Chapter 17

203 55 11
                                    


'cup' bibirku mulai bergerak, mengecap bagian tebal bibir bawahnya yang masih tertutup. Kurasakan kedua tangannya meremas kemejaku saat bibirku mulai memijatnya. Melumatnya bergantian atas dan bawah.

'haaaah' saat mulut jiyeon terbuka untuk menarik nafas aku dengan cepat melumat kembali bibirnya yang sudah basah dan sedikit bengkak. Jiyeon tersentak kaget, tapi kemudian kurasakan bibirnya mulai membalas lumatanku dengan sedikit ragu. Tanganku bergerak gelisah di sepanjang punggungnya. Aku tau ini harus dihentikan. Atau aku akan berakhir menyakitinya. Jadi dengan sekuat tenaga aku menarik diriku darinya. Melepas tautan bibir kami berdua.

'haaah haaah' nafas kami berdua sama terengahnya, keningku dan kening jiyeon masih saling menempel.

'gomawo' gumamku pelan

'mwoga?' tanyanya masih belum mengatur nafasnya

'untuk makanannya...' aku mengusapkan ibu jariku pada bibir bawahnya yang nampak memerah

'dan ciumannya' pipinya berubah menjadi sangat merah saat itu juga

'babo' rutuknya sambil memukulkan tangannya ke dadaku

Setelah kejadian panas itu aku dan jiyeon akhirnya memakan bekal yang tadi dibawanya. Habis tak tersisa. Yah kali ini masakannya memang sangat enak.

'hei tuan kim, kenapa aku harus duduk di pangkuanmu begini?' aku terkekeh

'kau baru sadar?' dia mengangguk polos

'ne, padahal ada begitu banyak kursi di sini' bibirnya memanyun lucu

'lalu kenapa kau duduk di sini?' matanya melirikku tajam

'kau yang menarikku untuk duduk di pangkuanmu' gerutunya kesal

'tapi kau mau saja' mulutnya membuka hendak membalas tapi kemudian ditutupnya kembali

'dwesseo, aku suka seperti ini' kuletakkan sumpit yang masih kupegang lalu memerangkap kembali tubuhnya yang masih duduk di pangkuanku

'kau akan langsung pulang?' kepalaku bersandar di dadanya, merasakannya naik turun secara teratur karena nafasnya

'ne' jawabnya pelan, tangannya bergerak mengusap kepalaku

'kang ahjussi sudah menunggu di bawah' lanjutnya yang tak kujawabi

'hati-hati' jiyeon tak menjawab tapi tangannya masih terus membelai rambutku

'aku sangat mencintaimu' gumamku yang masih tak dijawabnya

'sangat sangat mencintaimu' ini nyaman sekali, rasanya aku akan tidur sebentar lagi

'aku juga' mataku membuka, menatap wajahnya

'mworago?' tanyaku dengan kedua alis yang naik, penuh harap

'aku juga...' katanya menggantung

'sangat mencintai diriku' bibirku mengernyit sebal, kuputar mataku malas

'pulang sana' aku menggeser tubuhnya sedikit menbuatnya berdiri

'baiklah' tangannya sudah membawa kotak bekal yang sudah kosong itu

'aku pulang ya' aku tak menatapnya, masih merasa kesal

'kim myungsoo' panggilnya dari ambang pintu

'sampai bertemu di rumah' katanya sambil tersenyum

'saranghe' suaranya sangat kecil tapi dia mengatakannya dengan tempo yang sangat pelan sehingga gerakan bibirnya bisa kubaca. Setelah mengatakan itu dia segera menutup pintu membuatku tersenyum dengan lebar

Angel and beastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang