BAB: 17 HOPE

2 0 0
                                    

Aku akan mengalahkan
.
.
.
Lu Ci
.
.
Dengan tanganku sendiri
.
.
.
_______________________

(Langsung aja)


"Maksudmu kamu tidak tahu, Rosa?"

Rosa menghela nafas, "Liam berasama atmaja, felix bersama nicholas, aku belum mendapat informasi dari mereka, kemungkinan masih berlatih."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?"  Tanya Brayan.

"Akupun tak tahu.." Ucap Ellen, menunduk.

Isabell menepuk pundak Ellen, "Ellen.... biasanya kamu yang paling optimis, ada apa?"

Ellen menoleh ke Isabell, "Boleh kita bicara, berdua?"

"Huh?"

________

Ellen dan Isabell duduk di batu depan air terjun, raut muka Ellen tak seperti biasanya, Isabell mengerinyitkan dahi.

"Ada apa?" Tanya Isabell, memberikan secangkir air hangat yang ia bawa pada Ellen.

"Begini, bell... aku tak tahu aku harus bagaimana... aku seperti mendapat semua kenyataan yang memberatkan.."

"Maksudmu dengan kenyataan?"  Tanya Isabell, serius.

Ellen menghela nafas, "aku diberitahu kalau aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri, kekuatan yang ada dalam diriku, bisa menghancurkan dunia ini, bahkan kalian semua.."

"Mengapa harus aku, bell? Kenapa ini semua tidak adil? Kenapa ngga kamu, Rosa, atau siapapun yang mendapat kekutan ini?"

Isabell menghela nafas, menepuk pundak Ellen, "Ellen... semua ini pasti ada rencana dari yang Maha Kuasa, bersyukurlah Ellen... Dan kau tahu, aku terkadang seperti kau.. berharap orang lain yang mendapat kepintaran diatas rata rata dan salah satu kekuatan rare ini.."

"Huh?"

Isabell tersenyum, "Tetap jadi dirimu sendiri, Ellen... kamu sering diberitahu hal itu kan?"

"Iya, bell, tapi aku tak tahu bagaimana caranya jadi diriku sendiri..."

"Dengan menjalani hidup, mengenali dirimu sendiri, bersyukur, dan apa gunanya teman kalau bukan membuat diri kita jadi lebih baik?"

Ellen memeluk Isabell sambil menangis, Isabell hanya mengelus punggung Ellen yang menangis itu.

"Ellen, kamu kan kuat, kamu pasti bisa," ucap Isabell, "tersenyumlah, jalani hidupmu dengan sepenuh hati."

"T-terima k-kasih, b-bell.." ucap Ellen, terisak.

_______

"Hey, Nicholas.."  Tanya Felix.

Nicholas, yang menatap tabletnya, menoleh ke Felix, "Hm?"

"Aku berfikir, kenapa kita pengguna kekuatan ini kebanyakan sengsara ya?"

Nicholas meletakkan tabletnya, berjalan kedepan Felix, "Felix, lihat aku."

Felix melihat muka Nicholas, "lihat kau?"

"Apakah aku peduli dengan jalan hidupku yang dibilang sengsara oleh orang lain?"

"Um... Nggak?"

Nicholas tersenyum tipis, "tepat, kau tahu kenapa?"

Felix menggeleng

"Karna aku berfikir, ada yang lebih sengsara dari kita, para pengguna dark element, bersyukurlah, setidaknya kau tak tercorrupt ±10 kali lebih, kan?"

"Baru 3 kali sih..."

"Nah, kamu harus kendaliin diri kamu, agar tak mudah tercurropt!"

"Begitu rupanya..."

Nicholas mengambil tabletnya, tersenyum, "kau bisa kembali, ayo."

Felix tersenyum, "yes!"

________

"Ayo At! Kita lempar lemparan batu!"

"Ngapain, woy?"  Tanya Atmaja.

"Ya, kuker.."

"Yaelah, ngapain kuker kalau habis ini mau selesai?"

"Oh iya, kapan selesai?"

Atmaja melempar sebuah jaket pada Liam, "skarang udah dong bro!"

"FINALLY! BOSEN WOY!"

"YA KAU KIRA SAIYA KAGA BOSEN GITU?"

" Ya sorilaaa!!"

Akhirnya Atmaja dan Liam saja yang keluar dari sana dengan santai. Mereka bertemu dengan Nicholas dan Felix, mereka berempat pun keluar bersama.

Merekapun muncul didekat air terjun, Dimana Ellen dan Isabell baru saja menyelesaikan sesi curhat mereka.

"ISABELLLL!!! HAI ELLEN!" Teriak Liam, berlari kencang ke Isabell dan memeluknya.

"Woy! Bikin jantungan aja!" Ucap Ellen, Isabell hanya tertawa kecil dan balas memeluk Liam.

"Dasar, bagaimana latihanmu?" Tanya Isabell, Atmaja tertawa terbahak bahak.

"ASTAGA! WKWKWKKWWK," tawa Atmaja, "NGAKAK BANGET!!"

"Oh ya, tumben kalian disini? Yang lain kemana?" tanya Felix.

Ellen menghela nafas, "mereka di tenda, entah ngapain, yok balik!"

"Baik baik ...." jawab Isabell.
______

Haruka mengerinyitkan dahi, melihat beberapa orang muncul dari dalam hutan. Elford yang baru bangun dari tidurnya hanya bisa menguap dan melihat Haruka yang bersiap siap.

"Haruka!" Teriak Ellen.

"Eh, Ellen, lho itu siapa??"

"Yo!" Ucap Felix, Haruka tersenyum.

"ALICIA, BOJOMU TEKO!"

Alicia keluar dari tenda, terkejut melihat Felix yang kembali, Alicia lari dan memeluk Felix erat-erat. Felix balas memeluk Alicia.

"Alicia.."

"S-selamat datang kembali, Felix!" Ucap Alicia, terisak.

Butuh waktu agak lama mereka berpelukan, sebelum ada yang menyadarkan mereka semua.

"Hoy, bucin! Kita belum selesai!" ucap Brayan, tertawa.

Alicia malu karena dipanggil "bucin". Felix sudah bersiap siap dengan belatinya, Brayan berlari sambil berteriak kencang.

"AIYA MAAF FELIX!!"

"TAK AKAN KU MAAFKAN!!!"
_____

"Tsk, anak anak itu!"

"Ada apa, Lu Ci?" Tanya seorang dengan jubah biru kehitamannya.

Lu Ci menggebrak meja, "aku ingin mereka cepat dihapuskan! Kau, cari mereka dan bawa mereka kehadapanku!"

"Baik, tuan." Ucapnya datar, menghilang.

"Tsk! Mereka ini ...." ucap Lu Ci  geram.

______

To be Continued
Y H A K
Hallo semua ^^ maaf ya lama dan pendek sekali haha, kita lama banget ga on astaga
Sibuknya mantap
Wkwkkw we hope u enjoyed them ^^

The Legend Of PowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang