5. Stalker

69 13 8
                                    

Meskipun Vika merasa ada kejanggalan, namun ia mengabaikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Meskipun Vika merasa ada kejanggalan, namun ia mengabaikannya. Saat Vika melihat kembali ke arah Eric, tatapannya teralihkan oleh Kenan yang menatapnya dengan tatapan teduh. Seakan ada yang ingin Kenan bicarakan kepada Vika. Kenan menatap Vika dengan intens, membuat Vika gugup dan salah tingkah.

Tatapan Kenan berbeda dengan kedua teman Eric yang lain. Tidak seperti tatapan peringatan yang Reza dan Billy tampilkan. Sebenarnya apa yang salah dengan dirinya dan teman-temannya hingga mendapat perlakuan seperti itu.

Di sisi lain, Billy bergidik ngeri saat mendapati Dea menatapnya.

"Gila tuh cewek apa setan sih. Tatapannya bikin bulu kuduk gue berdiri aja, anjir." ujar Billy sembari mengusap-usap lengan dan tengkuknya.

"Banci banget sih lo, Bil." Reza menampol kepala Billy.

"Dia orang yang harus sering kalian awasi," ujar Eric serius. "Jangan sampai kalian lengah!"

Kenan mengepalkan tangannya dan tiba-tiba menggebrak meja membuat mereka menjadi pusat perhatian. Kemudian Kenan pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas.

"Woy, Ken! Mau ke mana lo." teriak Billy.

"Sudah lah biarin aja, dari awal emang dia yang gak setuju sama rencana gue. Selagi dia gak ganggu atau berusaha buat gagalin rencana gue, gue gak masalah."

"Oh, iya. Rencana lo mau dimulai kapan, bos?" tanya Reza.

"Hm... Liat aja nanti." jawab Eric menampilkan smirknya.

Dari kejuhan Vika sedari tadi mencuri pandang ke arah dimana Eric tempati. Saat ia akan menyantap makanannya, ia terkejut saat ada yang menggebrak meja dengan keras dan orang itu adalah Kenan. Vika memperhatikan gerak-gerik Kenan. Kenan berdiri dan melihat ke arahnya sekilas kemudian melenggang pergi.

Vika merasa penasaran, dan pada akhirnya pergi dari kantin itu untuk mengikuti Kenan dengan alasan ke toilet pada teman-temannya. Vika berjalan diam-diam berusaha tidak membunyikan langkahnya agar tidak diketahui oleh Kenan yang ternyata menuju ke halaman belakang sekolah. Namun, sesampainya di halaman belakang sekolah. Vika tidak menemukan keberadaan Kenan. Ke mana dia? Vika mengedarkan pandangannya mencari Kenan.

"Cari gue?" Vika tersentak saat ada yang berbicara tepat di belakangnya kemudian tersenyum kikuk berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

"Lo, bawa ponsel?" dengan ragu Vika mengangguk. "Boleh gue pinjem bentar?" Vika mengangguk lagi kemudian memberikan ponselnya pada Kenan.

Entah apa yang dilakukan Kenan pada ponselnya, Vika sedari tadi hanya diam membisu. Tidak lama kemudian, Kenan mengembalikan ponsel Vika dan tersenyum kepadanya.

"Lain kali ponsel lo kasih kunci atau sidik jari, ya. Biar gak sembarang orang bisa buka privasi lo," Vika menggigit bibir bawahnya kemudian menunduk. Ia benci berada di situasi gugup seperti ini.

SHINERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang