Sasuke melangkahkan kaki panjangnya keluar bandara, telapak tangan kirinya terangkat, mencegah sinar matahari yang menyilaukan dari atas sana. Matanya menyipit, mencari mobil bertuliskan 'taxi' yang bisa mengantarnya ke rumah barunya.
Pria yang baru menginjak usia 30 tahun pada tahun ini menghela lelah setelah mendapatkan taxi, ia menyenderkan kepalanya di sandaran kursi dalam mobil dan mengingat-ingat kejadian-jadian yang baru saja terjadi pada dirinya beberapa waktu ini. Salah satunya, istrinya ketahuan telah bermain dibelakangnya selama 2 tahun belakangan ini. Hubungan yang tidak di karuniai anak, kesibukan yang memakan waktu hampir seharian, akhirnya tidak sering bertegur sapa, menjadi alasan perselingkuhan itu. Sang istri, ralat 'mantan istri' menggugat perceraian yang tanpa basa basi ia setujui. Karena memang pada dasarnya tidak ada 'cinta' diantara mereka. Dan setelah sidang akhir di putuskan, ia memilih kembali ke kota kelahirannya, kota yang telah membesarkannya. Konoha. Kota kecil tapi tidak ketinggalan kemodernnya dengan Suna. Kota yang telah ia tinggalkan 5 tahun ini. Semoga dengan ini ia bisa kembali menata hidupnya lagi, dengan mencari pendamping baru, mungkin?
.
.
Naruto, atau yang kita kenal sebagai Uzumaki Naruto, sedang duduk menatap awan di taman pinggir kota Konoha sembari menunggu shiftnya yang akan datang 1 jam lagi. Ia bekerja sebagai pelayan di salah satu kafe terkenal di kota itu. Helaian surai kuning cerahnya bergoyang tertiup anging. Kedua bola mata shapphirenya tampak redup menatap gerakan awan di atas sana. Pikirannya berkelana, meratapi nasibnya dulu. Sesal ada di dalam hatinya, tapi pikiran tak mampu untuk berkata sesal.Naruto seharusnya bukanlah Uzumaki meskipun Ibunya seorang Uzumaki,m. Dia merupakan anak dari pasangan Namikaze-Uzumaki. Ya ia merupakan anak dari Namikaze Minato pengusaha dari Nami Group dan Uzumaki Kushina, pemilik butik Uzu yang sudah terkenal ke mancanegara.
Ia diusir, dihapuskan dari daftar keluarga Namikaze karena penyesalannya. Ia terlahir kembar, saudari kembarnya, atau lebih tepatnya kakak kembarnya, Namikaze Naruko, meninggal, di depan matanya karena terjatuh, ah, lebih tepatnya terdorong dari atas tangga karena perbuatan kakak tirinya. Uzumaki Karin. Ia dituduh telah melakukan hal itu, dengan segala fitnah dan tipu daya sang kakak tiri, dan karena orang tua yang tidak tega memenjarakan anak mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk mengusir Naruto dari mansion. Alasan pertama karena, Namikaze-Uzumaki memiliki tradisi dimana penerus keluarga adalah perempuan. Sebenarnya hanya berlaku untuk Uzumaki, tetapi karena Namikaze menikahi seorang wanita Uzumaki, jadi mereka harus megikuti tradisi tersebut. Hingga mereka lebih memperhatikan anak perempuan dan anak tiri mereka yang merupakan anak dari adik Kushina. Naruto kecil terlupakan, meski masih diberi fasilitas namun tidak dengan kasih sayang.
Hingga tragedi naas itu terjadi di depannya, Naruto berusia 15 tahun saat itu. Harusnya hari itu ia pergi merayakan ulang tahun berdua dengan sang kakak di luar. Naruto yang tidak mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya membuat ia membangun tembok untuk semua orang. Ia terbiasa diam dan jarang berkomunikasi, hingga pada saat kejadian itu ia di tuduh dan fitnah, ia tidak mampu untuk mengelak. Karena ia tau. Ia tidak memiliki arti di hadapan kedua orang tuanya. Ia bukanlah siapa-siapa. Dan dia memilih membawa beberapa lembar pakaian, dan beberapa kenangan bersama sang kakak lalu pergi meninggalkan mansion itu. Dan itu sudah 8 bulan lalu. Ia tidak memiliki uang lebih untuk melanjutkan sekolahnya, dan ia tidak minat untuk melanjutkannya. Ia sekarang hanya tinggal di sebuah flat kecil tidak layak huni. Dan harapan terbesar untuk hidupnya pada saat ini hanyalah, ia ingin berkata sejujurnya pada orang tuanya, dan agar orang tuanya bisa terlepas dari jerat iblis itu. Hanya itu.
.
.
Sasuke menatap jam tangannya sebentar, lalu dengan terburu-buru sambil menentang jas armany hitamnya ia masuk ke salah satu kafe yang dekat dengan kantornya.Hari ini ia mulai masuk bekerja di perusahaan pusatnya, kantor Uchiha Group yang ada di Konoha, selama ini yang mengurus adalah Ayahnya, dan Ayahnya sudah merasa lelah dengan hal itu dan kebetulan ia sudah kembali ke Konoha, jadilah ia yang menggantikannya.
