Chapter 10 (End)

293 27 17
                                    

“Ehm, ano... adik kalian namanya Yamada Ryosuke? Anda Yabu Kouta kan? Leader dari grup  Johnny’s yang isinya ikemen-ikemen,” tanya si dokter tiba-tiba sambil menunjuk Yabu.

“Eehh, iya saya Yabu,” jawab Yabu tergagap.

“Loh, Yamada Ryosuke kan juga temen segrup kalian kan? Dia kan si center,” tanya dokter itu makin penasaran.

“Dia anaknya kakak saya, kebetulan namanya sama-sama Yamada Ryosuke,” jawab Inoo.

“Anda Inoo Kei kan? Bukannya punyanya adik, bukan kakak?”

“Ehm, maksudnya anaknya kakaknya Yabu, soalnya saya udah dianggap anak sama orang tuanya Yabu hehe,” Inoo ketawa garing. ‘sh*t, tu dokter kepo amat sih’ pikir Inoo sebal. Padahal dari tadi ia dan Yabu sudah memakai masker.

“Ehm, kalo gitu boleh kita ke ruang empat nengokin adik kita?” tanya Yabu, berusaha pergi dari hadapan dokter itu.

“Boleh, silahkan,” jawab si dokter. Inoo dan Yabu segera pergi dari tempat itu, sebelum sang dokter tanya-tanya lagi.

Di ruang empat, terlihat Daiki yang mengantuk menunggui Ryosuke yang tertidur, sementara suster tadi sepertinya sudah pergi entah kemana. Mereka bertiga bisa melihat, meskipun suhu tubuh Ryosuke masih panas, sepertinya kondisinya sudah membaik. Tak lama Ryosuke membuka matanya.

“Lyo mau pulang,” ucapnya masih lemah kepada Daiki yang duduk di sampingnya ketika ia menyadari sedang tidak berada di rumah.

“Iya, bentar lagi Ryo pulang kok,” jawab Inoo sambil mengusap kepala Ryosuke lembut. Sebentar kemudian, Yabu keluar menemui Pak Dokter untuk membawa Ryosuke pulang dan obat-obat yang sudah dibayar.

“Makasih dok, kami pulang dulu,” pamit Daiki sambil menggendong Ryosuke.

“Sama-sama, kalo dalam tiga hari panasnya ga turun, silahkan balik ke sini lagi,” jawab si dokter.

Kemudian mereka pulang dengan jalur yang sama seperti tadi. Untung kali ini tidak ada wanita yang membuat Inoo kesal.

“Kleng-kleng, srek,” suara pintu dibuka. Hikaru dengan gembira segera turun ke bawah untuk memberitahu kondisi Yuto.

“Yab, Yab,” seru Hikaru dari balik pagar.

“Apa sih lu, belum aja gua masuk rumah,” jawa Yabu sambil sibuk membuka kunci gerbang.

“Yuto, ikutan demam, badannya panas,” beritahu Hikaru ketika mereka sudah masuk rumah. Yabu dan Inoo mengikuti Hikaru ke kamar Yuto, sementara Daiki mengurus Ryosuke ke kamarnya. Yabu dan Inoo memegang dai Yuto. Memang panas.

“Gimana nih? Masa kita kudu balik ke dokter tadi? Tambah kepo dong dia,” kata Yabu kalut.

“Kasih obat penurun panasnya sama antibiotiknya Ryosuke dulu, sapa tau manjur,” kata Inoo memberi pencerahan.

“Kok lu pinter banget hari ini Noo?” memang hari ini Yabu ada di puncak gubluknya. Dari pada mendengar ocehan ga jelas Yabu, Inoo segera ke kamar Daiki untuk meminta obat penurun panas Ryosuke.

“Dai, Ryo udah lu kasi obatnya, kan?” tanya Inoo.

“Udah, mau dikasiin ke Yuto ya?” tanya Daiki balik.

Parents for Hey! Say! 7 [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang