Weekend berakhir, dan Senin kembali menjadi hari termalas untuk anak sekolah. Ingin rasanya Senin itu terhapus dalam kalender ini. Okay lupakan, karena hari ini aku telat bangun! Pagi ini seharusnya aku sudah berangkat, sayangnya karena semalam aku asyik menonton film, akhirnya aku lupa waktu hingga larut malam. Mommy membangunkanku, aku bahkan tidak sempat sarapan. Aku memasang segalanya dengan terburu-buru hingga lupa memakai dasi. Bu Dania selalu menjadi guru terdisiplin untuk masalah tata tertib bahkan ketika upacara pun dia memeriksa setiap atribut siswa. Untungnya aku tidak tertangkap basah, aku berpura-pura tidak enak badan dan tertidur di UKS. Tapi memang badanku sedang tidak enak, karena itu alasanku kali ini benar-benar manjur.
Okay, selesai upacara kelas akan segera dimulai. Hari ini teman sebangku, Cara, memberitahukanku sesuatu, aku sudah bisa menebaknya bahwa itu tentang Andrew.
"Celia!!! Kamu harus tau dong, ada murid baru. Ih parah cakep banget!!" ucap Cara dengan ekspresi 'excited'. Perasaan yang aku alami ketika aku pertama Andrew. Aku sempat kagum dengan sikap Andrew yang cool, bahkan aku langsung bercerita pada Niki tentang Andrew. Waktu itu Niki sempat memperkenalkan ku pada temannya, yaitu Jason. Dia adalah salah teman dekat Andrew, itu kata Niki sih. Dari situ aku mengenal Andrew. Tapi entahlah kalau aku lihat dari sudut pandang Andrew.
"Okay hari ini, Andrew mulai memasuki duniaku. Dunia dimana aku menghabiskan waktuku lebih banyak daripada dirumah, yaitu sekolah. Dua kemungkinan yang bisa aku dapat. Pertama, aku bisa lebih dekat dengannya atau kedua, aku bahkan lebih tidak mengenal dia walau kita tetanggaan," kata batinku.
Teriakan Cara dengan cewek-cewek lainnya menyadarkanku bahwa Andrew akan melewati kelas ini. Aku enggan melihat, tapi aku penasaran. Akhirnya aku melihatnya. Tetapi ada sesuatu yang aneh, mengapa Bu Selly membawanya kearah yang berbeda yaitu menuju kelas ini.
"NO! Kita satu kelas?" batinku berteriak.
Aku masih terdiam dengan kaku dan perasaan yang campur aduk. Dia melihatku. Dia tersenyum.
Semuanya duduk rapi ketika Bu Selly masuk membawa Andrew bersamanya. "Celia? Duduk!" kata Bu Selly yang memergokiku.
Aku pun duduk dan mulai mendengar Andrew memperkenalkan namanya. "Iya sih, memang, dan aku akui Andrew itu benar cool tapi,..." ucap batinku.
Kata-kata itu tiba-tiba terpotong ketika Bu Selly menyuruhku untuk memenuhi permintaannya. Tentu aku tidak bisa menolaknya.
Waktu istirahat, semua mendekat ke kelas. Biasa tradisi, kalau ada murid baru, pasti dicari-cari. Saat ini Andrew menjadi satu-satunya cowok yang akan bersaing dengan Nico. Kini Nico menemukan saingannya.
Aku masih melanjutkan menyalin tulisan Bu Selly, tetapi Andrew tiba-tiba mengatakan sesuatu.
"Ayo," katanya
"Kemana?" kataku heran.
"Mengantarku untuk keliling-keliling. Bukannya Bu Selly tadi telah memintamu?" kata Andrew padaku.
Aku hampir saja lupa dan aku hanya menjawab, "oh. Baiklah," kataku.
Aku dan Andrew pun pergi keluar dari kelas. Tetapi cewek-cewek mencegah kita untuk pergi. Mereka ingin kenalan. Aku sedikit kesal karena menghalangi ku jalan. Andrew dan aku berusaha untuk menembusnya. Alhasil, mereka mendesakku hingga aku benar-benar ingin terjatuh.
Aku kesal dan meluapkan kekesalanku, "stop! Kalian apa-apaan sih! Bisa gak sih kasih jalan, aku mau lewat,".
Semua senyap terdiam seolah mendengar kata-kataku. Aku berjalan sendiri tanpa memperdulikan Andrew. Aku kesal, badmood mulai menghampiriku. Ternyata Andrew mengikuti ku.
"Kamu kenapa jadi seperti tadi?" tanyanya.
Aku berpikir kenapa tiba-tiba aku kesal. Alasanku satu-satunya adalah karena aku tidak suka dengan sikap mereka kepada Andrew, yang seolah Andrew adalah idola mereka. Itulah sebabnya, aku enggan memiliki pacar seorang artis.
Aku terdiam masih belum menjawab pertanyaan Andrew. Lalu kata-kata yang keluar dari mulutku hanya "aku tidak apa-apa,".
Aku dan Andrew pun berjalan menyusuri ruangan demi ruangan di sekolah ini.
Kegiatan sekolah hari ini berakhir dengan tidak sempurna. Aku berjalan menuju gerbang sekolah. Tiba-tiba handphone ku berdering.
"Mommy?" kataku.
Aku mulai meniru ucapan Mommy ketika dia tidak bisa menjemputku sebelum aku mengangkat telponnya. "Celia cantik, hari ini Pak supir Mommy suruh untuk mengantar Mommy ke acara Mommy. Jadi kamu pulang naik taksi ya, dan lagi supir Daddy juga sibuk mengantar Daddy rapat," ucap Mommynya yang sama persis aku katakan tepat sebelum telpon itu aku angkat.
Aku mendesih, "Mommy....mommy," ucapku dengan senyuman. Selama ini, jika supir ku tidak bisa menjemput, Mommy selalu menyuruhku untuk pulang naik taksi, tetapi aku tidak pernah melakukan hal itu. Aku selalu pulang naik bus. Niki selalu mengajari ku hal itu dan aku sangat berterima kasih padanya. Hari ini aku berencana ingin bertemu Niki, sayangnya Pak Ryan, supir pribadiku tidak bisa mengantarku.
Tak lama kemudian, bus kota berhenti tepat didepan gerbang sekolah. Biasanya bus ini berisi banyak anak sekolah karena jam pulang sekolah. Aku pun masuk. Hari ini begitu sesak hingga aku terpaksa untuk berdiri. Aku menghela napas panjang lalu bus kota berangkat.
Aku menghembuskan napasku lagi, lalu tak sengaja aku menoleh ke arah kananku.
"Andrew?" kataku.
Aku kaget melihatnya tepat berada di sebelahku. Andrew tersenyum padaku. Aku baru sadar bahwa Andrew memakai kacamata. Padahal kita beberapa kali bertatap muka.
"Hi Cel!" sapa Andrew.
"Hi! Horor banget sih, tiba-tiba berdiri disampingku," kataku.
"Kamu kaget?" kata Andrew dengan tawanya.
Baru kali ini aku melihat tawanya lagi sejak pertemuan pertama kita di acara itu. Satu kata yang aku katakan pada batinku, dia terlihat cakep.
"Iya ih kamu dasar! Anyway, tumben naik bus? Kamu orang baru kenapa nekat naik bus?" tanyaku dengan penuh penasaran.
"Oh gak apa-apa sih. Pengen aja naik bus, boleh kan?" kata Andrew.
"Yaaaa...ya boleh lah," kataku dengan sedikit gagap. Dia berhasil membuatku gagap untuk pertama kalinya di depan seorang cowok. Lalu dia tertawa dan aku pun ikut tertawa.
Sepanjang perjalanan, aku memberi tau tempat-tempat bagus dan enak untuk santai. Dia terlihat asyik dan ternyata supel. Beda sekali ketika pertama aku kenal di rumah.
Bus itu berhenti tepat di depan kompleks perumahan kami. Aku dan Andrew pun turun. Kita berjalan untuk bisa sampai di rumah kita.
Ketika tiba di depan rumahku, kita berpisah. Ya sebagai basa-basi aku mengatakan say goodbye lebih dulu.
"Duluan ya, gak mampir nih?" kataku.
"Next time ya," katanya.
Aku pun masuk dan menutup pintu.
YOU ARE READING
Remember When....
Teen FictionJangan pernah berhenti membaca dalam satu halaman ataupun satu alur cerita saja. Karena kalian akan menemukan sesuatu yang berbeda ketika akhir ceritanya :) // Series ke-2 akan rilis tanggal 12 Mei 2019 dengan judul MOMENTS: WHO ARE YOU //