#11.1 Knowing That

119 9 2
                                    

Jangan lupa pencet bintang, gaes. 🌟

Playlist : Endless Love - Jackie Chan ft. Kim Hee Seon

🌻🌻🌻


Jemari lentik Fania terus bergerak di atas tuts piano. Ia tak sadar akan kehadiran Jonathan yang kini tengah memperhatikannya. Cukup lama Jonathan duduk di sofa sembari mendengarkan melodi yang diciptakan oleh jemari gadis itu. Kenapa lagu yang ia mainkan terdengar sedih? Jonathan terus mengamatinya.

Fania tersentak ketika mendengar suara tepuk tangan dari belakangnya setelah ia baru saja selesai bermain. Ia segera berbalik ke arah sumber suara. "Sejak kapan lo di situ?" tanya Fania.

"Sejak tadi." Jonathan bangkit dari sofa lalu berjalan menghampirinya. "Lo jago main piano ternyata. Gue baru tahu."

"Gue cuma suka aja main nada dengan piano." Fania mengedikkan bahu. "Kaki lo udah baikan?"

"Kaki gue nggak kenapa-kenapa kok. Tapi, tadi itu lagu apa? Kok kedengerannya sedih? Lo lagi galau?"

Fania mendongak menatap Jonathan yang kini berdiri di sampingnya. "Emang gue keliatan sedih?" Fania tersenyum sembari mengedip-edipkan matanya. Jonathan hampir saja tertawa melihat ekspresi gadis itu.

"Syukur deh kalo nggak sedih."

"Cuma itu lagu yang melintas di kepala gue, tadi. By the way, lo mau nginep di sini lagi, Jo?" tanya Fania seolah mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kok nanya begitu? Lo mau usir gue?" Jonathan menaikkan kedua alisnya.

Fania terkekeh. "Ya elah, sensitif banget kek cewek lagi PMS." Fania berdiri dari kursinya. "Yaudah sono tidur. Udah malem, besok sekolah." Ia berjalan menuju meja makan yang jaraknya cukup dekat dengan posisi piano tadi.

"Lo juga belum tidur."

"Ini juga gue mau tidur." Fania meraih toples bundar berisi sosis siap makan.

"Lo tidur sambil dekep tuh sosis?" Jonathan melongo.

Fania terkekeh lagi. "Enggak. Ini cuma buat jaga-jaga. Kali aja ntar tengah malem gue laper." Fania meringis memperlihatkan gigi-giginya lalu berbalik badan dan berjalan menuju kamarnya sembari menghitung jumlah sosis yang ada di dalam toples.

Jonathan tertawa pelan menyaksikan tingkah gadis itu. "Dasar cewek ajaib."

Setelah gadis itu lenyap dari pandangannya, ia berbalik menatap piano untuk sepersekian detik. Jonathan memutuskan mengambil posisi duduk lalu menempatkan jemarinya di atas tuts piano, menekan beberapa tuts meskipun tak menciptakan nada yang sesuai. Jonathan melihat buku partitur di depannya. Not balok dalam buku itu tertulis rapi meski ditulis manual dengan tangan. Setelah membolak-balik lembar kertas yang ada di sana, dia menemukan satu lagu yang cukup mudah untuk dimainkan. Meskipun tak begitu lancar membaca not balok, tapi dia terus mencoba meski selalu saja gagal.

Jonathan tertawa. "Udahlah. Gue emang nggak bakat musik." Sebenarnya Jonathan hanya mencari kesibukan karena sampai sekarang dia tak juga merasakan kantuk.

"Kamu belum tidur, Jo?" Suara Ayah mengejutkan Jonathan yang segera menoleh ke arah sumber suara.

"Eh, Ayah. Maaf Jo berisik." Jonathan meringis.

Darwin berjalan menghampirinya. "Fania sering main piano sampai larut malam."

"Oh ya?"

Darwin mengangguk. "Dia sangat suka menumpahkan segala macam bentuk emosi dengan bermain nada. Meskipun gadis itu sama sekali belum pernah bertemu ibunya, tapi mereka sangat mirip." Darwin terkekeh.

Finally, I Met You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang