Chapter 8

5K 412 15
                                    

Siang hari, di kediaman Uchiha, 1 minggu setelah Naruto pulang dari rumah sakit, tampak Naruto yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru homeschoolingnya yang baru saja pamit pulang.

Naruto memang terbiasa langsung mengerjakan pekerjaan rumahnya agar ia bisa bermain sepuasnya saat malam, atau pergi jalan-jalan kalau Deidara atau Gaara sedang tidak ada pekerjaan. Atau mungkin kencan dengan Sasuke? Memikirkan itu Naruto jadi tersenyum-senyum sendiri.

Duh, Mikoto jadi berpikir ada yang salah dengan sugesti-sugesti yang di berikan Deidara, lihatlah, sekarang anak manisnya jadi terlihat seperti remaja labil yang sedang jatuh cinta!

Ngomong-ngomong Mikoto, Naruto saat ini sedang di rumah sendirian. Karena Mikoto dan Fugaku sedang pergi mengunjungi acara salah satu kolega mereka bersama Sasuke dari kemarin, katanya siang ini pulang. Makanya Naruto semakin semangat mengerjakan tugasnya, dia bisa kangen-kangenan sama Sasuke kan jadinya.

Tuh kan jadi aneh Naruto nya -_-, salah Deidara.

-TING TONG-

Tiba-tiba suara bel terdengar, Naruto melihat sekelilingnya, sepertinya para pelayan sedang ada pekerjaan yang mereka lakukan, jadi akhirnya Naruto memutuskan untuk pergi ke depan dan membuka pintu.

Naruto membuka pintu perlahan, lalu mengintip.

"Cari siapa...?"Suara Naruto menghilang di akhir pertanyaannya melihat siapa yang datang. Minato dan Kushina.

Minato yang sadar Naruto agak terkejut tersenyum kecil.

"Em.. Fugaku ada?"tanya Minato, dia tau, Naruto belum siap, jadi dia akan pelan-pelan. Tidak terburu-buru.

"Eh? Papa? Eng... Papa bilang akan sampai sebentar lagi..."Naruto menatap Minato, ada kehangatan terpancar disana, tapi, 'kenapa?'pertanyaan kecil yang muncul di kepala Naruto.

"Kalau begitu, boleh kami masuk dan menunggu?"tanya Minato lagi, tangannya meremat tangan Kushina yang hendak memeluk Naruto. 'Jangan bikin Naruto semakin takut.' Begitulah kira-kira yang Minato katakan lewat genggaman tangannya, sementara Kushina menunduk, menahan keinginannya.

"Em. Silahkan."Naruto membuka pintu lebih lebar agar Minato dan Kushina bisa masuk, setelahnya dia menunjukkan jalan menuju ruang tamu tempat ia sedang mengerjakan PR-nya.

"Kau sedang belajar?"tanya Minato.

"Em! Naru mau jadi dokter seperti Gaa-Nii! Jadi harus belajar!"jawab Naruto sembari duduk kembali untuk melanjutkan pekerjaannya, ingat, dia ingin bersenang-senang nanti malam. "Ah! Harus memberikan tamu suguhan!"tiba-tiba Naruto berdiri dan berlari kecil mencari para pelayan. Dia sudah tidak di bolehkan mendekati area dapur lagi tanpa Mama-nya dan Sasuke atau keluarganya yang lain. Jadi dia akan menjadi anak baik dan mematuhi larangan itu, agar tidak membahayakan dirinya. 'Kata mama nanti, ada waktunya aku bisa kembali ke dapur,'batin Naruto berusaha untuk mengingat larangan itu.

Tidak lama, Naruto kembali bersama seorang pelayan yang sudah membawa beberapa kudapan dan 2 cangkir teh.

"Tuan muda, Fugaku-sama sudah memperingati untuk membereskan meja jika ada tamu, bukan?"tanya sang pelayan.

"Eh, iya, Naru lupa"dan dengan segera, Naruto membereskan buku-bukunya yang berserakan. Fugaku memang sayang Naruto, tetapi bukan berarti memanjakannya, ada beberapa hal yang harus Naruto lakukan sendiri, contohnya seperti merapihkan perlengkapan belajarnya.

Minato dan Kushina hanya terdiam melihat Naruto yang sibuk membereskan peralatan sekolahnya. Hati mereka kembali tercubit, melihat sang anak seperti menghindari mereka.

"Na..."

"Tadaima..."

Ucapan Kushina terpotong oleh suara Fugaku, Mikoto, dan Sasuke yang baru sampai. Naruto yang mendengar itu langsung menaruh buku-bukunya di lantai, dan berlari kedepan.

FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang