Namanya Satria Davian Mahardika, anak Teknik Kendaraan Ringan. Kata orang Satria itu punya badan yang kekar penuh otot dan sama sekali gak cocok sama jurusan yang dipilihnya sekarang.
Kata orang Satria itu lebih cocok masuk ke sekolah Penerbangan yang kostumnya lebih kontras sama proporsi badannya Satria. Dibanding sama baju anak bengkel yang kotor kena cipratan oli, bau asap kendaraan hasil dari knalpot yang digerung-gerung saat praktek berlangsung.
Tujuan awal Satria selepas lulus dari Sekolah Menengah Pertama juga bukan merupakan Sekolah swasta biasa terlebih masuk kedalam jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Satria awalnya memiliki minat untuk masuk kesalah satu Sekolah Penerbangan favorite didekat kawasan rumahnya. Mengikuti jejak kakaknya yang sekarang tengah melanjutkan pendidikan di Universitas Penerbangan.
Tapi gagal begitu tahu sosok yang diam-diam Satria dambakan memilih masuk kedalam Sekolah Menengah Kejuruan biasa, yang hanya mencakup tiga jurusan saja dan membuatnya mengurungkan niat. Memilih ikut pujaan hatinya untuk menuntut ilmu disana. Mengesampingkan keinginan dan cita-citanya hanya karena sang pujaan hati.
Singkatnya, Satria hanya ingin menatap sang pujaan hati lebih lama. Menikmati setiap momen yang ada hingga dirinya bosan dan memilih pergi ketimbang mengungkapkan.
Satria jatuh cinta. Hanya menolak untuk mengungkapkan.
"Hai orang sombong."
Satria dikenal baik sebagai orang dengan perangai angkuh oleh sang pujaan hati yang notabenenya, tidak menyukai seseorang dengan hati yang keras. Membuatnya urung dan memilih memendam rasa.
"Gak usah sok kenal bisa? Risih gua dengernya."
Satria jatuh cinta, dan alasan besar mengapa dirinya menolak untuk mengungkapkan adalah akan rasa takut ketika cintanya ditolak oleh sang pujaan hati.
-End of Babasan -
Soon!