"Lyo gapapa," jawab Ryosuke lemah. Naluri kecilnya mengatakan untuk jangan membuat Chinen khawatir.
"Sekarang Chinen udah liat kan, sini yuk ke bawah lagi main bareng yang lain," ajak Yuya.
"Tapi Chii mau temenin Lyo,"
"Ryo masih butuh banyak istirahat, Chinen makan bareng kita aja yuk," ajak Yuya lagi.
"Kalian makan dulu ya," kata Yuya sambil menyiapkan empat piring lalu mengisinya dengan nasi goreng dan telur mata sapi. Empat anak itu makan dengan lahap tanpa protes. Bahkan Ryutaro dengan lincahnya memegang sendok dan menyuapkan nasi itu ke mulutnya, meskipun masih banyak butiran nasi yang tercecer.
Sementara itu, di dapur Daiki sibuk membuat bubur yang diberi lauk seadanya. Kecap manis dan asin, garam, micin, telur, dan suwiran ayam. Setelah jadi ia segera ke atas untuk menyuapi Ryosuke.
"Kalian makan saja dulu, biar aku yang mengurus Ryosuke," kata Daiki kepada Yabu dan Inoo. Ia tahu mereka berdua lapar dan kelelahan karena mobil mogok, jadi mereka harus berjalan kaki saat membeli makan tadi.
"Ryo, ayo makan dulu. Kak Daiki udah buatin bubur nih," kata Daiki.
"Bubul? Lyo nggak suka yang lengket-lengket. Lyo males makan,"
'Benar juga, Ryosuke kan nggak suka yang lengket kayak natto' pikir Daiki baru menyadari sesuatu.
"Tapi bubur yang ini beda. Ini enak kok, coba deh," bujuk Daiki. Ia menyuapkan sesendok bubur ke mulut Ryosuke yang kini bibirnya terlihat pucat. Padahal, Ryosuke adalah teman setianya dalam bertengkar. Tidak mengingat umur mereka yang sudah beranjak dewasa, ada saja hal sepele yang dipermasalahkan. Walaupun begitu, mereka bertengkar karena sayang. Tersadar dari lamunannya, ia kembali menyuapi Ryosuke.
Sementara di bawah,
"Tadaima," terdengar suara Hikaru.
"Okaewi. Ugah u biyin?" tanya Yabu dengan mulut penuh nasi goreng.
"Telen dulu makanan lu," jawab Hikaru geli melihat muka Yabu yang seperti ikan buntal.
"Udah lu beliin?" tanya Yabu setelah menelan makanannya.
"Belom,"
"Loh?" tanya Yabu bingung.
"Ya udah lah, gue beliin yang rasa stroberi," Hikaru tertawa melihat kegublukan Yabu. Setelah itu Ia ke atas menyerahkan botol obat itu ke Daiki.
Di atas Daiki masih sibuk menyuapi Ryosuke. Belum sampai setengahnya bubur itu habis, "Lyo kenyang, mau bobo"
"Ryo kan baru makan dikit, ayo abisin lagi. Makan yang banyak biar bisa minum obat terus sembuh," ucap Daiki sambil tersenyum. Setelah Ryosuke makan setengah mangkuk lebih sedikit, ia benar-benar tidak mau makan lagi.
Daiki mengambil sendok obat lalu membaca peraturannya. 'umur Ryosuke berapa ya' pikirnya bingung.
"Ryo, umurmu berapa?" tanya Daiki polos. Ryosuke mengangkat tiga buah jarinya.
"Daiiii obatnya dibaca aturannya, dikocok dulu jangan asal lu minumin," terdengar suara Yuya daari bawah. Mungkin ia ia takut akan terjadi tragedi es susu lagi.
"Iya gue udah tau," balas Daiki tak kalah berteriak.
Daiki menuangkan obat itu sebanyak 5 mili, sesuai aturan untuk anak tiga tahun.
"Nggak," Ryosuke menutup mulutnya.
"Kenapa? Ayo diminum dulu, biar sembuh," bujuk Daiki.
"Pait..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Parents for Hey! Say! 7 [Completed]
Fanfiction"Aku udah cakep belom Yut?" tanya Ryosuke dengan centilnya. "Nggak, kamu aneh! Kayak alien lumbai," jawab Yuto jujur. "Kamu bilang aku aneh? Kamu tuh yang nggak ngelti fesyen," "Itu namanya fesyen? Kamu dali planet mana cih?" Kelima member Hey! Say...