Chapter 3

318 24 12
                                    

Untung sejak debut mereka telah diberi mobil yang besar dengan kapasitas sepuluh orang. Inoo menyetir ditemani sebelahnya adalah Hikaru. Di belakang ada Yuya bersama Keito dan Ryutaro. Belakang lagi ada Daiki bersama Chinen dan Ryosuke, sementara di paling belakang ada Yabu dan Yuto.

Hikaru menyetel lagu-lagu Hey! Say! JUMP selama di mobil dengan harapan kelima anak kecil itu ingat bahwa mereka adalah member idol grup dan berubah tidak jadi anak kecil lagi. Sayangnya tidak terjadi apa-apa pada kelima bocah itu, mereka hanya ikut bernyanyi dan bergumam tidak jelas pada setiap lagu yang disetel.

Pada lagu Ultra Music Power mereka hanya bernyanyi-nyanyi gembira, bahkan dengan sok Ryutaro menirukan rap dari Hikaru. Yah, walaupun memang tidak jelas apa yang dirapkannya.

"Kalian tidak ingat pernah menyanyikan lagu ini?" tanya Hikaru pada kelima bocah itu. Kelimanya menggelengkan kepala.

"Kalian tidak ingat berminggu-minggu kita belajar dance untuk lagu ini?"

Lagi-lagi kelimanya hanya menggeleng.

Hikaru mencoba memperagakan gerakan pada lirik 'jumping to my dream setsunai kono kokoro de' . Tapi mobil ini tidak cukup luas untuk menari, sehingga saat tangannya diangkat ke atas dengan semangat, jemarinya terantuk atap mobil.

"Aduhhhh" rintih Hikaru. Di belakang Yuya hanya tertawa melihat tingkah Hikaru.

"Sudahlah Hika, terima saja, nanti kalau mereka normal juga ingat sendiri," kata Yuya enteng. Akhirnya Hikaru pun menghentikan aksinya sambil tetap memutar lagu-lagu Hey! Say! JUMP.

Saat lagu Mayonaka no Shadow Boy diputar, mereka ikut joget-joget gajelas layaknya denger lagu dangdut. Saat Uta Utau diputar mereka ikut bernyanyi. Tentu saja karena liriknya hanya 'uta utau'. Pada lagu slow seperti candle, mereka menggunakan botol air minum sebagai mikrofon dan pura-pura bernyanyi dengan amat menghayati. Bahkan, sang pencipta lagu candle pun tak merespon dan ikut bernyanyi dengan penuh penghayatan seperti teman kecilnya yang lain.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit dengan iringan lagu Hey! Say! JUMP, mereka pun sampai. Mereka bersepuluh keluar dengan gembira, terutama kelima bocah itu. Mereka senang sekali dan berebutan adu cepat dari parkiran ke pintu restoran, sementara kakak-kakak mereka masih sibuk mengunci mobil. Sayang, di tengah perjalanan, kaki Ryutaro tersandung aspal yang menanjak sehingga membuatnya terjatuh.

"HWEEEE..." tangis Ryutaro. Lututnya berdarah. Dengan sigap Yuya langsung menggendongnya lalu membawanya ke mobil untuk diobati. Sementara empat anak yang lain tidak sadar kalau Ryutaro jatuh dan tetap meneruskan larinya. Setelah lutut Ryutaro diberi obat merah, mereka meneruskan perjalanan dengan Yabu yang menggendong Ryutaro. Belum sampai pintu restoran, mereka mendengar suara ribut dari dalam restoran.

"Pasti mereka sudah di dalam," kata Daiki yakin.

'Teng-tong' terdengar suara lonceng ketika mereka membuka pintu restoran.

"Selamat siang, butuh meja untuk berapa orang?" tanya seorang pelayan ramah.

"Sepuluh.. ehm kami mencari empat anak ke..."

"itu mereka di sana, Yab," kata Inoo memotong ucapan Yabu sambil menunjuk ke sudut ruangan. Ada empat anak yang sepertinya masih ribut menentukan posisi duduknya. Mereka pun berjalan menuju ke sana.

"Butuh untuk sepuluh orang kan kak? Saya gabungkan dulu mejanya," tawar seorang pelayan ramah. Setelah tersedia meja dan kursi untuk sepuluh orang, pelayan itu memberikan 5 lembar menu.

"Ada yang perlu meja kursi untuk anak kecil?" tanya seorang pelayan sambil melirik Ryutaro yang masih dalam gendongan Yabu.

"Uhmm, tidak usah," jawab Yabu.

Parents for Hey! Say! 7 [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang