sepuluh.

5.1K 796 301
                                        

Mungkin sudah hampir seminggu lamanya sejak Seungyoun sembuh dari demam dan bisa menjalani hari-harinya lagi dengan normal. Beberapa hal terasa berbeda belakangan ini terutama dengan kenyataan bahwa Hangyul selalu pulang ke rumah dan tidak lagi banyak menghabiskan harinya menginap di rumah orang lain. Seungyoun tidak keberatan, sama sekali tidak. Melihat Hangyul setiap pagi saat membuka mata, setiap kali dia pulang bekerja, setiap kali makan malam bersama, setiap kali berpamitan untuk tidur, membuatnya semakin hari semakin jatuh dalam pesona. Seungyoun selalu tahu Hangyul adalah seorang adik yang manis, tapi belakangan ini dia bisa melihat Hangyul dari berbagai sisi lainnya. Hangyul itu tampan, bisa diandalkan, dan perhatian.
Mungkin karena sebelumnya Seungyoun membatasi jarak di antara mereka sebagai sepasang saudara angkat, tapi kali ini dia sudah menghapus batas di antara mereka. Seungyoun bisa melihat Hangyul sebagai dirinya sendiri, sebagai seorang laki-laki. Seungyoun tidak pernah merasa ingin mencium, memeluk, melindungi seseorang sampai sedalam ini sebelumnya.

Seungyoun pikir dia sudah pernah jatuh cinta sebelumnya. Tapi, jujur saja dia tidak pernah merasakan sesuatu seperti yang dia rasakan pada Hangyul. Seungyoun pernah bertemu perempuan lain yang sangat cantik, laki-laki lain yang lebih tampan. Lalu instingnya memerintahkan satu komando yang telak: bawa si dia yang indah itu ke atas ranjang. Perasaannya pada Hangyul ternyata tidak seserhana itu. Seungyoun pernah diam-diam membayangkan mereka berdua saling bercumbu dan melucuti pakaian di atas ranjang, tapi untuk benar-benar melakukannya membuat kedua tangan Seungyoun gemetaran. Rasanya seperti bermain dengan serpihan kaca. Sedikit saja bertindak gegabah akan menghancurkan segalanya. Terutama karena Hangyul masih belum lulus SMA dan mungkin dia tidak pernah pacaran dengan siapapun sebelumnya.

Karena itu, Seungyoun memerlakukan Hangyul dengan sangat lembut. Seungyoun tidak berani melakukan hal yang lebih dari pada cumbu yang dalam atau tidur bersama di bawah satu selimut dengan Seungyoun yang memeluknya dari belakang.

"Hyung, ini jam berapa?"

Suara berat yang tipis mengalun lembut di telinga Seungyoun itu menarik perhatiannya seketika. Seungyoun tidak sadar sudah berapa lama melamun sambil memerhatikan atap kamarnya sendiri tanpa bosan sejak bangun dari mimpinya pagi itu. Hangyul menatap lurus padanya dengan wajah tidur dan mata yang masih setengah terbuka. Hangyul itu tubuhnya besar, tapi kalau sedang ada di dalam pelukan Seungyoun dia kelihatan kecil. Itu menggemaskan. Seungyoun jadi bergerak mendekat dan mencium puncak kepalanya nyaris tanpa sadar.

Hangyul mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali, berusaha beradaptasi dengan sinar matahari terik yang masuk melalui jendela kamar. Dia membuka suara sesaat setelah melirik jam meja yang letaknya tidak jauh dari kepala ranjang. "Aku harus bersiap sekarang," katanya sambil berusaha melepaskan lengan Seungyoun yang membatasi ruang geraknya.

"Kalau mau pergi, cium dulu," balas Seungyoun sambil memasang wajah cemberut yang dibuat-buat.

"A-apa sih," Hangyul membuang wajahnya ke arah lain. Dari pada menuruti apa yang diminta Seungyoun dia hanya diam saja sambil menggigit bibirnya. Telinganya berubah warna memerah pelan-pelan dan itu membuat Seungyoun memain-mainkannya tanpa sadar.

Seungyoun yang maju dan mencium bibirnya pada akhirnya. Dia tersenyum, lalu mengacak-acak rambut Hangyul gemas. "Ya sudah, sana siap-siap untuk sekolah, aku akan memanggang roti untuk kita sarapan," katanya.

Hangyul bergerak cepat turun dari ranjang ketika Seungyoun melepaskan pelukannya. Seungyoun jadi memerhatikan punggung Hangyul yang berlari kecil menjauh, lalu kemudian menghilang di balik pintu kamar mandi.

Seungyoun tidak langsung ikut beranjak. Dia memikirkan beberapa hal. Beberapa waktu ini dia menyadari bahwa Hangyul tidak pernah membalas perlakuan manisnya, atau membalas ciumannya. Hangyul selalu menerima ciuman darinya, tapi tidak pernah menciumnya duluan. Mungkin dia masih belum memaafkan Seungyoun, atau mungkin benar bahwa orang yang disukai Hangyul sebenarnya adalah Seungwoo dan Hangyul hanya tidak bisa menolak perlakuan Seungyoun padanya karena Hangyul dan Seungwoo juga belum ada ikatan yang jelas.

batas. [seungyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang