Chapter 5

295 77 20
                                    


'kau ini tukang sihir ya?' yeoja itu merengut padaku

'sudah kubilang aku ini bidadari' rajuknya

'lalu...sayapmu? Tidak ada?' dia menghela nafas

'hilang' jawabnya lemas

'hilang?' tanyaku pura-pura bingung

'ne, sepertinya ada yang mencurinya' dia menatapku

'kau menuduhku?' teriakku kesal

'aniya, bukan begitu' elaknya merasa tidak enak

'bagaimana bisa hilang? Bukankah itu melekat di punggungmu?' dia menggeleng

'sebenarnya kami punya sejenis selendang yang bisa membantu kami terbang. Kalau selendang itu hilang maka aku tidak akan punya sayap' nadanya sendu, wajahnya pun sama

'aku tidak tau selendangku hilang kemana' aku manggut-manggut

'bagaimana bentuknya?' dia menatapku

'kau mau membantuku mencarinya?' matanya berbinar penuh harap

'boleh saja, dengan syarat tertentu' jawabku cuek kembali mengunyah makananku

'apapun akan kulakukan asal kau membantuku' dia memegang lenganku erat

'kau mau apa? Harta kekayaan? Kehormatan?' aku mendengus

'aku sudah punya semua' kataku sombong

'lalu?' dia mengernyit bingung

'kau lihat aku?' dia mengangguk

'sembuhkan aku' matanya melotot

'jadi kau seperti ini tidak sejak lahir?' teriaknya nyaring

'kau ini apa? Bagaimana bisa seperti ini?' dia membelai bulu-bulu di tanganku

'tapi ini terlihat seperti asli' gumamnya mengesalkan, kuhempaskan tangannya yang masih membelai buluku

'itu, aku dulunya seperti itu' aku menunjuk fotoku yang tergantung di dinding

'wooooah kau cukup tampan' tanpa kusadari aku tersenyum tipis mendengar pujiannya

'lalu bagaimana kau bisa menjadi....' dia menatapiku bingung

'menjadi berbulu?' sambungnya

'seorang nenek tua bilang bahwa dia mengutukku' tidak terlihat kaget dia justru hanya menganggukkan kepala

'lalu kenapa dia mengutukmu?' aku mengehendikkan bahu

'dia bilang aku terlalu sombong' dia lagi-lagi menganggukkan kepala seperti menyetujui pendapat itu

'aku bisa melihatnya sih' katanya sambil terkekeh

'lalu? Aku harus apa?' tanyanya bingung

'gunakan kekuatanmu untuk menghilangkan kutukan ini' aku menatapnya tajam

'hmmm' tangannya mengelus dagunya, berpikir

'aku rasa ini tidak akan berhasil. Kutukan seharusnya hilang kalau kau melakukan sesuatu yang disuruh oleh si pemberi kutukan' katanya tanpa menatapiku

'semacam syarat begitu' dia menyandarkan punggungnya

'jadi apa ada sesuatu yang nenek itu bilang bisa menghilangkan kutukan itu?' aku menggeleng

'kau yakin?' otakku memutar kembali kemunculan si nenek tua menyebalkan itu

'kurasa dia bilang sesuatu tentang...cinta sejati' yeoja itu langsung berdiri tegak

Angel and beastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang