06

1.5K 204 71
                                    

Saya pikir kita bisa berbagi cerita sebagai tetangga baru, Mungkin bisa mendekatkan kita" kata Sohye ketika Ara sudah duduk di rumahnya bercakap cakap ringan untuk mengusir kegundahan hingga Akhirnya Sohye beralih pada intinya "maaf saya lancang, Tapi saya sering mendengar suara yang seharusnya saya tidak dengar, Sungguh saya tak bermaksud buat nguping, Cuma saya khawatir dengan kamu"

Ara memegang tangannya sendiri lalu tersenyum "Nggak usah khawatir kak Aku nggak papa"

"beneran nggak papa? Saya sering mendengar suara pukulan Terdengar jelas apabila kamu ke kamar saya"

"Maaf kalau suaranya mengganggu kakak, semua terjadi karena kesalahan saya"

Sohye mengangguk, dia ingin tahu lebih dalam tapi mungkin sangat kurang ajar jika mengatakannya Hari ini, perlahan lahan mungkin Ara akan menceritakan semuanya karena Sohye sangat menanti pengakuan Ara tentang suara pukulan yang dia dengar setiap malam

"Sekali lagi, kamu bisa cerita masalah kamu ke saya, Selama kamu merasa tertekan saya akan menjadi teman cerita kamu, jangan anggap kamu sendiri, Suami saya dulunya juga seperti itu saya tahu penderitaan kamu jadi jangan segan segan untuk datang ya" Sohye mengusap pelan punggung Ara sebelum gadis itu pamit pulang

Ah Remang cahaya dari jendela kamar Minhee terlihat dan siluet lelaki itu terbangun membuat Ara harus cepat cepat pulang, Dengan cepat ia masuk ke rumah dan menutup pintu menguncinya rapat rapat dan mengatur napasnya

Baru saja berbalik Tubuhnya telah bertabrakan dengan dada milik Minhee, bau orange Mint yang menyeruak serta deru napas Minhee terdengar nyaring di telinganya

Tubuhnya menegang saat Minhee mendorongnya ke pintu menempelkan punggungnya pada benda berbahan kayu di belakangnya, "K-kak?"

"darimana?"

Ucapan Minhee yang pelan membuat Ara merinding, bukan ini bukan Minhee

"c-cuma dari sebelah kok"

"ngapain?"

"ada tetangga baru,cuma Cerita bentar "

Tangan Minhee naik mengelus pipinya yang sudah memanas dan merah padam "Nggak usah ke tetangga lagi, Dirumah aja"

"aku cuma ke sebelah kak"

"gue bilang Dirumah aja"

"aku nggak kemana mana"

Ara menatap Mata Minhee berubah, mata itu berkabut di minimnya cahaya, Tak memancarkan kilatan cahaya hanya Pantulan dirinya dan err kemarahan?

"berani ngebantah? Ajaran siapa? Tetangga sebelah?"

"

kak..."

PLAK!

Ara meringis saat rasa nyeri itu merambat ke seluruh pipinya, Minhee menatapnya tajam Benar Minhee telah kembali ke semula "Nurut sama suami lo Ra"

Ara menangis, Tidak tahu harus bagaimana, Bagaimana caranya dia bisa menurut kalau Minhee saja memperlakukannya seperti binatang?

"air mata palsu ck, Jangan berlagak minta di kasihani itu nggak mempan"

Stupid • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang