"Maneh teh gelo?" (kamu tuh gila?)
Kata Bagas didepan pintu kelas dua belas TKR, menghadang Satria yang lagi sibuk sama handphone ditangannya.
"Naon maksud?"
Satria risih, moodnya sedang dalam keadaan yang tidak bagus untuk bertatap muka dengan Bagas.
"Fabio belom makan apa-apa dari pagi, diajak kekantin gak mau cuma gara-gara tugas dari maneh belom kelar."
"Udah tanggung jawabnya dia, lu bukan anak osis jadi diem aja Gas."
Bagas mendengus. "Kalo sampe si Fabio sakit gelut sama urang Sat." kata Bagas sambil ninggalin Satria yang mengangkat pundak tidak peduli.
Satria jalan lagi, moodnya sedang tidak bagus sebab guru matematikanya mengadakan ulangan dadakan. Bukan hal sulit sebetulnya, hanya teman-teman sekelasnya jadi mencontek jawaban yang dia punya.
Satria
Tunda dulu, istirahat gua tunggu dikantin.***
Fabio menghela nafas saat mendapati pesan dari Satria, tidak mau istirahat tugasnya belum selesai dia tidak mau dimarahi Satria seperti tadi pagi. Tidak mau dianggap tidak becus lagi. Tugasnya akan selesai dan harus selesai begitu perintahnya. Maka dari itu Fabio bertekad sendiri untuk menyelesaikannya tidak peduli oleh siapapun yang memintanya untuk menghentikan dulu tugas miliknya, Fabio benar-benar tidak mau mendapat cap tidak becus lagi.
Perutnya sakit, Fabio tahu jika maagnya mulai kambuh lagi. Bagas juga sudah mengatakan jika maagnya pasti akan kambuh karena sudah dua kali dirinya telat makan.
"Perut tahan ya sampe tugas aku selesai, biar nanti om Satria gak ngamuk." kata Taehyung sambil menepuk perutnya yang mulai berdenyut nyeri.
***
Istirahat sepuluh menit lagi, Satria tahu kalo Fabio gak mungkin beranjak kekantin. Type orang seperti Fabio akan terus bekerja setelah mendapat tanggung jawab.
Satria menghela nafas, berjalan mencari apa saja yang bisa dia berikan pada Fabio. Hitung-hitung sebagai pengganjal agar rasa lapar diperut Fabio hilang sejenak, atau paling tidak mencegah agar maagnya tidak kambuh.
***
"Maneh beneran gak mau makan?" tanya Bagas pada Fabio yang masih sibuk sama laptop.
"Nanti aku makan kalo udah selesai."
"Makan dulu, perut maneh udah sakitkan?"
Fabio tertawa kemudian memukul pundak Bagas main-main. "Sok tau banget kamu Gas, perut aku sama sekali gak sakit."
"Ulah bohong, dari tadi maneh gak berhenti megangin perut."
"Emangnya aku gak boleh megangin perut?"
Bagas kesal sendiri, mangkuk plastik berisikan somay ditangannya didorong kehadapan Fabio. Percuma saja memaksa Fabio untuk makan kalau apa yang tengah dikerjakannya belum benar-benar selesai.
"Urang kekelas dulu, begitu selesai langsung dimakan."
Fabio mengangguk, bibirnya senyum gitu aja pas tangan Bagas ngacakin rambutnya.
"Semangat belajarnya!"
Ucapannya diabaikan Bagas, Fabio terkekeh Bagas itu mudah sekali merajuknya. Fabio kembali fokus pada laptop setelah denger suara ruang osis yang ditutup kembali. Jam istirahat sudah berakhir Fabio jadi gusar sendiri. Satria pasti akan datang sebentar lagi.
Telinganya dengar pintu dibuka, mungkin Bagas balik lagi. Fabio tidak tahu karena matanya fokus dihadapan laptop.
"Masih ngerjain juga?"