KJS2-21

6.5K 531 82
                                    

Park Chanyeol, pemuda itu tak henti-hentinya mengumpat saat mengetahui jika Adiknya kabur dari rumah sakit. Awalnya ia kira Jimin akan menyerah setelah ia bertindak tegas dengan mengurung Jimin di ruang rawatnya. Namun, tidak, si keras kepala Park Jimin sepertinya memang senang sekali membuatnya jantungan.

Bahkan baru beberapa menit yang lalu Jimin sadar, dan sekarang dengan sesuka hatinya ia melepas paksa selang infusnya dan kabur dari rumah sakit? Astaga, yang benar saja!

"Hyung hanya tidak ingin kau terluka, Jim. Kenapa kau tidak bisa mengerti, eoh?" gumamnya kesal.

"Kau benar-benar ingin membuat Hyung jantungan, ya? Awas saja kalau sudah ketemu!"

Chanyeol mengacak rambutnya frustasi, rasanya ia benar-benar jengah dengan tingkah laku Adiknya sendiri. Tidak bisakah untuk kali ini saja Jimin menuruti keinginannya? Ia hanya tidak ingin Adiknya terluka. Itu saja!

*****
Sementara di sana Chanyeol tengah sangat khawatir dengan keadaan sang Adik. Di sisi lain, orang yang ia khawatirkan kini sudah berada tepat di kediaman keluarga Kim. Dengan napas yang terengah-engah Jimin mulai memasuki pekarangan mansion Kim tersebut. Pemuda itu menghentikan langkahnya sejenak kala mengingat kebencian yang Kim bersaudara tujukan padanya. Jimin takut, jika sampai hari ini mereka masih membecinya.

Namun, saat ini sepertinya itu tidaklah penting. Jimin membuang jauh-jauh pikiran negativnya kemudian memilih untuk masuk ke dalam rumah keluarga Kim. Dan, betapa terkejutnya Jimin melihat apa yang ada di hadapannya.

"Yaa, Byun Hansung! Apa yang kau lakukan pada Hyungdeul dan Kookie, eoh?!" teriak Jimin, membuat semua atensi tertuju padanya.

"Brengsek kau!" teriaknya, lagi.

Ia bahkan tak peduli pada tatapan-tatapan bingung yang Kim bersaudara berikan setelah melihatnya.

Pemuda itu sudah terlanjur sangat emosi saat melihat apa yang Hansung juga Baekhyun lakukan pada Kim bersaudara. Mereka berdua mengikat Kim bersaudara di kursi masing-masing layaknya seeorang tahanan.

"M-maaf," lirih Yoongi seraya menatap lekat Jimin yang berada tak jauh darinya. Yoongi terkulai lemas dengan tangan juga kakinya yang terikat.

Ya, tentu saja itu akan terjadi mengingat Yoongi baru saja kehilangan bayak darah. Jika saja Jungkook tidak datang tepat waktu dan dengan sigap menanganinya, entah apa yang akan terjadi padanya sekarang.

"H-hyung ...," balas Jimin tak percaya.

Apa Jimin tidak salah dengar? Tidak, bukannya ia senang atau menginginkan Yoongi mau pun para Kim bersaudara meminta maaf padanya. Namun, dengan permintaan maaf Yoongi, apa ia bisa menyimpulkan jika mereka sudah tau yang sebenarnya?

"Hyung ... k-kau--"

"Ya, kami sudah mengetahui segalanya, Jim. Segalanya!" potong Namjoon seraya menatap Hansung dengan tatapan penuh kebencian.

Ya, Kim bersaudara memang telah mengetahui sifat asli Hansung. Ah, ralat, lebih tepatnya Hansung sendirilah yang telah membuka topengnya. Malam itu, tepat setelah insiden yang terjadi pada Yoongi, tak lama kemudian Baekhyun datang bersama beberapa orang lainnya dan langsung mengikat paksa Yoongi beserta Kim bersaudara yang lainnya.

Yoongi yang saat itu dalam keadaan lemah pun tak bisa melakukan apa-apa, sementara Kim bersaudara yang tentunya kalah jumlah hanya dapat melawan sebisanya. Kekuatan mereka tentu tidak ada bandingannya dengan Baekhyun dan para anak buahnya. Terlebih lagi, Baekhyun juga membawa senjata, membuat mereka tidak bisa melakukan apa-apa selain menyerahkan dirinya.

Setelahnya, Baekhyun memaksa Namjoon untuk menandatangani dokumen yang harusnya Seokjin tandatangani. Kali ini Namjoon atau pun Kim bersaudara tidak menyerah begitu saja. Bukannya mereka tak sayang nyawa, tetapi mereka benar-benar tidak rela jika perusahaan dan juga seluruh harta hasil jerih payah mendiang Ayahnya jatuh begitu saja ke tangan pengkhianat seperti Hansung.

Kajima ll✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang