Chapter 6

248 66 17
                                    


'hei' yeoja itu muncul di depan wajahku saat aku membuka pintu kamarku. Dengan cepat mataku melirik ke arah nakas, kotak kayu tempatku menyimpan selendang biru itu. Ternyata masih ada.

'sedang apa di sini?' tanyaku ketus

'jalan-jalan saja, aku merasakan sesuatu di kamar ini yang energinya sama denganku' aku menelan ludah

'mungkin juga aku salah duga' katanya menghendikkan bahu cuek

'jadi apa kau sudah menemukan selendangku?' tanyanya mengikutiku masuk ke kamar

'belum' jawabku cuek sembari melepas jas ku

'lalu kapan kau akan mencarinya?' rengeknya yang duduk di kasurku

'aku harus membuktikan kalau kutukan itu benar-benar hilang' aku mulai membuka kancing kemejaku

'kau akan tetap disini?' tanyaku, kancing kemejaku sudah lebih dari separuh terbuka

'memangnya kenapa?' tanyanya polos membuatku memutar mata malas

'terserahlah' aku kembali melanjutkan membuka kemejaku lalu kulemparkan dengan sembarang

'hei tuan, aku tidak tau namamu' tanyanya saat aku sedang melepas ikat pinggangku

'myungsoo, kim myungsoo' jawabku tanpa berbalik

'aku jiyeon' dia memperkenalkan namanya

'bidadari juga punya nama?' aku menoleh sedikit padanya

'tentu saja, kau pikir bagaimana kami memanggil satu sama lain' gerutunya dengan bibir yang manyun

'eoh...' pekikannya kembali membuatku menoleh

'sebentar' dia bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arahku. Mendadak aku merasa gugup. Seorang yeoja berjalan ke arahku yang setengah telanjang

'igeo mwoyeyo?' dia menatapi bahu belalangku

'bulu?' keningnya mengerut bingung

'eoh...ada yang lain muncul' teriaknya menunjuk bulu yang muncul di lenganku

'waeirae?' aku menjadi sama kagetnya. Tak lama tubuhku mulai merasa nyeri kembali. Bulu-bulu perak itu kembali menutupi sekujur tubuhku

'andwe' gumamku saat mendapati hampir seluruh tubuh sudah tertutupi

'andwee' aku terduduk menyembunyikan kepala di antara lenganku, nafasku tersengal. Emosiku memuncak.

'groooaaaaaaarrrr' geramku menumpahkan kekesalan

'hei myungsoo-ssi aku....'

'pergi' teriakanku menyentaknya

'kubilang pergi dari sini' kataku penuh penekanan tanpa menatapnya

'arasseo' suaranya sendu, kudengar langkah kaki telanjangnya beradu dengan lantai menciptakan nada tersendiri. Lalu dia keluar dengan pintu yang tertutup perlahan.

*****

Mataku mengerjap saat sinar matahari masuk ke dalam kamarku. Silau sekali rasanya. Kutarik nafas sepanjang mungkin. Lalu duduk untuk meregangkan tubuh. Pukul setengah tujuh pagi. Aku berjalan linglung ke arah kamar mandi. Membasuh wajahku untuk menyegarkan diri.

'mwoya' gumamku sambil meraba wajahku yang hari ini kembali menjadi mulus tanpa bulu

'apa yang terjadi sebenarnya?' aku berlari cepat membuka pintu kamar sebelah, kamarsi yeoja aneh. Kulihat dia sedang tertidur di sofa.

'hei agassi' aku mengguncang tubuhnya

'hei bangun' matanya perlahan terbuka

'uwaaaa' dia mendorong tubuhku membuat aku terpental menabrak ranjang

Angel and beastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang