saja, Jim,' batin seorang pemuda dengan air mata yang tanpa sadar mengalir dari pelopak matanya.

'Ck! Kenapa kau tidak mati saja, eoh?!' batin pemuda lainnya dengan tatapan penuh amarah di matanya.

*****
Di sisi lain, ada Yoongi yang tak henti-hentinya mengumpat saat ia mengingat kebodohan yang baru saja Jimin lakukan. Bayangkan saja, tiga hari tanpa makan dan minum? Dan itu pun ia lakukan di kuburan?

Astaga, yang benar saja!

Ingin sekali Yoongi menoyor kepala Jimin jika saja bocah itu tidak sedang terbaring lemah di brankar rumah sakit. Ya, mungkin saja setelah itu otaknya akan kembali ketempatnya.

Namun, setidaknya kini Yoongi bisa bernafas lega saat dokter mengatakan jika Jimin baik-baik saja. Meskipun kondisinya masih sangat lemah, tetapi tidak ada yang perlu di khawatirkan untuk saat ini. Dokter hanya mengatakan jika Jimin masih butuh banyak istirahat dan makan yang teratur untuk mempercepat proses pemulihannya.

"Ck! Kapan kau akan bangun, eoh? Menyusahkan saja!" decaknya sebal.

"Tidak ada yang memintamu untuk menungguku di sini, Kim Yoongi-Ssi!"

"Jimin, kau--"

"Aku tidak butuh belas kasihanmu itu. Dan yah, kenapa kau repot-repot membawaku ke rumah sakit, hah? Seharusnya kau biarkan saja aku mati di sana!" Jimin kembali berteriak. Pemuda itu melepas paksa selang infus di tangannya, berusaha bangkit dari tidurnya lalu turun dari brankarnya.

"Apa yang kau lakukan, hah?!" Yoongi mencoba menahan Jimin dengan mencekram pergelangan tangannya.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu, kan?" ucap Jimin, seraya melepaskan cengkraman tangan Yoongi.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyelamatkanku?! Kenapa kau tidak membiarkan aku mati saja agar aku bisa menemui Taehyung!"

"Kau benar-benar sudah gila, Park! Apa kau sadar dengan ucapanmu itu, hah?!" kesal Yoongi. Mungkin sekarang ia berpikir jika Jimin memang gila.

"Gila? Hahaha ... anggap saja aku memang gila, Hyung! Jadi tolong! Biarkan saja orang gila ini mati dengan tenang!" pekik Jimin dan ....

Plak!

Lagi dan lagi, untuk kesekian kalinya, Yoongi kembali menampar pipi Jimin. Entahlah, mungkin itu adalah satu-satunya cara Yoongi untuk bisa menunjukan kasih sayangnya.

Tunggu dulu, sayang? Ya, tentu saja Yoongi menyayangi Jimin. Jika tidak, mana mungkin Yoongi mau kesana kemari hanya demi mencarinya? Tapi apa? Setelah ia bisa menemukan Jimin, anak itu justru malah mengatakan hal yang membuat Yoongi darah tinggi. "Pengecut!"

Satu kata itu keluar dari mulut Yoongi. Sedangkan Jimin memiringkan kepalanya, lalu menatap kedua mata sang Kakak.

"K-kau bilang apa, Hyung? Pengecut? Kau bilang aku pengecut, eoh?!"

"Ya! Kenapa? Apa kau tidak terima Hyung menyebutmu pengecut, Park? Bukankah yang aku katakan memang benar? Hanya orang-orang pengecutlah yang akan lari dari masalahnya dan nemilih jalan pintas sebagai jalan keluarnya!" balas Yoongi tanpa memutus kontak matanya dengan Jimin.

"Hahaha." Jimin kembali tertawa hambar, membuat Yoongi mengercitkan dahinya.

"Kau benar, Hyung! Aku memanglah seorang pengecut! Tapi apa yang bisa kulakukan? Kalianlah yang membuatku menjadi seorang pengecut! Kalian semua telah mematahkan kepercayaanku, Hyung. Hiks, tidak ada satu pun dari kalian yang mau mempercayaiku!"

"Dan kau berpikir untuk mengakhiri hidupmu karena ini?!"

"Lalu apa yang bisa kulakukan selain ini, Hyung?!"

"Bodoh! Jika kau memang tidak bersalah, maka buktikan semuanya! Buktikan jika memang tidak menaruh racun itu di makanan Hansung! Buktikan jika kau memanglah bukan seorang pembunuh! Seharusnya kau mencoba membuktikan ucapanmu, bukan malah lari dari masalahmu dan menjadi seorang pengecut, Park Jimin!" pungkas Yoongi. Ia terus saja berteriak tanpa menyadari jika wajah Jimin sudah semakin memucat.

Dengan sisa tenaganya, Jimin masih mencoba berdiri tegak. Meskipun sebenarnya kakinya sudah sangat gemetar menahan berat tubuhnya sendiri.

"Untuk apa aku membuktikannya, Hyung? Kalian semua bahkan sudah tidak percaya padaku. Jadi, untuk siapa aku membuktikan kebenaranku, Hyung."

"Siapa bilang tidak ada yang mempercayaimu, eoh? Hyung-mu ini masih mempercayaimu, Jim. Hyung percaya sepenuhnya padamu."

"Hyung--"

"Hubungan kita tidaklah selemah itu, Jimin-ah. Hyung mengenalmu bukan hanya satu atau dua hari saja, Hyung sudah hafal betul bagaimana sifatmu. Maaf karena sempat meragukanmu. Namun, sekarang Hyung sadar, jika kau memang tidak mungkin melakukan kejahatan seperti yang mereka tuduhkan." Ucapan Yoongi sontak berhasil membuat Jimin tertegun.

Namun, detik berikutnya Jimin mulai mendekati Yoongi berencana untuk memeluknya. Tapi yang terjadi malah Jimin lebih dulu menubrukkan dirinya pada Yoongi, membuat Yoongi dengan refleks menangkapnya.

"Ck, kau masih butuh banyak istirahat, bodoh!" kesal Yoongi, sedangkan Jimin hanya terkekeh pelan lalu dengan lirih berkata,

"Gomawo, Hyung."

"Simpan saja terima kasihmu untuk nanti. Sekarang tidur dan istirahatlah."

Yoongi kembali merebahkan tubuh Jimin di brankar, kemudian memanggil dokter untuk memasang infusnya lagi.

Yoongi kembali merebahkan tubuh Jimin di brankar, kemudian memanggil dokter untuk memasang infusnya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditunggu vomennya, ya. Hehe ....

Kajima ll✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang