Chapter 18

201 60 17
                                    


'ah dan mengenai akuisisi gangwon mall, ceo-nya sudah memberikan jadwal meeting. Saya sudah email ke anda' aku mengangguk lalu segera menjalankan mouse ditanganku mengutak-atik layar komputer di depanku

'kau atur saja' dia mengangguk

'ah dan...' kangjoon kembali berbalik

'tidak di bawah pukul tiga sore' dia kembali mengangguk

'kau mau kubantu membawa itu?' aku melihatnya ragu, begitu kerepotan dengan tangannya yang penuh

'animida, saya bisa melakukannya' aku mengangguk ragu tapi dia sepertinya cukup kuat

'geurom' aku hanya mengangguk saat dia membungkuk pamit dengan susahnya

'haaaaah' aku menghembuskan nafas lelah. Sinar jingga mulai masuk ke dalam ruangan kantorku. Senja telah menjelang. Aku masih berdiri di sini. Memandangi matahari yang perlahan mulai terbenam. Sampai akhirnya semuanya menjadi gelap. Beriringan dengan bulu-bulu keperakan yang mulai tumbuh di sekujur tubuhku.

Kangjoon sudah pulang sejak tadi. Ruangan kantor di depanku pun sudah sepi. Setelah jiyeon pergi aku selalu menghabiskan malam di kantor. Entah bekerja entah merenung. Tengah malam aku baru akan pulang, saat itu sudah sedikit sepi jadi tidak akan ada yang melihatku seperti ini.

Cahaya remang-remang dari luar sana menjadi satu-satunya penerangan di ruanganku. Semua pekerjaanku telah selesai. Tak ada yang kulakukan selain duduk diam. Menatapi lantai ruanganku yang luas. Menatapi jendela kacaku yang bening. Menatapi langit di atas sana yang gelap.

'kau di sana?' gumamku pelan

'neo mwohae? Apa kau melihatku disini?' aku terkekeh

'kau menyedihkan sekali kim myungsoo' aku berdiri lalu memasang jasku kembali. Pukul setengah satu malam.

Aku berjalan santai keluar dari dalam kantorku. Melewati tangga darurat sampai ke pintu parkiran dimana kang ahjussi sudah menunggu. Lalu memasuki mobil dengan aman. Tanpa tertangkap seseorang, yah lancar seperti biasanya.

'apa sudah lama menunggu?' tanyaku pada kang ahjussi

'animida tuan, ini sudah menjadi tugas saya' katanya ramah

'anda mau kemana?' dia melirikku dari kaca spion

'pulang saja, ahjussi pasti sudah lelah' dia mengangguk sebelum mulai menjalankan mobil

'ahjussi sudah makan?' tanyaku sambil menatapi jalanan di luar jendela

'ye, sudah tuan' jawabnya singkat

'johgetta' gumamku iri

'pasti senang ya makan masakan istrimu' gunamku lagi sebenarnya lebih kepada diriku sendiri

'tuan ingin makan dulu?' aku menggeleng

'langsung pulang saja' jawabku lelah

'kriieeet' kubuka pintu kamar jiyeon perlahan. Masih sama. Gelap. Dan dingin. Tak berpenghuni. Aku melangkah masuk, menyalakan lampunya lalu duduk di ujung kasurnya. Sudah sering aku kemari, menatapi interior dan barang di dalamnya yang tak pernah berubah. Tapi entah kenapa aku selalu melakukannya.

'kau dimana?' aku menghela nafas panjang. Kubaringkan tubuhku di sana, menatapi langit-langitnya yang entah sejak kapan dihiasi oleh sticker bintang yang menyala.

'bogisipeo' aku meletakkan lenganku menutupi mataku. Satu tetes air mataku lolos. Mengalir ke pelipisku.

******

'hei bangun' sayup-sayup kudengar suara seseorang memanggilku

'kim myungsoo' teriaknya nyaring sekali

Angel and beastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang