Hai! Kita ketemu lagi 👋🏻
Sebelumnya, follow akun Instagram Eirance @nadia_listinaa dan juga Twitter @NadPandaa(baru ganti nama) ya 🙃
🌻🌻🌻
Sudah seminggu setelah kejadian, Fania masih tetap marah terhadap Jonathan. Lelaki itu bahkan sudah pulang ke rumah sejak empat hari lalu agar Fania tak perlu susah payah pura-pura baik-baik saja di depan ayahnya. Jo memberi Fania waktu sendiri tanpa mengganggunya untuk beberapa hari. Namun hari ini, sudah tidak sanggup lagi. Ia harus menyelesaikan semuanya. "Fan, gue pengen bicara sama lo." Jonathan menghampiri gadis itu yang tengah mencoret-coret buku.
"Ngomong aja."
Jonathan duduk di bangku sebelah Fania, menghadap ke arah gadis itu. "Jangan marah lagi, gue minta maaf."
"Udah gue maafin. Kan gue juga udah bilang kalo nggak bisa marah sama lo."
"Tapi lo masih diem aja nggak mau ngomong sama gue."
"Jadi nggak mood aja."
"Kita baru aja jadian masa udah kaya gini, Fan?"
Fania menoleh ke arah Jonathan dengan cepat. "Jadian? Kapan? Emang lo pernah nembak gue? Pernah nanya ke gue mau nggak jadi pacar lo, gitu? Dengan lo nyium gue, apa itu berarti kita pacaran? Gue rasa enggak." Beruntung di dalam kelas hanya ada beberapa siswa, dan mereka sedang sibuk menyalin PR. Jika tidak, bisa-bisa ada yang mendengar percakapan mereka, lalu akan beredar gosip di sekolah tentang ciuman mereka. Fania kembali pada aktifitasnya mencoret-coret buku.
"Kan gue udah bilang kalo itu tanda kepemilikan. Dan bukannya lo juga bilang sayang sama gue? Jadi, harusnya sama aja dong."
Fania tak menjawab apapun.
"Gue ngaku salah soal Kesha. Tapi gue nggak bohong soal gue sayang sama lo."
"Karena gue dan Kesha mirip?"
"Kemiripan lo sama Kesha emang bikin gue tertarik. Tapi bukan itu yang bikin gue sayang."
"Terus, kenapa lo sayang sama gue?"
"Karena lo Fania, that's all. Gue beneran sayang sama lo karena diri lo sendiri yang nggak pernah terpengaruh sama orang lain, dan tetep jadi Fania."
Gadis itu menatap Jonathan untuk beberapa saat. "Gue nggak baper."
Jonathan mengembuskan napas perlahan. "Fan ...."
"Apa?"
"Udah ya, marahnya." Jonathan merogoh saku, lalu memberikan beberapa buah sosis kepada gadis itu.
Fania melipat keduanya tangan di atas meja lalu menenggelamkan wajah di atasnya. Ia terdiam untuk beberapa saat sebelum berujar, "dasar laki-laki brengsek, nggak peka, bodoh, ngeselin!" Fania merebut sosis itu lalu pergi begitu saja.
"Fan, kita baikan, kan?" Jonathan mengejarnya.
"Nggak!"
"Tapi kok lo ambil sosisnya?"
"Ini perkara lain." Fania terus berjalan, langkahnya menuju ke taman. Namun belum sampai di taman, ia berpapasan dengan Riko, David, dan Ghea yang baru saja kembali dari kantin untuk membereskan keluhan cacing-cacing di perut mereka.
"Ciyeee main kejar-kejaran." Ghea tertawa.
"Pantes diajakin ke kantin kagak mau," imbuh Riko.
"Berisik kalian." Jonathan memutar bola matanya.
"Acara hiking setelah ujian bakal seru nih. Fania sama Jonathan, gue sama Ghea, Riko sama Tasya." Wajah David berseri-seri sebelum tangan Riko mendarat cukup keras di kepalanya, lalu mengaduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally, I Met You!
Novela Juvenil"Kenapa kamu kasih aku bunga matahari?" -Kesha Yeo- "Karena kamu bersinar." -Jonathan Choo-