Ia adalah anak kedua dari pasangan Uchiha, Uchiha Itachi sang kakak, lebih memilih melanjutkan karir sang ibu sebagai dokter di rumah sakit ketimbang mengurusi berkas-berkas tiada habisnya di kantor. Sementara Sasuke si bungsu yang taat dan berbakti pada orang tua mau tidak mau merelakan gelar dokternya sebagai pajangan saja dan melanjutkan bisnis sang Ayah.
Sialnya adalah, mobil yang ia minta Ayahnya antarkan dari mansion mereka belum datang, jadi mau tidak mau ia harus naik angkutan umum, dan ia kesiangan karena semalam ia membereskan apartemennya yang akhirnya membuatnya tidak sempat sarapan walau hanya segelas kopi di apartemen. Dan disinilah ia. Di hadapan sang kasir berwajah datar berambut kuning terang yang sedang menunggu pesanannya.
"Americano less sugar 1,"ucapnya setelah membaca daftar menu. Sang kasir yang tidak lain dan tidak bukan adalah Naruto hanya mengangguk dan memasukkan pesanan Sasuke pada tab di depannya, lalu menerima uang dan memberikan kembaliannya tanpa suara, setelah itu membuat pesanan Sasuke dalam diam. Hal itu tidak luput dari pandangan Sasuke.
'Bisu kah' batin Sasuke.
Naruto masih tanpa suara, meletakkan pesanan Sasuke di hadapannya, lalu kembali ke belakang tab, menatap pintu dengan tatapan kosongnya.
Tanpa pikir panjang Sasuke segera mengambil pesanannya lalu beranjak pergi. Dia terlambat jika ingat.
.
.
Naruto menatap rumah yang menjadi naungannya selama 15 tahun terakhir dengan tatapan benci, lebih tepatnya benci pada wanita berambut merah berkacamata yang sedang turun dari mobil membawa paper bag belanjaannya. Karin, siapa lagi.Dalam hati Naruto berjanji untuk menyingkirkan wanita itu dari kedua orang tuanya, tidak apa dia tidak kembali ke rumah itu, toh memang dia tidak pernah di anggap ada, tapi dia tidak bisa membiarkan kedua orang tuanya yang meskipun tidak mberikannya kasih sayang masih memberikannya tempat tinggal dan sekolah yang layak, hingga ia masih mampu hidup hingga usianya menginjak 15 tahun. Ia hanya ingin membalaskan jada kedua orang tuanya, itu saja. Anggaplah memang yang orang tuanya katakan perihal ia membunuh putri mereka adalah benar, tamparan itu masih teringat di otaknya, tapi tidak apa, memang dialah yang telah membunuh kakak cantiknya secara tidak langsung, karena ia, tidak mampu berlari untuk menggapai tangan itu, ataupun sekedar berteriak meminta tolong pada pekerja di rumahnya, ia hanya bisa diam dan menangis memeluk tubuh kakaknya yang mulai kehilangan nafasnya. Bukan ia tidak mampu, tapi ia tidak bisa, terbiasa dikucilkan dan tak dianggap membuat ia takut untuk sekedar bicara, ia bukan tuan muda yang diberikan maid pribadi seperti kakaknya, semenjak ia berusia 4 tahun ia sudah bisa melakukan segalanya sendiri, sehingga ia sungkan untuk sekedar mengeluarkan suaranya, tapi karena hal itu lah yang membuat kakaknya tidak tertolong dan ia semakin di benci.
Tidak, dia tidak membenci mereka, tidak pula marah. Hanya, mungkin inilah yang bisa kalian bilang sebagai kehilangan hati. Hingga ia sudah tidak memiliki perasaan marah, sedih, ataupun hal lainnya. Hidupnya datar. Tanpa emosi, dan memang dia dibesarkan seperti itu.
Setelah melihat wanita itu masuk kedalam rumah, Naruto melangkahkan kakinya kembali menuju flat kecilnya yang lumayan jauh. Ini memang rutinitasnya hampir setiap hari, menyempatkan diri untuk melihat keadaan orang tuanya, mampir duduk di taman sembari menunggu shift kerjanya, lalu bekerja, dan seperti itu terus. Monoton memang. Dan ia sudah terbiasa.
.
.
.
TBCDaaaaannn itulaaah ke tidak jelasan dari fanfic saya wkwkwk
Silahkan dibaca, dan kalo berkenan silahkan di berikan bintang ataupun komentar, supaya saya bisa memperbaiki ataupun menjadi yang lebih baik lagi
Sekian, terima kasiih 🥰🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel
FanfictionCerita aneh lainnya buatan Bluu.. Silahkan mampir ke lapak Bluu As always, Bluu tak pintar buat bikin summary ya, jadi silahkan saja dibaca, dan dihayati. :) Naruto dan semua character yang ada di dalam milik om Masashi, bluu hanya minjen namanya aj...