17

1.3K 183 30
                                    

Minhee menaruh segelas air yang dia bawa dari dapur dengan sedikit keras, Matanya melirik ke Ara yang sedang menatapnya lemah bibirnya pucat, tangannya di beri infus dan tak ada kehidupan disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhee menaruh segelas air yang dia bawa dari dapur dengan sedikit keras, Matanya melirik ke Ara yang sedang menatapnya lemah bibirnya pucat, tangannya di beri infus dan tak ada kehidupan disana

"Apa bener yang dokter bilang?" tanya Minhee membuat mata Ara dengan lemah menatapnya, dia kebingungan dan dia tak tahu apapun "mereka cuma bicara omong kosong kan??"

Ara masih tidak mengerti dengan hal yang minhee maksud, Lelaki itu nampak marah dan Ara tak tahu penyebabnya "Apa bener lo berusaha gugurin anak tak berdosa itu?? Bohong kan? Iya kan??"

Seketika ara terkejut, Dia menggigit mengusap perutnya didalam selimut lalu menatap Minhee yang tersulut emosi "jawab ra!"

Bahu Ara bergetar hebat, Takut, sedih, salah, kecewa, semuanya tercampur aduk di wajah pucatnya, mendengar hal itu Minhee menatapnya tak percaya, Oke dia bisa menyimpulkan hal ini "b-bener? Semuanya nggak bohong?"

"mulai kapan?"

Ara yang pucat menatap wajah minhee dengan mata memerah "s-sejak di rumah B-bunda"

"astaga !, lo mikir apa hah?! Kenapa nggak bilang ke gue, dan ngambil keputusan bodoh itu ?! " Bentak Minhee menggebu gebu, Ara menggeleng "Ngg–"

"Lo mau bilang karena Gue yang minta nunda anak dulu, sampe ketika anak itu beneran datang lo pengen gugurin dia?! " Minhee memotong ucapan Ara membuat Gadis itu tak berhenti menatapnya dalam "Kak dengerin dulu"

"nggak ada yang perlu dijelasin , Kita sama sama salah Gue salah minta nunda dan lo salah karena salah nanggepin yang gue maksud" Minhee mengacak rambutnya frustasi Dia tidak percaya dengan hal ini, Ara yang terlihat sangat berbeda menurutnya menghancurkan kepercayaannya sepenuhnya

Iya dia merasa gagal menjadi suami yang baik karena istrinya bahkan ingin membunuh anaknya sendiri

Lelaki itu beranjak tanpa meninggalkan sepatah kata untuk Ara yang hampir terisak sambil memegang erat selimutnya. Minhee tak ingin di beri penjelasan dan dia tak ingin dengar alasan dari wanita yang sudah dia cap sebagai pembunuh

Namun satu hal yang Minhee tahu dan tak peduli

Anaknya masih bertahan di sana

Mobil Minhee melaju dengan kencang meninggalkan semua kekecewaannya, meleok ke kanan dan kiri tak peduli pada kendaraan lain hingga langit mendung datang dan menghantamnya dengan butir demi butir air yang turun membasahi kaca mobilnya.

Minhee bahkan nampak tak peduli saat orang orang meneriakinya untuk memelankan laju mobil. Matanya buta akan kesedihan dan kemarahan yang dibuat oleh sisi ke egoisan dirinya sendiri

. . .

Ara sedikit berlari ketika mendengar kabar Minhee yang kecelakaan di ruas jalan perempatan. Lihatlah lelaki itu seenaknya mengebut hingga menabrak dinding rumah warga yang untuk tak memakan korban jiwa hanya saja dia dilarikan kerumah sakit karena mendapat luka dan pingsan ditempat

Stupid • Kang MinheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang