Berhari-hari bertarung dalam ujian. Akhirnya Celia mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia menjadi juara kelas untuk semester ini. Dia bangga karena akhirnya dia bisa mengalahkan Andrew. Seluruh koridor sekolah memasang poster selamat liburan. Celia merasa sedih karena dia tidak bisa bertemu dengan teman-temannya lagi.
"Selama liburan!" teriak Cara dengan suara cemprengnya.
Celia pun pulang dijemput oleh Mommynya seraya memegang raport. Kedua orang tuanya bangga dengan prestasi anaknya itu. Malam itu, Celia di ajak makan malam oleh Mommy dan Daddynya. Mereka merayakan hari annivesary pernikahan kedua orang tua Celia.
"Celia senang karena akhirnya kita makan malam bersama lagi," ucap Celia.
"Iya. Mommy juga kangen, Kak Marcell juga tidak ada disini. Mommy kangen dia," ucap Mommynya.
Tiba-tiba Marcell datang mengejutkan kedua orang tuanya. Celia tentu telah mengetahuinya karena saat ini Marcell sedang libur Natal dan tahun baru. "Anak perempuan Mommy ini selalu membuat Mommy khawatir ya," ucap Mommynya.
Akhirnya kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kehadiran Marcell di sisi mereka. Di sela-sela obrolan mereka tiba-tiba mommynya Celia berbicara tentang tetangganya.
"Kalian tau kan kalau tetangga sebelah mau pindah?" kata Mommynya.
Celia terkejut mendengarnya karena akhir-akhir ini dia tidak mendengar kabar tentang Andrew. Dia pun segera mencari tau tentang Andrew kepada Nikki.
"Nikki, Andrew mau pindah!! Kamu harus cari tau kemana dia pindah dan kapan dia berangkat?" kata Celia panik.
Nikki segera bertanya kepada Jason. Jason pun memberikan informasi yang akurat kepada Nikki.
"Besok katanya dia ke bandara. Andrew akan pergi ke New York," kata Nikki.
"Apa!" teriak Celia. Dia mulai panik dan khawatir bahwa Andrew akan meninggalkan dia tanpa pamit padanya.
"Ini tidak mungkin. Besok aku harus menyusulnya," ucap Celia pada Nikki.
Keesokan harinya, Celia bangun telat. Dia telat harus ke bandara. Dia segera mandi dan tanpa sarapan menuju ke bandara.
Nikki bersamanya. Jason dan Theo juga ikut menyusul Celia ke bandara. Setibanya di bandara, Celia kebingung mencari Andrew. Dia mencoba menelpon Andrew namun tak ada jawaban darinya. Dia juga bertanya kepada petugas bandara apakah pesawat menuju New York telah berangkat. "Seluruh penumpang telah check in dan sebentar lagi mereka akan berangkat," jawabnya. Celia sempat memohon untuk diizinkan masuk ke ruang tunggu, sayangnya dia tidak diijinkan.
Celia semakin panik karena kesempatan terakhir untuk bertemu Andrew pupus. Akhirnya Dia berjalan keluar dari ruangan itu. Dia tertunduk karena usahanya tidak berbuah hasil hingga tak sengaja dia menabrak orang didepannya.
"Sorry," ucap Celia tanpa memandang orang itu dan pergi begitu saja.
"Apa kamu mencari orang bernama Andrew?" tanya orang itu.
Celia tercengang dan segera mengangkat wajahnya. Dia heran mendengar pertanyaan orang itu. Lalu dia menoleh namun orang itu tidak ada.
"Aneh atau ini hanya perasaanku saja. Sebaiknya aku menelpon Nikki dan segera membawaku pergi," ucap Celia.
Lalu dia berbalik dan hendak akan pergi. Langkahnya tiba-tiba terhenti. Dia melihat sosok lelaki yang dia cari. Dia mengucek-ngucek matanya dan berharap bahwa yang dia lihat sekarang itu benar-benar Andrew.
"Andrew?" ucapnya.
Andrew tersenyum pada Celia. Lalu dia mendekat pada Celia. Tangannya memegang pundak Celia. Nikki, Jason, Theo, yang baru saja tiba ditempat Celia, ikut senang melihat kehadiran Andrew yang ternyata tidak pergi.

YOU ARE READING
Remember When....
Novela JuvenilJangan pernah berhenti membaca dalam satu halaman ataupun satu alur cerita saja. Karena kalian akan menemukan sesuatu yang berbeda ketika akhir ceritanya :) // Series ke-2 akan rilis tanggal 12 Mei 2019 dengan judul MOMENTS: WHO ARE YOU //