Di rumah sakit, Minato sudah mendapat perawatan intensif, sementara Karin langsung di bawa menuju rumah sakit kepolisian, dan Naruto berada di UGD dengan Itachi yang sedang membalu telapak tangannya dengan perban setelah ia mendapati 25 jahitan di telapak tangannya.
Sasuke yang menemani Naruto hanya bisa diam dan terus menatap Naruto dengan ekspresi yang tidak tergambarkan. Jas yang sudah terlepas karena penuh dengan darah, meski kemeja putih didalamnya juga sedikit terkena. 'Masih banyak ternyata yang kau sembunyikan Naru'batin Sasuke.
Naruto sendiri hanya diam mengamati kakak iparnya yang sedang memperban tangannya. 'Belum. Orang itu harus lebih menderita lagi. Neraka belum boleh menerimanya sekarang.'. Oh, ternyata yang di batinkan Naruto berbeda dengan apa yang ku bayangkan :"
"Sudah selesai. Untuk beberapa hari kedepan, tangan Naru tidak boleh kena air"ucap Itachi memecah keheningan.
"Lalu, kalau seperti ini, Naru makannya bagaimana?"tanya Naruto saat melihat tangannya tertutup dengan perban dengan sempurna. Hingga ia hanya bisa menggerakkan ujung-ujung jarinya saja.
"Karena letak lukanya di tempat yang banyak gerakan, jadi Nii-chan pasangkan papan penyangga (itu apa namanya yang biasa di pakein di tangan anak-anak yang diinfus biar ga geser infusnya?) agar tangan Naruto tidak banyak bergerak dan membuka jahitannya lagi."jelas Itachi.
"Nanti, aku akan menyuapimu"ujar Sasuke menepuk kepala Naruto pelan. Mendengar itu, Naruto mengangguk semangat.
"Naruto sudah boleh pergi?"tanya Sasuke pada Itachi.
"Huum, melihat tidak ada luka serius lainnya, dia sudah boleh pulang,"
"Baiklah, Naruto, mau menjenguk Paman Minato?"tanya Sasuke. Naruto berdiam sebentar, berfikir, sebelum mengangguk pelan, menandakan ia mau. Dan mendengar itu Itachi dan Sasuke saling melempar senyum.
"Ah, jangan lupa pemeriksaan rutin Naruto besok"ingat Itachi saat Naruto dan Sasuke sudah mau meninggalkan ruangan UGD.
.
.
Naruto menghentikan langkahnya saat mereka sudah mendekati ruang Minato. Membuat Sasuke juga mau tidak mau ikut menghentikan langkahnya."Kenapa?"tanya Sasuke memegang kedua bahu Naruto. "Naru belum siap?", Naruto menatap kedua mata kelam milik Sasuke dan mengangguk pelan.
"Kalau begitu mau pulang saja?"Naruto terdiam sebentar. Kemudian mengangguk lagi.
"Baiklah"Sasuke belum ingin memaksa Naruto. Bagaimana pun juga, Naruto tetaplah bocah remaja, yang bisa terbebani mentalnya dengan segala hal yang sudah terjadi hari ini. Namun, baru membalikkan badan untuk pulang. Suara seorang wanita menghentikan gerakan mereka.
"Naru."panggilan itu membuat Naruto dan juga Sasuke kembali membalikkan tubuh mereka untuk melihat siapa yang memanggil. Ternyata itu adalah Kushina yang didampingi Mikoto disebelahnya.
"To...ah, maksudku, Minato ingin berbicara.. denganmu"ucap Kushina. Naruto memandang Mikoto yang memberi anggukan, lalu menatap Sasuke yang juga memberikan anggukan.
"Selesaikanlah semua.. agar kau bisa lebih tenang"ucap Sasuke mengelus tangan Naruto yang tidak diperban.
"Tapi.. Sasu-Nii.. temani"Sasuke tersenyum mendengar permintaan Naruto, lalu menggandeng tangan mungil itu untuk masuk ke ruang perawatan Minato.
"Naru."Minato tersenyum senang saat melihat Naruto yang memasuki ruangannya, dengan terburu ia segera bangun untuk menyambut Naruto, dan itu harus membuat ia meringis menahan sakit di lukanya yang barus saja di jahit.
"Minato, jangan terlalu banyak bergerak"tegur Fugaku, membuat Minato semakin meringis. Dan Kushina membantu Minato untuk duduk dengan menaikkan sandaran ranjang Minato.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel
FanfictionCerita aneh lainnya buatan Bluu.. Silahkan mampir ke lapak Bluu As always, Bluu tak pintar buat bikin summary ya, jadi silahkan saja dibaca, dan dihayati. :) Naruto dan semua character yang ada di dalam milik om Masashi, bluu hanya minjen namanya aj...