Chapter 20

455 69 26
                                    


'Kim myungsoo' panggilan itu membuatku menoleh mencari sumber suara

'disini' nenek tua penyihir itu sedang duduk dengan damai di kursi taman, di bawah pohon rindang

'haaah haaah haaah' aku membungkuk di depan nenek itu, mengatur nafasku

'aku senang, kau menjalani hidupmu dengan baik' katanya tersenyum tulus

'duduklah' dia menepuk kursi kosong di sampingnya lalu menyodorkan sebotol air setelah aku duduk

'kau masih menunggunya?' aku menoleh padanya

'bidadari itu?' aku menarik nafas panjang sebelum mengangguk

'kau cukup setia' katanya menyikutku jahil

'teruslah menunggu' nenek itu menyandarkan punggungnya

'mungkin keajaiban bisa terjadi saat langit sedang kacau' aku mengernyit

'kau percaya keajaiban?' tanyanya tanpa memandangku

'keajaiban itu mitos, sama halnya dengan kutukan dan bidadari' nenek itu menatapku

'kalau kau bertanya aku percaya atau tidak, maka sekarang aku percaya' dia terkekeh

'kau sudah belajar banyak' tangannya bergerak mengelus kepalaku

'ibumu pasti bangga' sambungnya membuatku ikut membalas senyumnya

'kau sudah tau siapa aku?' aku ikut menyandarkan punggungku

'aku punya teori' jawabku

'dan apa itu?' tanyanya penasaran

'mungkin kau semacam, apa yang dipercaya sebagai dewa' nenek itu terbahak mendengarnya

'kau benar-benar pintar ya' nenek itu berdiri dari duduknya lalu menatapku dalam

'sekarang, hanya kebahagiaan yang akan kau jalani' setelah mengatakan itu perlahan dia menghilang dari hadapanku seperti asap yang tertiup angin

******

Setelah pertemuan yang tak kupahami itu, aku tak pernah bertemu dengan nenek itu lagi. Semua berjalan seperti seharusnya. Tak ada yang berbeda. Normal dan biasa. Tak ada yang spesial.

'tok tok tok' ketukan di pintu itu diiringi decitan pintu terbuka, menampakkan wajah kangjoon

'daepyonim, bolehkah hari ini saya ijin untuk pulang lebih cepat?' aku mengerut

'Jam kerja bahkan belum dimulai dan kau sudah minta ijin pulang?' aku menaikkan satu alisku

'ah geuge...' dia menunduk, tak berani menjawab

'kau mau ke mana?' aku menyandarkan punggungku santai

'sebenarnya yeojachingu saya mengajak untuk menonton hujan meteor' jawabnya ragu

'hujan meteor?' kangjoon mengangguk

'ne, tadi pagi dia melihat di berita bahwa malam hari ini diperkirakan akan terjadi hujan meteor mendadak' aku kembali mengernyit

'mendadak?' tanyaku bingung

'ne, dia bilang biasanya pemberitahuan hujan meteor akan dikabarkan beberapa minggu sebelum atau bahkan sejak awal tahun karena hal seperti ini pasti sudah bisa terprediksi dari pengamatan badan antariksa' aku mengangguk membenarkan

'yeojachingumu menyukai bintang?' kangjoon mengangguk dengan senyum lebar di wajahnya

'pergilah' kedua matanya membulat

Angel and beastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang