3%

545 41 8
                                    

Arwah-arwah yang bersimbah luka.
Roh-roh diam dalam kesunyian.
Sembunyilah.
Sembunyilah dalam sepi.
Agar aku tak bisa menangkapmu.
__________

SMP 1 Cermilang, sebuah Sekolah Menengah Pertama yang berada di dekat Sungai Kapari. Tempat dimana Selnatiam Handari Mandalika bersekolah.

Selnatiam, gadis dengan rambut lurus agak panjang, muka yang bulat, tubuh yang agak kurus, dan wajah yang ceria.

"Ingha, selamat ulang tahun!" Ucap Selna dengan membawa kue beserta kado yang telah ia siapkan kemarin malam.

Malam kemarin terasa lama karena ia sangat menunggu momen ini. Momen dimana ia merayakan ulang tahun sahabatnya.

Ingha pun meniup api dari lilin ulang tahun itu, tapi sebelumnya Ingha juga membuat harapan agar dia dan Selna terus bisa bersama.

Hari ini adalah hari ulang tahun Ingha, tanggal dimana Ingha lahir. Selna sudah menantikan hari ini selang beberapa minggu yang lalu.

Selna memeluk sahabatnya itu dengan erat, senyumnya mengembang tat kala Ingha juga membalas pelukannya.

"Selamat ulang tahun! Semoga kamu selalu bahagia, makin cantik, ga sering nangis. Oh iya jangan cemberut terus, nanti jelek tau!" Terang Selna, "Oh iya jangan lupa doain aku langgeng sama Dirga ehe." Lanjut Selna seraya melepas pelukannya.

Ingha yang mulanya tersenyum langsung menatap datar Selna, "Yang ulang tahun disini siapa sih? Tapi iya, semoga Selna langgeng sama Dirga." Ucap Ingha sambil menutup matanya.

Selna pun tersenyum lembut, "Makasi Ingha, jangan lupa terus bahagia ya." Kata Selna sambil menggenggam kedua tangan Ingha, "Jangan lupain aku nanti Ngha, aku janji bakal terus sama kamu. Aku gabakal pernah ninggalin kamu, aku sayang kamu Ingha."

Tepat setelah ulang tahun Ingha yang ke 14, hari esoknya Selna dikabarkan telah meninggal. Selna di temukan mengambang di atas Sungai Kapari, jasad nya penuh luka, dengan banyaknya goresan di tangan serta matanya.

Ingha yang mengetahui itu sontak tidak percaya dengan apa yang didengarnya, ia lantas bersiap-siap menuju Rumah Sakit dimana Selna berada sekarang.

Selna berada di ruangan gelap, tubuhnya sudah benar-benar tertutupi oleh kain putih. Ingha mulai mendekat, berharap itu bukan Selna. Ingha mulai berjalan perlahan mendekat, dia membuka selimut yang membaluti tubuh Selna.

Tangannya gemetar tat kala melihat wajah selna yang penuh luka lebam dan sayatan-sayatan pada bagian kelopak mata. Tubuh Ingha bergetar, menahan tangis yang akan pecah. Tubuhnya lunglai dan lemas, padahal ia baru saja merasakan kebahagiaan disaat hari ulang tahunnya.

"Kenapa dia gini?! Siapa yang ngelakuin ini semua?! DIRGA LO DIMANA PAS SELNA KAYAK GINI?!!" Tangis Ingha mulai pecah, matanya pun mulai memerah karena menahan emosi. Kalut, perasaannya begitu kalut.

"Dia pantes dapetin itu ngha."

***

"ADUH REL BISA-BISANYA YA, GAMAU DITUDUH JADI PENCURI SENDAL MALAH NYURI KOTAK AMAL, ADUH REL AUTIS DIA!" Tawa satu gadis meledak ke seluruh kelas, membuat seisi kelas yang awalnya benar-benar riuh menjadi hening untuk pagi ini.

ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang