KJS2-20

5.8K 527 37
                                    

Tidak pernah terpikir oleh Chanyeol jika Adiknya--Park Jimin--, akan ia temui di penjara setelah sekian lama. Chanyeol kira, meninggalkan Jimin di tengah-tengah keluarga Kim adalah keputusan yang terbaik bagi adiknya. Melihat kedekatan juga kasih sayang yang mereka tunjukan pada Jimin, membuat Chanyeol mempercayakan sepenuhnya sang Adik pada Kim bersaudara.

Namun, sepertinya Chanyeol menyesali keputusannya sekarang. Seharusnya ia membawa Jimin bersamanya, seharusnya ia sendirilah yang mengurus Jimin dan merawatnya. Meskipun Chanyeol tidak bisa memberikan seluruh waktunya pada Jimin, setidaknya ia tidak akan membiarkan Jimin menghadapi keadaan seperti ini.

"Maafkan Hyung, Jim," gumam Chanyeol. Pemuda itu menatap miris kondisi sang Adik yang tengah terbaring lemah di brankar rumah sakit dengan luka fisik mau pun batinnya.

Ya, Chanyeol berhasil mengeluarkan Jimin dari penjara dengan bantuan pengacara juga uang jaminannya. Meskipun belum sepenuhnya bebas karena Kim bersaudara enggan mencabut untuk tuntutannya. Namun, setidaknya untuk saat ini Chanyeol bisa bernapas lega melihat Jimin berada di sampingnya.

Chanyeol menggenggam erat tangan Jimin. Sesekali ia juga mengelus punggung tangannya, menenangkannya saat ia bergumam dalam tidurnya.

"Pasti rasanya sakit sekali, kan?"

Chanyeol mulai terisak, hatinya sangat sakit melihat Adik semata wayangnya terluka. Chanyeol menyesal, ia benar-benar menyesal telah mempercayakan Jimin pada Kim bersaudara. Ia pikir mereka semua telah berubah, tapi nyatanya tidak!

Sungguh, Chanyeol merasa bodoh karena telah mempercayai mereka. Sekali pun ia tidak pernah berpikir, jika pada Adik kandungnya saja Kim bersaudara bisa setega itu, bagaimana dengan Jimin yang notabenya hanya Adik/Kakak angkatnya saja?

"Jangan khawatir, Hyung-mu sudah kembali. Hyung tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi, Jim. Tidak akan!"

*****
Hanya ada kegelapan juga keheningan di rumah besar keluarga Kim. Mereka seakan telah kehilangan cahayanya setelah kematian Seokjin dan juga kepergian Jimin. Tidak ada lagi lelucon konyol Seokjin, tidak ada lagi teriakan melengking dari Jimin. Semuanya benar-benar telah lenyap bersamaan dengan kematian sang Kakak tertua.

Bahkan, sang maknae--Kim Jungkook--yang biasanya selalu riang kini hanya mengurung diri di dalam kamar. Tidak jauh berbeda dengan Jungkook, Kim bersaudara yang lainnya juga melakukan hal yang sama. Mereka semua hanya diam larut dalam pikiran mereka sendiri. Tidak ada niatan bagi mereka untuk saling menghibur atau hanya sekedar saling bicara saja.

Keempatnya lebih memilih mengurung diri dalam kamar seperti yang dilakukan Yoongi. Seharian ini pemuda pucat itu sama sekali belum menyentuh makanan. Sungguh, ia sudah benar-benar percis seperti mayat hidup sekarang.

Yoongi terus termenung sembari sesekali mengacak rambutnya frustasi. Pikirannya kalut, ia tak tahu apa keputusannya tentang Jimin benar atau tidak.

Yoongi tetap setia dalam diamnya, hingga beberapa detik kemudian matanya melirik sebuah gelas di depannya. Pemuda itu mengambil gelas tersebut sebelum akhirnya merematnya dengan kuat. Lalu, dengan sengaja ia membanting gelas di genggamannya, mengambil pecahan gelas tersebut dan menatapnya lama.

Ide gila seketika muncul dalam pikirannya. Perlahan tapi pasti, Yoongi mulai menggoreskan pecahan gelas tersebut pada tangannya. Pemuda itu membiarkan darah terus mengalir dari tangannya tanpa peduli akan rasa sakit yang mulai menguasainya.

"ARGH! KAU BENAR-BENAR TELAH MEMBUATKU GILA, PARK JIMIN!"

Yoongi berteriak frustasi, ia bahkan sama sekali tak memperdulikan darah yang terus keluar dari tangannya sendiri. Saat ini pikirannya tengah kacau karena Jimin. Sekeras apa pun ia mencoba untuk mengacuhkannya, pada akhirnya ia tetap tidak bisa melakukannya. Yoongi sudah terlalu menyayangi Jimin hingga ia tidak bisa untuk tidak peduli padanya.

Kajima ll✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang