Chapter 2

453 78 14
                                    


'aku mengutukmu, kim myungsoo' teriakan itu membuat myungsoo menolehkan tubuhnya cepat. Tapi tidak ada apapun. Hanya halaman kosong tertutup rumput.

'deche mwoya' matanya menelisik ke sekitarnya

'micheosseo' umpatnya pada diri sendiri lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu

******

'Neo baboya?' teriakan kim myungsoo bergema begitu memasuki pintu rumah megahnya

'ya, siapa yang mempekerjakan orang bodoh seperti ini?' teriaknya lagi dengan berkacak pinggang

'apa yang kau pikirkan? Kau tau seberapa mahal harga guci itu' tunjuknya pada pecahan keramik yang berserakan di atas lantai marmer itu.

'harga dirimu bahkan mungkin tidak akan pernah bisa menggantikannya' telunjuknya kini mwngarah pada seorang namja muda yang terus menunduk dengan tubuh gemetaran

'tuan, dia pegawai baru jadi mungkin...'

'itu bukan alasan' bentak kim myungsoo membungkam mulut kepala pelayan rumah itu

'pecat dia' perintahnya tak ingin dibantah

'apa yang kalian lihat?' tegurnya tajam pada pelayan lain yang menatap ke arah keributan terjadi

'aku ingatkan aku tidak suka pada orang yang suka mengurusi urusan orang lain' hampir semua orang yang berada di ruangan itu menelan ludahnya takut. Tidak itu bukan peringatan. Itu adalah ancaman. Jangan ikut campur atau kalian akan menyesalinya.

Pukul setengah delapan malam kim myungsoo turun ke ruang makannya. Hanya dia seorang yang duduk, dan beberapa pelayan untuk melayani makan malamnya. Berbagai macam makanan tersedia di meja menggugah selera setiap orang yang melihat

'ini adalah sup jamur yang tuan pesan tadi' jang jinah, kepala pelayan itu meletakkan semangkuk sup di depan tuannya

'gomawo ahjumma' kata kim myungsoo datar yang diangguki oleh si ahjumma. Kim myungsoo mulai menyendok sup itu, memasukkannya ke dalam mukut seksinya lalu mengecap rasanya. Enak. Tapi tentu saja dia tak mengatakannya. Kim myungsoo selalu merasa tidak perlu berterima kasih pada karyawannya karena dia pikir mereka melakukan itu karena mereka dibayar jadi itu merupakan hal wajar yang harus didapatkannya. Kecuali pada jang ahjumma dan kang ahjussi. Mereka adalah suami istri yang sudah mengabdi pada kim myungsoo sangat lama. Bahkan sebelum dia belum sekaya sekarang. Di saat dia baru mulai merintis bisnisnya.

'mul' seorang pelayan yang membawa teko segera mendekati meja dan menuangkan air di gelas kim myungsoo

'ehem' kim myungsoo berdeham membersihkan tenggorokannya

'aaah jwisonghabnida' si pelayan cepat-cepat membungkuk meminta maaf. Karena gemetaran dia menumpahkan sedikit air ke meja dan menciprat ke tangan kim myungsoo

'jwisonghabnida daepyonim, jwisonghabnida' berulang kali dia membungkuk

'akan saya bersihkan' katanya gugup lalu mengambil serbet terdekat untuk mengelap tangan kim myungsoo yang basah

'plak' bunyi itu terdengar saat kim myungsoo memukul tangan si pelayan yang memegangnya

'sudah kubilang aku tak suka seseorang menyentuhku' geramnya menahan marah

'ahjumma, pecat yeoja ini' kim myungsoo berdiri dari kursinya

'aish jinjja, merusak selera makanku' gumamnya kesal laku melenggang pergi dari sana. Meninggalkan pelayannya yang masih terdiam karena terkejut

'kau tidak apa?' tanya jang ahjumma pada si pelayan yang masih berdiri mematung di dekat meja makan

'berkemaslah sebelum tuan kim melihatmu lagi' jang ahjumma meminta seorang pelayan lain menuntun di pelayan itu menuju kamarnya. Sebelum pergi jang ahjumma memberikan seamplop uang sebagai pesangon.

Angel and beastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang