4%

522 44 4
                                    

Aku datang bersamaan dengan malam penuh petaka.
Penuh bisikan.
Teman dalam selimut.
Selimut yang menyelimuti.
Semua akan habis.
Dimulai dari kamu.
__________

Suara bel pulang sekolah hari ini berbunyi dengan kerasnya, disambut oleh teriakan seorang siswi yang notabenenya sedikit bodoh.

"YES! PULANG!" Teriakan itu bersumber dari seorang gadis bernama Amelia Krysiana Raitrama. Amel adalah gadis paling cantik, termasuk gadis paling bodoh dan muda di kelas XI IPS-2 di SMA 1 Harapan Bangsa.

Jangan salah, dulu Amel pernah sangat pintar sampai menyalip satu tahun teman-temannya, tapi entah kenapa dia menjadi bodoh setelah dipindahkan dari kelas IX SMP ke XI SMA, dia melewati kelas X karena saking pintarnya.

Amel memiliki badan semok, wajah cantik dengan make up yang tebal. Tidak peduli dengan sekitar dia hanya tetap menggunakan make up nya setiap waktu, ia tidak tau cara make up tetapi ia tetap saja memakai make up. Kalian bisa bayangkan hasil dari make up nya bagaimana, anehnya dia tetap saja cantik.

"Buru-buru banget Mel, hp nya mau ditinggal?" Tanya Aurel yang sudah biasa mengingatkan cewek bodoh satu itu untuk membawa barangnya pulang.

Amel tidak menoleh, ia terus berjalan keluar kelas. "Gue beli aja lagi, ribet." Aurel tersenyum memaklumi, oh jawaban yang sama lagi.

Eva mengejar Aurel dari belakang, "Kebiasaan melupakan teman itu ngga baik rel." Ujar Eva dengan muka sebalnya, mempoutkan bibirnya seperti seorang anak kecil yang marah karena tidak di belikan sebuah balon.

Aurel hanya tersenyum, "Lo kalo ke sekolah bisa ngga sih rambut nya dirapiin?" Tangannya spontan merapikan rambut Eva yang lumayan berantakan setiap harinya.

"Ah males, lagian sekolah cuma bentar. Gue tetep cantik apa adanya, gaperlu di apa-apain gue juga tetep cewek normal, tapi engga bucin kek Pasha sekarang."

"Hilih, lo juga kan bucin dulu va!" Teriakan Pasha dari belakang membuat kaget Aurel hingga membuat Aurel menghadap kebelakang, sedangkan Eva hanya sedikit menoleh. "Loh? Pasha?" Seakan tau apa pertanyaan Aurel, Pasha langsung menjawab. "Tanya aja cewe tolol sebelah lo itu, dia nelpon gue barusan suruh cepet-cepet kesini."

Akhirnya setelah perdebatan antar pertemanan dengan ledek-perledekan, Pasha setuju mengalah kalau ia di berikan roti isi milik Eva.

"Kita mau kemana nih ngebahas soal ini, va?" Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Aurel yang berjalan sambil menggendong tasnya.

Pasha yang tidak tahu apapun hanya menaikan alisnya seraya terkejut, "Bahas apaan?"

"Bahasa Indonesia."

"Aduh va serius dikit napa!" Cerca Pasha sambil memalingkan wajahnya. "Lagian lo nanya mulu dah dari kemarin." Tandas Eva.

"Bodo." Umpat Pasha, dia sedikit jengkel. Karena sudah dari kemarin ia tidak tau apapun tentang apapun.

"Udah udahlah woe! Kita mau bahas penting Pasha. Nanti gue kasi tau lo, Eva kayaknya gabisa diajak ngomong. Lo tau kan ya." Terang Aurel, Pasha mengangguk mengerti. "Iya."

***

Seperti hari-hari sebelumnya, Amel selalu pulang dengan asisten Ayahnya. Amel adalah anak dari keluarga yang cukup kaya, dia selalu dimanja oleh Ayah dan Ibunya, makanya Amel menjadi anak yang cengeng dan suka menangis. Tapi di balik itu Amel menyembunyikan suatu rahasia tentang kakaknya.

ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang